ℍ𝕒𝕡𝕡𝕪 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕚𝕟𝕘 ♥️
Meja sarapan pagi itu terlihat sepi, hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang beradu. Sepertinya, mereka enggan untuk sekedar membuka topik obrolan.
Sampai ketika suara langkah kaki tergesa milik bi Ina memecahkan keheningan yang mereka buat.
Terusik dengan bising yang dibuat, Opa langsung menghentikan langkah wanita berusia setengah abad itu.
"Anak itu belum bangun?"
"Sudah tuan, ini saya ingin mengambil sarapan untuk tuan muda,"
Andi yang sedang sarapan disana merasa terganggu dengan ucapan pengasuh itu, lantas saja ia menyeletuk.
"Cih, manja banget sih, kenapa gak kesini aja coba,"
"Den Nev masih terlalu canggung tuan, apalagi semalam den Nev membuat nona Anne marah" bi Ina membalas celetukan dari tuan mudanya, merasa tidak terima Nevan dihakimi seperti tadi.
Sontak saja Andi melirik ibunya, Anne yang terlihat tenang sedari tadi.
"Yasudah, biarkan dia seperti itu,"
"Baik tuan, saya permisi dulu,"
Sesudah bi Ina pergi dari hadapan mereka, Andi yang merasa tidak terima keputusan Opanya pun mendumel. Entah mengapa segala sesuatu tentang anak haram itu membuat moodnya hancur.
"Seharusnya Opa biarin aja anak itu kelaparan, dia bukan tuan rumah ini yang apa-apa harus selalu diantarkan,"
"Tutup mulutmu, cepat habiskan sarapan dan berangkat," jawab Opa yang sudah pusing tentang masalah di perusahaannya ditambah dumelan Andi yang tidak penting.
Remaja itu pun segera menghabiskan makanannya dengan cepat sambil memasang muka menahan emosi. Opa yang melihatnya hanya acuh melanjutkan membaca berbagai dokumen di tabletnya.
Dirasa sarapannya habis, Andi terburu berdiri dan menyematkan tas.
"Selalu saja membela anak buta itu! Sebenernya Andi cucu Opa atau bukan?!" bentaknya marah, dan langsung pergi begitu saja.
"ANDI!"
Sudah habis kesabarannya, membiarkan cucunya itu berbuat seenaknya dan mengganggu waktu sarapan.
"Sudah Pah, anak itu masih remaja jadi wajar tempramennya masih terlalu keras," bela Anne-ibu Andi, bermaksud menenangkan sang papa yang terlihat emosi.
"Iya, dia sama saja dengan kamu, selalu marah-marah tidak jelas"
"Maksud papah apa?" tanya Anne merasa bingung kepada sang papa yang tiba-tiba marah kepadanya.
Sementara dia sedari tadi hanya diam mendengarkan pertengkaran anaknya dan papa. Dia merasa tidak melakukan kesalahan apapun.
"Kemarin malam kamu membentak dan memukul anak itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Halcyon [On Hold]
FanfictionTentang seorang bocah buta yang mengalami bagian kelam dunia. Hanya kepada satu orang ia bertopang, yaitu Nathan sang sepupu. Namanya Nevan, sudah sedari kecil ia mendambakan hidup yang damai. Namun hingga sekarang ia masih harus menemukan hal itu...