[29]Ran away

3.1K 341 7
                                    

Happy reading!
_____

Calvin berjalan tergesa-gesa mendekati Zlo. Sedangkan Laszlo dia sebisa mungkin menyembunyikan wajahnya dengan menghadap tembok dan berpura-pura membaca berkas yang ada di tangannya. Calvin menatap Zlo sejenak sepertinya dia agak familiar dengan orang yang dilihatnya. Tapi, kemudian Calvin masuk ke dalam lift, Laszlo ingin sujud syukur rasanya. Pasti kakaknya itu mendapat telepon tentang dia yang kabur dan membolos dari sekolah.

"Huft aman"Zlo mengelus dada lega.

Dia melangkahkan kakinya ke ruangan Rendi.

"Hello bro"sapa Zlo dengan riang.

"Laszlo"ucap Rendi kaget.

"Iya kangen ya udah berapa lama kita nggak ketemu? aduh"ucap Laszlo tapi seketika telinganya dijewer oleh Rendi.

"Dasar bocah kemana aja, kakak pusing tau ngurusin nih perusahaan gede sendirian"

"Ya maap kak semesta belum mendukung, lepasin napa"

Rendi melepas jewerannya sedangkan Zlo sibuk mengelus-elus telinganya yang memerah.

"Aku dateng bukannya disambut pelukan atau syukuran kek ini malah dijewer, sakit tau"gerutu Zlo.

"Dasar untung aja kakak baik hati, ganteng, rajin menabung dan tidak sombong serta idaman para wanita, eh wait kamu kabur ya pantes Calvin pas terima telpon langsung emosi"

"Nyaris tau kak tadi papasan coba bayangkan, antara hidup dan mati tuh, kakak nggak bilang ada kak Calvin dateng"

"Heh bocah mana kakak tau kamu mau kesini, emang laknat ye. Tuh kenapa muka masih kesel begitu harusnya seneng dong bisa selamat dari maut"kata Rendi heran.

"Tadi masa ada dua pegawai cewek yang ghibahin aku kak, masa mereka kata aku tua, gendut jelek kan anjir"

"Hahahaha, sabar"

"Kalo aku dibilang tua terus kakak apa dong?"

Tawa Rendi langsung berhenti dan mukanya menjadi datar. Enak saja ini bocah udah bolos kerja terus dateng-dateng malah ngejek dia yang udah sangat bekerja keras.

"Woles kak, gimana perkembangan kantor terutama produk baru kita yang baru launching apatuh namanya lupa?"tanya Zlo.

"Ya tuhan sabarkanlah hamba menghadapi bocah yang menyebalkan ini"ucap Rendi miris, bahkan Zlo lupa apa nama produknya padahal dia sendiri yang membuatnya.

"Mending kamu periksa, jangan-jangan kamu amnesia lagi atau udah pikun"ujar Rendi, siapa tau kan lama tidak bertemu Laszlo jadi seperti itu.

"Enak aja"protes Zlo kesal.

"Certain namanya astaga aplikasi pengaman perangkat komputer dengan keamanan tinggi dan nggak bakal bisa ada yang hack"jelas Rendi.

Oh iya Zlo ingat, produknya bentuknya aplikasi yang bisa digunakan secara gratis oleh masyarakat luas, tentunya dengan fitur-fitur tertentu. Jika ingin memiliki semua akses yang tersedia dalam aplikasi itu tentunya harus melakukan pembayaran. Gimana Laszlo keren kan nggak kalah kan sama Nam dosan dan Han ji pyeong?

"Oh iya itu"

"Perkembangannya naik signifikan dan banyak perusahaan lain yang juga ingin bekerja sama bahkan membeli saham di aplikasi software kita kali ini"

"Bagus, kalau perkembangan perusahaan?"

"Nih cek sendiri" Rendi memberi Zlo laptopnya agar bocah itu bisa leluasa melihat sendiri, capek dia bacot terus dari tadi.

LASZLO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang