0.8

50 18 13
                                    

Happy reading 😊

"Menurut lo, kenapa Will lebih milih bunuh diri padahal Lou udah berkali-kali ngeyakini kalo dia cinta sama Will?" Tanya Jaden pada Leya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Menurut lo, kenapa Will lebih milih bunuh diri padahal Lou udah berkali-kali ngeyakini kalo dia cinta sama Will?" Tanya Jaden pada Leya.

"Karena percuma kalo lo bilang sayang, cinta, kalo gak dibarengin sama action."

"Tapi dengan cara Lou ngerawat Will itu udah nunjukin kalo dia beneran sayang," sanggah cowok itu sekali lagi.

"Pada dasarnya Lou ngelakuin itu tuh, karena emang udah tuntutan pekerjaannya." Jawabnya. Sebenarnya Aleya juga tidak mengerti kenapa film yang mereka tonton tadi berakhir dengan sangat menyedihkan.

"Lagi pula percuma kalo lo bilang sayang ke orang yang bahkan enggak sayang dirinya sendiri. Sama hidupnya aja gak sayang, gimana ke orang lain?"

Iya, menurut Leya tindakan Si tokoh utama pria di film berjudul 'Me Before You' itu sangat egois. Karena bukan hanya Will saja, orang-orang yang menyayanginya juga ikut merasa sakit.

"Tapi kalo gue jadi Will, mungkin bakal ngambil tindakan yang sama," celoteh Jaden. Belum ingin mengakhiti topik.

"Seputus asa itu?"

"Ya bayangin aja, lo di nyatakan cacat seumur hidup, ditinggal pacar yang malah nikahin sahabat lo sendiri. Udah berjuang mati-matian, tapi tetep aja semesta gak ngizinin buat bahagia."

Leya tersenyum, menatap cowok itu yang masih melihat lurus kedepan. Kearah bianglala yang tampak indah ketika malam, dengan warna-warni lampu menghiasi.

"Maka dari itu semesta udah ngirim Lou buat Will, tapi dia tetep kekeuh sama pendiriannya buat hilang dari dunia." Leya berujar dengan geli. Pasalnya Jaden seperti tidak bisa move on padahal mereka sudah selesai menonton tiga jam yang lalu.

Menghembuskan napas, Leya kembali menatap kedepan. Cuacanya bagus. Sayang dia tidak berada disini bersama Jian. Sedang apa kira-kira dia sekarang? Apakah Jian mengkhawatirkan Leya? Kenapa cowok itu belum mengiriminya pesan?

"Btari selalu pengen naik bianglala, tapi gak pernah gue kabulin." Karena Jaden terlalu sibuk dengan sekolah, dan pekerjaan part time-nya.

"Ah, Btari. Gue kangen sama dia. Besok lo senggang gak? Gue mau ketemu adek lo juga tante." Ujar Leya dengan santai.

Tapi tidak untuk Jaden. Ada debaran di dadanya. Jika di ingat-ingat, sudah lama dia tidak merasa seperti ini. Jadi apakah benar apa yang dikatakan oleh Jae dan Juna tempo hari lalu? Jika memang benar inilah tandanya, maka Sepertinya Jaden sudah gila.









[ ]

Terima kasih sudah membaca.
Jika berkenan silahkan vote dan komen.

The Only Exception | YOSHINORITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang