Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Pagi itu, Jennie keluar dari kamarnya dengan segelas susu coklat, dan satu buah pisang. Ia pun duduk di sisi seorang gadis yang tengah memoles kuku kakinya dengan cat warna.
"Ah. Omong-omong, kemarin ada sedikit hal luar biasa.."
"What?" sahut Lisa cepat.
Jennie pun menceritakan kejadian yang terjadi di ruang konsultasinya kemarin pagi. Ia menceritakan bagaimana ia ditawari untuk menjadi Psikiater pribadi dengan kasus khusus.
"Tapi aku menolaknya.." ucap Jennie saat mengakhiri penjelasannya.
"OW SHIT! REALLY? 18 JUTA WON SETIAP BULAN??? PLUS SEMUA FASILITAS YANG BEBAS KAU NIKMATI SETIAP HARINYA?? DAN KAU MENOLAKNYA??"
Ah jika kau belum tahu, gadis di samping Jennie adalah Lalisa Park, sahabat semasa kuliah Jennie. Mahasiswi Kedokteran Konkuk University, tapi mengambil keprofesian yang berbeda dengan Jennie. Jennie memilih kejiwaan, sementara Lalisa memilih spesialisasi kulit dan kelamin. Impian Lisa adalah memiliki klinik kecantikan dan operasi plastik terkenal di Korea Selatan.
"Lalisa.." Jennie merotasikan bola matanya, "Itu tidak ada apa-apanya dibanding pekerjaan yang aku lakukan! Aku harus menghadapi seorang monster.." ucap Jennie seraya memakan pisangnya.
"JENNIE! Kau tidak boleh menyebut seorang manusia sebagai monster!"
"Kau tidak mengerti! Sudah empat psikiater yang mengundurkan diri karna tidak sanggup menyembuhkannya! Lalu apa yang nyonya itu harapkan dariku?"
"Maybe.. love? Caring? Intimaterelationship?"
"You are sick!" decih Jennie kesal.
"J! Begitu kan, caramu menyembuhkan pasienmu? Dengan ketulusan, dengan pendekatan?"
"But that's not love.. idiot.."
"Begini saja. Ayo ingat sisi positifnya. Kau tidak perlu duduk di ruang konsultasi dari pukul 8 hingga 5 sore hanya untuk mendengarkan cerita cerita gila dari pasienmu. Kau tidak perlu makan ramyun atau kimbap di akhir bulan, atau menunggak uang sewa. Kau bahkan bisa mengirim uang untuk eomma mu dan membelikannya baju bagus! Right?"
"Stop it." Jennie pun bangkit dari duduknya, lalu membuang sampah kulit pisang nya ke dapur.
"J, please..." Lalisa masih mencoba membujuk Jennie.
"Sudahlah. Seharusnya aku tidak bercerita padamu."
"Kau bahkan bisa membeli mobil dalam waktu tiga bulan..." bisik Lalisa masih bersemangat.
"Ada mobil Taeyong yang bisa mengantar kita kemana pun. Atau mobil Jaehyun."
"J! Ini milikmu sendiri! Kita bahkan bisa pergi ke Hawaii atau Maldives! Bukankah itu keinginan terbesarmu? Uang itu cukup untuk banyak hal yang kau perlukan!"