6. Butuh Waktu Sendiri

326 64 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ℍ𝕒𝕡𝕡𝕪 ℝ𝕖𝕒𝕕𝕚𝕟𝕘 ♥️

"Nevan! Tunggu sebentar disitu ya dek, kakak bakal buka pintunya,"

Sahutan dari arah luar tak dihiraukan oleh sang empunya nama, dirinya sibuk menahan tangis. Nevan semakin menenggelamkan kepalanya di antara kaki yang ditekuk.

Sementara Nathan terlihat panik di ambang pintu gudang. Wajahnya juga tidak bisa dibilang baik-baik saja. Terdapat sobekan di ujung bibir hasil memberontak tadi.

Ini pertama kalinya ia mendapati sang Opa yang menghukum Nevan sampai sebegininya.

Opa biasanya hanya membentak dan memaki anak itu. Tak sampai bertindak kasar seperti tadi. Entah apa yang merasuki sang Opa.

Setelah ia mengucapkan beberapa kalimat penenang untuk bocah itu, ia segera melangkahkan kakinya menuju ruang kebesaran kakeknya.

Brak

"Mana kuncinya?!"

Suara pintu yang terbuka dengan kasar dan pekikan yang keras mengagetkan seorang pria tua yang tengah menatap pemandangan di luar. Dirinya segera membalikkan badan dan menatap bengis ke arah si cucu.

"Dimana kuncinya Opa? Biar aku yang bawa dia ke kamarnya,"

"Bisa tidak kamu tenang sedikit? Opa gak akan begitu jika anak itu tidak melanggar aturan!"

"Dia gak salah! Nathan yang ajak dia keluar!"

Pria itu menggertakkan rahangnya kuat, sudah berapa kali hari ini ia dibuat marah?

Dirinya sudah cukup pusing dengan masalah yang ditimpanya ditambah dengan cucu di hadapannya yang sudah membangkang.

"Jangan bikin saya marah Nathan! Pergi ke kamarmu,"

Bukannya menuruti perintah dari Opa, pemuda itu dengan langkah lebar mendekatinya.

"Dimana kuncinya?! Nathan gak akan pergi dari sini sebelum Opa kasih kuncinya,"

"Kemarin saya dengar anak itu terkunci di gudang dan kamu bisa membuka pintunya tanpa kunci. Kenapa tidak mencobanya sekarang?" ucapnya seraya tersenyum miring.

"Pintu itu beda Opa, Nath gak akan sanggup dobrak. Jadi mohon, maafin dia, dia gak salah, Nath yang salah. Seharusnya Opa hukum Nath,"

Tatapan mata Nathan menyiratkan permohonan yang mendalam. Akan tetapi, itu tidak akan menghancurkan benteng yang dibuat kuat oleh ego sang Opa.

"Saya tidak tahu dimana kuncinya, biar besok dicari,"

"Opa!" gertaknya tak sadar.

"Sudah berani kamu menggertak saya? Mau saya balikkan lagi ke rumahmu?!"

Nathan kemudian terdiam kaku mendengar ancaman dari pria tua di hadapannya.

"Sebelum habis kemarahan saya, cepat pergi ke kamarmu!"

Halcyon [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang