Chapter 19 (It's Over? No)

394 17 0
                                    

Esoknya setelah sarapan, mereka berkumpul bersama di ruang keluarga. Canda gurau membuat suasana menjadi semakin hangat.
“Kalian tau nggak?” tanya Varrel
“Apa?”
“Si David pernah masak mie....”
“Kok gue?” sela David
“Lagian apa salahnya kalo gue masak mie?” lanjutnya
“Lo masak mie nggak salah, yang salah kenapa Lo buang mie-nya ke tong sampah” ucap Varrel
“Lah goblok, wkwkwkwk” tawa Eric
“Oh gue inget” ucap Raena tiba-tiba
“Kejadian itu. Sebenarnya sih nggak Cuma itu, masih ada banyak cerita semacam itu. Salah satunya waktu David masak telor. Telornya dia buang, terus kulitnya dia masak” ucap Raena
“Hahahaha” tawa semua orang yang membuat wajah David memerah
“Si Raena sa ae” ucap Eric
“Tapi gue juga punya cerita aib kalian semua, mau gue cerita in?” ucap Raena
Seketika semua langsung terdiam dan dengan panik mereka langsung menyuruh Raena diam.
“Raena bahaya juga” ucap Steven
“Bukannya dari dulu ya” ucap Elisha
“Oh iya” ucap Steven
“Rae” panggil Daddy
Merasa terpanggil, Raena menolehkan kepalanya kearah Daddy.
“Kamu yakin mau nikah minggu depan?” tanya Daddy ragu
“Ya, aku yakin” ucap Raena
“Lagi pula ini sudah direncanakan dari dulu dan juga Mama, Papa, Ayah sama Bunda juga udah setuju” lanjutnya
“Hmm, Daddy sama Mommy percaya kamu” ucap Mommy
“Eh btw, kalian setelah lulus SMA mau ngapain?” Tanya Reyza
“Mau lanjut kuliah” ucap Elisha
“Lah bukannya Lo udah lulus kuliah S2?” heran Leo
“Lho, ini beda. Kalo yang kemarin kan jurusan bisnis, nah yang ini jurusan Seni” ucap Elisha
“Gue juga mau kuliah” ucap Rayhan
“Hmm, keknya kita semua bakal kuliah” ucap Jessica
“Ho'oh” angguk Leo dkk.
“Udah nentuin kuliah dimana ?” tanya Raena
“Blom, ada rekomendasi nggak?” tanya Jennifer
“How about Phoenix University?” saran Calvin
“Oh, itu bagus” setuju Raena
Raena lalu mengambil laptopnya dan menyambungkan laptopnya ke televisi.
“Nah ini Phoenix University” ucap Raena
“Woah”
Semua orang terkagum-kagum melihat gambaran Phoenix University.
“Universitas dan jurusannya sudah terakreditasi A semua. Fasilitasnya juga lengkap, ada perpustakaan, kantin, tempat nongkrong, dll. Mereka bahkan memiliki mall, hotel, rumah sakit, restoran, dll. dengan cabang dimana-mana. Semua itu disediakan untuk para mahasiswa/i agar lebih mudah dalam mencari pekerjaan” jelas Raena
“Tapi aku baru mengetahui ada universitas sebagus ini” ucap Eric
“Universitas ini memang kurang dikenal oleh orang awam, tapi univ ini akan sangat terkenal bila kalian sudah memasuki dunia perkuliahan” ucap Raena
“Tapi Elisha, Jessica, Jennifer, dan Stephanie terlihat seperti tidak tahu-menahu soal universitas ini” ucap Leo
“Kami hanya mendengar berita simpang-siur tentang univ ini. Kau tau kan, kita sangat sibuk dengan tugas dan bekerja” jelas Stephanie
“Lantas bagaimana kau mengetahui universitas ini sedetail itu?” bingung Steven
“Aku pernah kuliah disini” jawab Raena
“Tidak hanya aku saja sih. Carren dan Calvin juga pernah kuliah di sana” ucap Raena
“Bukannya kau saat itu masih berpisah dengan Calvin” bingung Leo
“Ah, kita berbeda jurusan. Aku mengetahui dia berkuliah di sana saat lulus. Namanya tercatat dalam daftar mahasiswa terbaik. Saat mengetahui itu aku langsung mencarinya tapi dia pandai sekali bersembunyi” ucap Raena
“Ya kurasa kita semua akan berkuliah di sana” ucap Varrel
“Ok, nanti aku daftarkan. Btw, kalian sudah berkemas?” ucap Raena mengalihkan perhatian
“Sudah” jawab mereka serempak
“Bagus” ucap Raena
“Memangnya kenapa?” tanya Jennifer
“Agar nanti kita nggak buru-buru, kan nanti malam kita pulang” jawab Raena
“Nanti malam? Bukannya besok?” tanya Jessica
“Yeah, entah kenapa aku merasa kita harus pulang nanti malam” ucap Raena
“Sebaiknya kalian siapkan diri kalian” suruh Raena
“Baik” ucap mereka serempak
“Para orang tua sebaiknya tetap berada disini” ujar Raena
“Lho kenapa?” bingung Mom
“Semua pasti ada alasannya, Stella. Dan juga semua alasan itu dapat diungkapkan” ucap Papa sambil menatap Raena
Raena tersenyum mendengar ucapan bijak papanya.

Drrtt....
Drttt...

“Sebentar” ucap Raena
“Siapa?” tanya Carren
“Bryan” jawab Raena singkat
Raena lalu berjalan menjauh untuk mengangkat panggilan dari Bryan.
(Biasa = Raena, miring = Bryan, bold = Raena & Bryan)
“Ada apa?”
“Oh ayolah Raena, Lo mah nggak asik. Basa-basi dulu kek”
“Hmmm”
“.......”
“Oke, jadi gini.....gue dapet pesan. Dia bakalan nyerang kita”
“...... Aku tahu”
“Sudah kuduga, pasti dia mengirimimu pesan dulu.  Jadi kita harus bagaimana?”
“Kita adakan rapat”
“Baik. Saat kau sampai, kita akan rapat”
“Firasatku buruk”
“Aku tahu, aku juga merasakannya”
“........”
“Rae, tiba-tiba  gue ngerasa kalo kita harus mempercepat rapatnya”
“Sekitaran 1 atau 2 jam gue sama yang lain bakal sampai situ”
“Gue bakalan siap in semua keperluannya”
“Hmmm”

Journey of Raena (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang