Tahun 1154
"Ergh..."
Aku bangun dari tidur ku dengan kepala yang penuh dengan beban, kemudian Aku berdiri dari kasurku, lalu berjalan keluar dari kamar. Di ruang utama Aku melihat pakaian ku bergantung di atas kursi panjang. Aku menghampirinya dan memegangnya terlebih dahulu, ternyata sudah kering setelah ku tinggal selama sehari di atas kursi panjang. Tanpa pikir lagi Aku langsung mengenakan pakaian ku. Langkah kaki kiri ku sudah menginjak di depan pintu rumah. Aku menarik nafas...
"Huhhh...hahhh..."
Aku membuka pintu rumah. Kedua mataku melihat pemandagan pohon-pohon dan matahari yang menyinari wajahku. Aku melangkahkan kedepan dan mulai berjalan menuju ke sebuah sungai. Sampai di sungai Aku melihat bayangan wajahku sendiri di sungai.
"Wajah ini...."
Ucap ku kepada diriku sendiri, kemudian Aku mendengar seseorang berkata.
"Hari yang cerah, benar kan Ronan?"
Aku memutar badanku ke belakang dan melihat seorang laki-laki memegang kapak kecil.
"Benar...dan bagaimana kamu tau dengan nama itu, penjelajah?"
Tanya ku kepada penjelajah tersebut
"Tentang itu, bisa di bilang, saya sudah mengetahui banyak tentang anda..."
Aku bertanya lagi.
"apa saja yang anda tau tentang saya?"
Penjelajah ini mendekati ku dan menjawab.
"Nama...Ronan Izzati, petarung yang tangguh dari kerajaan Gomukh, tetapi...sekarang menjadi seorang penyendiri di pegunungan-"
Aku potong perkataannya.
"Apa maumu, penjelajah?"
Dia menodongkan kapaknya ke badanku dan menjawab
"Perlihatkan bagaimana warga dari gomukh bertarung"
Aku terdiam sebentar untuk melihat kedua matanya, kemudian berkata
"Baiklah...jika itu permintaan mu, sebaiknya persiapkan diri mu"
Penjelajah tadi tersenyum setelah Aku menerima permintaanya.
"Akhirnya, saya siap kapan pun..." ucap penjelajah tersebut
Aku menarik pedang dari sarungnya yang ku gantung di pundak kanan ku sambil berkata.
"Baiklah, mulai!!"
Gerakan penjelajah ini lincah seperti macan yang ingin menerkam mangsanya, tetapi dia memiliki 1 kelemahan, yaitu jarak yang dia perlu untuk menyerang ku. Aku mengira-ngira kapan dia akan membuka sebuah kesempatan untuk menyerang ku, tidak lama dia mencoba menyerang tangan kanan ku. Terbukalah kesempatan, Aku memegang pelindung tangan di pedang dan mendorong buntut pedang ke ginjal kanannya.
"Eargh!!..."
Penjelajah tersebut merasakan kesakitan yang telah Aku buat.
Aku bertanya kepada penjelajah.
"Apakah itu cukup untuk mu?"
Penjelajah menjawab
"benar...ergh...serangan tadi benar-benar menyakitkan..."
Aku sedikit merasa bersalah karena telah menyakitinya. Seharusnya Aku menahan diri ku dalam pertarungan tadi. Aku mengulurkan tangan kanan ku ke hadapan penjelajah.
"Hehe...kamu tidak perlu...membantuku"
ucap penjelajah sambil perlahan-lahan berdiri
Aku bertanya
"Apa kamu puas dengan pertarungan tadi?"
Penjelajah menjawab
"Ohhh...sangat puas, ternyata rumor dari kerajaan asal ku benar...ohh sudah waktunya..."
Penjelajah melihat ke langit yang biru, kemudian dia melihat ke wajahku sambil berkata.
"Sepertinya saya harus pergi, senang berduel dengan anda ksatria Gomukh"
Aku menjawab
"saya juga senang"
Kemudian Aku bertanya.
"Jika tidak keberatan...bolehkah saya mengetahui kerajaan asal mu?"
Penjelajah menjawab
"Tikkar...kerajaan Tikkar..."
Setelah mendengar jawaban penjelajah, Aku berkata
"Tikkar...jauh juga dari sini..."
"Benar, tetapi saya adalah penjelajah, baik saya harus pergi, sampai bertemu lagi, Ronan si ksatria Gomukh"
Jawab penjelajah sambil melangkah kan kedua kakinya ke arah matahari. Perlahan-lahan penjelajah tadi menghilang dari pandangan ku, kemudian Aku baru sadar bahwa Aku tidak mengetahui nama penjelajah tersebut, tetapi Aku tidak perlu mengkhawatirkan itu. Dipikir lagi...pertarungan tadi membuatku mengingat masa-masa menjadi budak raja, tetapi masa itu sudah selesai...Aku tidak perlu lagi bertarung seperti dulu. Sekarang Aku tinggal sendiri dan menikmati hidup ku yang tenang ini.
Aku mengangkat kepala ku ke langit untuk melihat matahari yang akan tenggelam, namun Aku mencium sesuatu. Baunya seperti...bau darah, Aku sempat berfikir kemungkinan bau darah ikan yang lagi dimakan oleh sebuah hewan seperti beruang atau serigala, tetapi...baunya semakin tajam dan Aku melihat warna sungai yang biru tiba-tiba warnanya berubah menjadi merah. Aku bergegas untuk mengikuti bau darah ini di sungai. Aku tidak berfikir lagi untuk kembali ke rumah, Aku harus melihat apa yang membuat warna sungai ini menjadi merah seperti darah manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phantom Brogues : Invasi Pertama [End]
FantasyTahun 1152 seorang ksatria hidup sendiri di sebuah rumah dalam pegunungan Gonir. Ia menghabiskan hidupnya hanya menenangkan diri tanpa melakukan sebuah petualangan, tetapi hidupnya yang hanya menenangkan diri berubah setelah ia menemukan seorang per...