Menghilangkan Rasa

30 15 0
                                    

Semenjak pertemuan mereka bertiga.
Haikal Sofia dan Himalaya tentunya.
Ucapan Haikal terus terngiang dipikirannya. Dia sangat mempertimbangkan dengan baik ucapan Haikal, ya sebab sarannya itu memang benar dan sepertinya langkah yang tepat.

Anak pramuka sedang berkumpul di sanggar (Gudang penyimpanan barang pramuka, tempat rapat dan segala hal tentang pramuka).
Tentu saja ada Himalaya disana.

Tapi sekarang sedang Break. Waktu istirahat 15 menit mengumpulkan tenaga dan menjernihkan pikiran sebelum kegiatan dimulai lagi.

Arjuna sedang duduk didepan ruang sanggar sambil memakan risol mayo.
Himalaya yang melihat itu berinisiatif untuk menghampirinya.

"Hai juna" Sapa Himalaya.

Arjuna yang merasa terpanggil pun segera menoleh dan tersenyum manis ke arah Himalaya, "Hai Hima"

"Kok sendirian aja Jun?"

"Anak-anak pada sholat. Kan aku non jadi disini deh"

"Oala iya"

"Kamu sendiri Him? Kok enggak sholat?'

"Lagi ada tamu bulanan Jun. Biasalah"

Arjuna mengangguk paham.

Mari berkenalan dengan sosok Arjuna ini.

Nama lengkapnya Arjuna Prasa Sadewa. Biasa dipanggil Arjuna atau Juna. Dia anak blasteran ChinDo jadi yash, agamanya Budha.

"Oh iya kata si Yesi kita breaknya 30 menit"

"Loh? Kenapa gitu Jun?"

"Jadi kita kan ada waktu break 2 kali kan biasanya? Break sholat sama break makan? Nah sekarang breaknya langsung digabung sekalian. Jadi nanti pas kegiatan ga keganggu"

"Ini khusus hari ini atau seterusnya Jun?"

"Mungkin seterusnya Him. Gatau lagi sih, nunggu info aja"

"Iya"

Hening.
Pasalnya kedua orang ini sama-sama tidak ada yang membuka obrolan.
Kalau kata orang, namanya mati topik alias convokill. Haha.

"Eh jun kamu belum makan siang kan?" Tanya Himalaya, memecah keheningan.

"Belum, kenapa?"

"Makan di kantin yuk? Aku yang traktir. Aku lihat kamu jarang ke kantin"

"Abisnya kalau kekantin aku takut makanannya nggak sehat dan aku juga nggak tau mana yang enak. Hehe"

"Aku tau. Disinu jaminan sehat 100% Jun, tenang aja. Kalau disini yang paling enak Seblaknya Pak Nanang, Nasi goreng Buk Ira"

"Seblak? Yang krupuk-krupuk itu kan?"

Himalaya mengangguk.

"Iya. Kamu pasti nggak pernah nyoba kan?"

Arjuna menggeleng, "Belum"

"Ayo kita makan seblak. Aku traktir. Tenang aja nggak bakal eneg rasanya enak banget suwer, kalau kamu coba pasti ketagihan"

"Yaudah deh ayo"

.

"Ternyata bener Him. Enak rasa seblak itu"

"Tuhkan apa kataku, enak banget ini. Kapan-kapan kamu coba masakan nasi goreng Buk Ira. Enak juga"

"Iya besok aku coba deh"

Himalaya mengangguk sambil tersenyum.

"Arjuna asik juga anaknya" Pikir Hima.

"Oh iya Him. Kamu itu yang katanya deket sama kak Kevano itu kan?"

Himalaya menggeleng.

"Nggak deket. Aku aja yang suka dia. Dia nya enggak sama sekali"

Arjuna sedikit terkejut dan heran. Tapi penasaran juga.

"Kok gitu? Aku denger kata anak-anak kamu udah berjuang banget terus katanya udah lama juga kan?"

Himalaya mengangguk, dalam batinnya berkata "Bahkan nyawa aku korbanin juga"

"Terus kamu kok bisa bilang dia nya nggak suka kamu sama sekali? Bisa aja dia suka juga kan diam-diam. Masa dia nggak luluh sama sekali sih?"

"Aku awalnya juga mikir gitu Jun. Tapi apa? Dia kayak bener-bener nggak peduli sama aku. Pernah sih dia kasih perhatian ke aku. Pernah chat juga, telfon juga. Tapi setelah itu dia ngilang lagi. Sikapnya cuek dan dingin lagi. Aku jadi nggak mau berharap lagi ke dia. Aku juga berusaha pelan-pelan untuk buang sedikit demi sedikit perasaan ku ke dia"

"Kenapa gitu"

"Nggak papa. Kayak nggak ada harapan aja, takut tersakiti"

Himalaya tersenyum, sedikit ada raut sedih di wajahnya.

Juna ikut tersenyum.

"Nggak papa Him. Jatuh cinta memang nggak mudah. Kalau capek kamu boleh berhenti"

"Iya Jun"

TBC
.
.
.
Vote?

Hai ketemu lagi <33
Anw cerita ini ku skip-skip hehe, gapapa kan? Lagian masih nyambung juga

Kalian tim mana?

Hima menyerah
atau
Hima berjuang

Loss And Regret(√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang