2. Dunia yang Gelap

621 85 6
                                    

ℍ𝕒𝕡𝕡𝕪 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕚𝕟𝕘 ♥️










Malam ini begitu tenang, Nathan yang sedang berada di tepi kolam renang, memasukkan sedikit kakinya ke dalam kolam sambil mendengarkan lofi di laptopnya.


Melepas penat di kedua bahunya setelah menyelesaikan berbagai tugas dari dosen. Memang, tepi kolam renang adalah tempat yang pas untuk melepas berbagai beban yang datang. Tempat ini adalah salah satu tempat favoritnya.


Namun sayang, malamnya yang tenang harus terusik ketika dia mendengar suara pecahan kaca dan pekikan memaki.


Segera saja dia menghampiri asal suara itu dan menemukan sang tante yang memarahi Nevan. Bocah itu hanya diam disana dengan tangan yang gemetar.


"Kamu kalau sudah tau buta, harusnya diam saja bisa tidak sih?! Jangan buat orang tambah repot sama kecacatanmu itu!" maki tantenya kepada anak itu.


Nevan yang sedang dimarahi, berjongkok menutupi kedua telinganya. Seketika kejadian yang ia alami dulu seakan memenuhi kepalanya dan
memaksa ia untuk mengingat kembali.


"Tante Anne!" panggil Nathan mendekati tante dan sepupunya.


"Tante bisa tidak jangan meneriakinya? Jaga ucapan tante," ucapnya membela bocah itu. Berjongkok, memeluk bocah itu dan menenangkannya.

"Kalau saja dia tidak tiba-tiba muncul dan menginjak kaki tante pake tongkatnya itu tante tidak akan kaget, untung saja hape tante tidak ikut jatuh," serunya membela diri, menatap sinis ke Nevan.

Nathan yang mendengar itu seketika emosi dan berdiri bermaksud melawan apa kata tantenya itu. Apa tante Anne tidak melihat kalau anak itu buta? Dan dia berani-beraninya menyalahkan orang padahal itu kesalahannya sendiri. Memikirkannya saja membuat ia naik pitam.

"Itu salah tante! Kalau tau Nevan buta seharusnya tante yang masih bisa melihat, perhatikan jalan tante, dia ga salah disini. Tante yang salah!" ucapnya dengan nada penekanan.

"Kamu mulai ngelawan Nath! Sejak si buta itu dateng kamu mulai begini, mau kamu saya kasih tau papimu?!" teriak tantenya sambil menunjuk-nunjuk Nevan.

Mendengar keributan yang diciptakan dari Nathan dan Anne beberapa pekerja disana langsung melihat apa yang terjadi.

Nevan terkejut mendengar ucapan dari tantenya, ketika dia tahu di depannya kaki Nathan ia langsung meremat celana panjang Nathan pelan. Memintanya untuk segera menyudahi pertengkaran.

Nathan yang menyadari itu, langsung bersimpuh menghadap Nevan " Kenapa Nev? Ada yang luka?" tanyanya sambil memeriksa tubuh bocah itu jikalau ada luka. Tak lama, Nathan mendapati darah di bekas tapakan kaki anak itu.

"Nev, kakimu ada yang luka biar aku liat sini!" ucapnya sambil berusaha membantu sepupunya untuk berdiri.

"Cih, bisanya cuman nyusahin aja,"

Tante Anne yang melihat mereka hanya berlalu begitu saja karena sudah muak akan sifat keponakannya itu. Nevan, anak itu tidak pantas diperlakukan baik di rumah ini.

Nevan hanya terdiam duduk memegangi telapak kaki kanannya.

"Hey! Jangan dipegang Nev, nanti belingnya makin masuk kedalam," tegur sepupunya itu, ia langsung memanggil Bi Ina untuk membawakan beberapa obat buat Nevan.

Pantas saja Nevan merasa aneh dengan kakinya, bagaimana bisa beling itu menancap telapak kakinya padahal dia tadi sudah menjauhi suara pecahan itu.

Halcyon [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang