7 - Not Yet

21 7 0
                                    

Karina tak mungkin menetap di Maastricht. Gadis itu punya kehidupannya sendiri, begitu juga dengan Seunghun. Mereka berdua hanyalah sepasang manusia yang dipertemukan takdir untuk sementara waktu.

Sejujurnya lelaki itu masih bimbang dengan perasaannya sendiri. Di sebuah fase kehidupan tertentu, seseorang yang tak pernah kau duga sebelumnya bisa saja muncul dan mengguncang duniamu, seperti yang dirasakan Seunghun terhadap kemunculan Karina.

Pemuda itu berusaha keras untuk tetap berpikir jernih. Bisa saja hatinya hanya mempermainkan semacam trik terhadap dirinya sendiri. 

"Kim Seunghun, bedakan mana penasaran dengan yang benar-benar jatuh cinta." batinnya.

Sangat tidak masuk akal untuk menaruh hati pada seseorang yang baru saja kau temui. Ini belum genap seminggu sejak pertama kali ia bertemu dengan Karina, namun mengapa ia sudah menyimpan rasa terhadap gadis tersebut?

***

Keesokan harinya, Seunghun menjalani hari-harinya seperti biasa. Hyunsuk sempat menggodanya semalam, namun hal tersebut tak berlangsung lama. Adiknya lebih memilih untuk melakukan hal lain seperti bermain bersama anjing peliharaan mereka, Noku, atau menonton siaran favoritnya di televisi.

Hari ini merupakan giliran Seunghun untuk bekerja di restoran. Sejak pagi, ia turut membantu kedua orang tuanya menyiapkan berbagai bahan makanan dan minuman untuk disajikan nanti.

Tak terkecuali dengan Hyunsuk, pemuda itu ikut merapihkan taplak beserta letak meja dan kursi di bagian dalam dan luar restoran. Walau hari ini ia absen bekerja, bukan berarti dirinya sama sekali tak turun tangan.

Tak lama kemudian, satu per satu pekerja mulai berdatangan. Seunghun dan Hyunsuk menyambut mereka semua dengan ramah.

"Kak, jangan murung seperti itu." bisik Hyunsuk sembari menyenggol tubuh Seunghun pelan.

Ia menyadari perilaku sang kakak yang lebih banyak diam dan tidak secerewet biasanya. Seunghun pun tersenyum tipis menanggapi perkataan pemuda berambut pirang itu.

"Tidak biasanya kau seperti ini. Ada apa?" Hyunsuk kembali bertanya sembari mengganti bunga di dalam vas dengan yang baru.

Seunghun menggelengkan kepalanya. "Tak ada apa-apa. Aku baik-baik saja."

Jelas sekali jika lelaki itu berbohong. Hyunsuk bisa mengetahuinya hanya dari nada bicara serta gerak-geriknya sekarang.

Intonasi yang rendah serta sikapnya yang cenderung menghindari tatapan Hyunsuk makin membuatnya yakin kalau sang kakak sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

"Jika keadaanmu kurang sehat, kau tidak perlu bekerja hari ini. Biar aku saja."

Seunghun dengan cepat menolak tawaran tersebut.

"Kau sudah bekerja seharian kemarin. Hari ini giliranku."

Jika Seunghun sudah bersikeras seperti itu, tak ada yang bisa mengubah pemikirannya, bahkan Hyunsuk sekali pun.

Pemuda itu pun pergi meninggalkan Seunghun yang tengah membersihkan jendela. Ia berjalan ke belakang sembari meneriakkan nama anjingnya. Ini waktunya Noku makan pagi.

"Apa ini karena gadis itu?" pikir Hyunsuk tiba-tiba.

Selagi menuangkan makanan kering untuk anjing berjenis Labrador retriever itu, Hyunsuk tenggelam dalam pikirannya. Saat tersadar, ia sudah menuangkan terlalu banyak makanan ke tempat makan anjingnya.

"Astaga!" pekiknya.

Ia segera memindahkan makanan yang meluber ke wadah lain. Hyunsuk berencana untuk meletakkannya di dekat pintu belakang, siapa tahu ada anjing lain yang kelaparan, jadi mereka bisa memakan makanan tersebut.

Attention [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang