Kotak Hitam

0 0 0
                                    

Kita sudah melewati hutan Gonir, kemudian mengelilingi danau Hikmas, dan dilanjutkan dengan mendaki perbukitan Jorakh. Selama perjalanan ini tidak ada satupun hambatan, namun beberapa detik kemudian Aku mendengar hembusan nafas berulang-ulang di belakang ku. Aku memutar badanku dan melihat Marlina yang sudah kelelahan.

"Hahhh...hah..Ronan...apakah masih jauh untuk mencapai Gomukh?"

Tanya Marlina yang sedang menghirup nafas sambil menahan kedua lututnya.

Aku menjawab.

"bisa dibilang masih...hanya 1 hari lagi kita akan sampai di gerbang perbatasan daerah fulkhum..."

M : "Tunggu, gerbang perbatasan?..."

R : "Benar, setelah kita melewati gerbang Fulkhum, akan membutuhkan 1 hari lagi agar sampai di gerbang Gomukh..."

Jawabku sambil melihat pemandangan sekitar di bukit Jorakh.

Marlina berkata.

"Ya ampun...kita sudah 1 hari berjalan kaki...boleh kah kita beristirahat?"

Aku melihat Marlina dan menurunkan tas punggung ku, kemudian menjawab.

"Jika itu permintaan mu, maka kita akan beristirahat disini sekarang"

Marlina merasa lega dan berkata.

"Syukurlah...terima kasih, Ronan"

Aku menyiapkan tenda untuk beristirahat, kemudian membuat sebuah fondasi batu untuk menaro sebuah panci besi. Panci tersebut akan digunakan untuk memasak makanan kita. Fondasi batu sudah terbentuk, kemudian Aku berdiri dan melihat Marlina sambil berkata.

"Marlina, Aku akan turun dari bukit sebentar untuk mencari kayu buat di bakar"

M : "Ohh...baiklah, apakah saya boleh membantu?"

R : "Tidak...kamu disini saja dan persiapkan makanan kita untuk dimasak"

M : "Baiklah, hati-hati Ronan, dibawah bukit saya mendengar suara serigala liar"

Aku menjawab.

"Baik, Aku akan mengingatkan itu..."

Aku perlahan-lahan menurunin dari bukit dan tidak lama kemudian Aku melihat sebuah pohon yang tua.

"Baik...ini cukup unt-"

Aku berhenti perkataan ku karena mendengar sebuah hembusan nafas di belakang tubuh ku. Aku perlahan-lahan menarik pedang dari pinggul kanan ku, kemudian memutar balik tubuh ku dan melihat 4 serigala yang siap menerkam ku.

"Aku bukan santapan kalian, sebaiknya kalian pergi saja" ucap ku sambil menggantungkan pedangku di samping pinggang kanan ku kepada ke 4 serigala yang mengeluarkan liur dari mulut mereka.

Tentu saja mereka tidak paham bahasa manusia dan 1 dari mereka melompat ke arah ku. Tanpa mikir apapun Aku langsung melakukan gerakan bernama "counter force". Cara untuk melakukan gerak ini adalah mendorong kaki kiri hingga kaki kanan kedepan menekuk, di ikuti dengan mendorong tangan kanan secepat mungkin hingga menabrak perut lawan. Gerakan tersebut membuat serigala tadi terlempar ke belakang dan terseret di tanah.

3 serigala telah menyaksikan kekuatan pukulan ku, tetapi hewan yang kelaparan tidak peduli dengan keselamatan mereka. Di pikiran 3 serigala ini hanya menyantap daging yang menempel di tubuhku. Mereka langsung mencoba menerkam ku dari arah kanan, kiri dan depan. Aku menghindar ke belakang dan menarik salah satu serigala dan melemparnya ke kedua serigala tersebut. Tidak lama kemudian 4 serigala tersebut sadar bahwa yang mereka ingin menerkam adalah bukan manusia yang lemah. Tiba-tiba di dalam jiwaku berkata.

Phantom Brogues : Invasi Pertama [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang