ℍ𝕒𝕡𝕡𝕪 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕚𝕟𝕘 ♥️
Di dalam kamar yang terbilang luas, terdapat dua orang yang tengah berusaha menaikkan suasana hati seorang bocah.
Nathan dan Hassan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan tawa tulus dari Nevan. Namun, anak itu terus saja tertawa dengan air muka yang terlihat dipaksakan, agaknya Nevan masih terlalu larut dengan kejadian lalu.
Nathan pun memutuskan untuk sekedar mengambil minuman di dapur. Ia menitipkan sebentar Nevan dengan sahabatnya. Hassan yang sedang bermain permainan tebak kata di ponsel bersama Nevan pun mau-mau saja.
Kemudian pemuda berlesung pipit itu keluar dari sana dengan menutup pintu pelan lalu menuruni tangga. Terlihat dari atas, Oma yang masih membaca isi dokumen pekerjaan sembari menyeruput kopinya di ruang keluarga.
Memang untuk ukuran seorang wanita tua, Omanya ini termasuk tangguh. Dalam usianya yang sudah termakan umur, wanita itu masih berbadan bugar tak jarang juga, Omanya kerap merokok hanya untuk penghilang stres.
Nathan memilih acuh dan segera membuat minuman untuknya dan Hassan. Memang sahabatnya yang satu itu sangat merepotkan. Kenapa juga dia tak membeli sekalian minuman di minimarket tadi?
Sedang seriusnya ia membuat kopi dingin dan coklat panas, tanpa disadari Oma memeluknya dari belakang. Nathan tentu saja terkejut saat ia mendapati tangan yang sudah termakan usia itu memegang erat pinggangnya. Sontak saja ia menepisnya dengan kasar dan reflek membalikkan badan.
“Oma apa-apaan sih?!” bentak Nathan.
Di depannya, wanita itu merengutkan wajahnya seraya kembali memaksa untuk memeluk pemuda di depannya.“Oma! Lepas!” Nathan berusaha keras melepas paksa pelukan itu. Entah mengapa jika sudah seperti ini, ia kembali mengingat kejadian dahulu.
Dengan kekuatan Nathan yang sudah melebihi wanita itu, alhasil eratan di pinggangnya terlepas dan dirinya sesegera mungkin menjauh.
Sementara di sana, Oma tersenyum senang menatap si cucu yang mulai perlahan berbeda dari ia yang dulu.
“Kenapa Nath? Kamu sudah tidak suka dengan pelukan Oma?”
“Nath gak suka dan gak akan pernah suka! Sebaiknya Oma menghindar, aku bukan bocah yang bodoh lagi,”
Mendengar perkataan dari si cucu, lantas wanita tua itu memasang wajah bak orang yang tersakiti.
Dengan menutup mulut dan memberikan gestur seperti menahan tangis, Oma mendekat perlahan ke arah Nathan.
“Benar kamu sudah tidak suka dengan kehangatan Oma? Tega sekali,”
Nathan semakin menjauhkan diri dari wanita tua itu kemudian dengan cepat menyambar kedua gelasnya dan pergi dari dapur.
Meninggalkan Oma yang tersenyum miring mendapati si cucu yang sudah terlihat memberontak. Cucu tirinya yang polos tumbuh menjadi pemuda yang sangat tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halcyon [On Hold]
Hayran KurguTentang seorang bocah buta yang mengalami bagian kelam dunia. Hanya kepada satu orang ia bertopang, yaitu Nathan sang sepupu. Namanya Nevan, sudah sedari kecil ia mendambakan hidup yang damai. Namun hingga sekarang ia masih harus menemukan hal itu...