Saatnya

12 4 2
                                    

Waktunya aku cepetin HEHE.

.

3 Bulan sudah berlalu tapi hubungan antara Kevano dan Himalaya tentu saja tanpa arah, tanpa tujuan, dan tanpa kepastian.

Mereka hanya sekedar chat dan sesekali pergi jalan berdua.

Kalau orang jaman sekarang menyebutnya Friendzone.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, tapi Kevano belum juga menutup matanya. Dia tidak bisa tidur.
Bukan karena dia harus begadang tugas, bukan juga karena insomnia.

Tapi karena...

Ah sudahlah, nanti juga kalian akan tau.

Kevano
Beneran hari ini banget nih?

Kevano mengirim pesan pada seseorang yang tanpa menunggu waktu lama langsung dibalas oleh orang tersebut.

Gue tau lo bisa. Semangat
Hari ini saatnya. Jawab orang itu

Kevano terdengar beberapa kali menghembuskan napasnya sedikit kasar. Terdengar seperti bingung? Frustrasi? Atau, aku pun tidak tau pasti.

Kevano berjalan ke kamar mandi, mencuci muka.

Tak lama setelah itu dia keluar dari kamar mandi, dia segera bergegas pergi ke dapur. Untuk membuat segelas kopi susu.

Mungkin Kevano akan begadang, menyiapkan jiwa raganya untuk hari esok.

Ralat, hari ini. Di pagi hari nanti.

.

Saat ini tepatnya.

Kevano sudah siap dengan pakaiannya. Kaos oblong berwarna hitam dan celana selutut warna senada.

"Grogi bangsat" Umpat Kevano. Pada dirinya sendiri.

"Huh. Semoga lancar"

Kevano berjalan menuruni tangga, sambil menenteng kunci mobilnya.

"Bi, saya keluar dulu. Kalau ada tamu cari saya, bibi telpon saya ya"

"Baik, siap den"

Setelah itu Kevano langsung keluar dari rumahnya, memasuki mobilnya dan menjalankannya dengan kecepatan normal.

Ya benar. Di sepanjang perjalanannya itu jantung Kevano berdegup sangat kencang.

Flashback on

"Jadi begitu, lalu saya harus bagaimana menghadapinya?"

Psikolog itu tersenyum, lalu menepuk bahu Kevano lembut.

"Kamu merasa kamu jatuh cinta dengan dia? Dekati dia, buat dirimu se nyaman mungkin. Jika cinta kalian sama-sama tulus maka trauma mu akan hilang se iring berjalannya waktu"

"Saya tidak butuh obat?"

Psikolog itu menggeleng.

"Tidak. Kamu hanya butuh seseorang yang membuat kamu percaya bahwa yang kamu pikirkan selama ini salah"

.

"Gue harus gimana Win, Hen?"

"Ungkapin semuanya ke dia"

Flashback Off

Ya. Jadi inilah alasan atas ke gugup an Kevano.

Kevano akan mengungkapkan semuanya. Dari awal hingga akhir. Kepada ... Himalaya, tentunya.

Ya dia harap, semoga respon dari gadis ini , memuaskan.

Himalaya
Kak, aku sudah sampai.

Notif yang tiba-tiba masuk itu membuat Kevano semakin gugup dan nerveous.

TBC
.
.
.
Vote?

Maap dikit
Aku sebenernya mau bikin ala-ala flashback2 trs kayak agak plot twist tapi kayanya fail deh😂

Next part bakal fantastik, siapkan mental kalian. Anjay.

See you.

Loss And Regret(√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang