"Jimin-ah!"
Gadis itu tengah sibuk membaca buku di perpustakaan saat Eric muncul dan memanggilnya dengan suara lantang.
Dunia memang sempit. Setahun setelah kepulangannya dari Belanda, Karina memutuskan untuk kuliah di tempat yang sama dengan Ayahnya dahulu. Di sana, ia bertemu lagi dengan Eric. Mereka berdua kebetulan mengambil jurusan yang sama dan berakhir menjadi teman dekat.
Saat menyadari kemunculan Eric, semua pasang mata dalam ruangan langsung tertuju kepadanya. Suaranya yang keras membuat ia jadi pusat perhatian seketika.
Merasa diperhatikan, pemuda yang mengecat rambutnya jadi pirang itu segera meminta maaf dan mengendap-endap ke meja yang ditempati Karina.
"Pssst-"
"Kau bodoh atau apa? Sudah tahu perpustakaan, malah berteriak."
Tak menghiraukan omelan gadis itu, Eric malah menarik kursinya agar bisa lebih dekat dengan Karina. Suara decit kursi yang diseret olehnya membuat laki-laki itu kembali mendapat lirikan tajam dari beberapa orang dalam ruangan.
"Ada yang mencarimu." bisiknya.
"Siapa?"
Dari nada bicaranya, Karina terdengar penasaran. Namun ia enggan mengalihkan pandangannya dari buku yang ia baca.
"Dia bilang ia teman lamamu. Orangnya menunggu di lobi lantai satu."
"Teman lama?"
Karina pun beranjak dari tempat duduknya, tak lupa sambil membawa buku catatan miliknya yang sangat berharga.
Eric sampai heran melihat bagaimana temannya selalu membawa benda itu kemanapun, bahkan ke toilet.
"Jimin-ah, memangnya itu jimat?" tanya Eric dengan suara pelan sambil menunjuk buku catatan yang terlihat sedikit lusuh itu.
"Bukan urusanmu. Aku pergi dulu."
Gadis itu keluar dari perpustakaan dan berjalan menyusuri koridor lantai dua. Ia melangkah dengan sedikit terburu-buru.
Sialnya tali sepatunya tak terikat dengan kencang sebelumnya, sehingga sekarang terasa sedikit longgar.
Kala ia hendak memperbaikinya, seseorang tak sengaja menabraknya dari arah depan.
Buku catatan yang ia bawa jatuh dan isinya berceceran di lantai. Karina dengan cepat memungut beberapa lembar foto yang ia selipkan dalam buku catatan tersebut.Orang yang tadi menabraknya juga ikut membantunya membereskan kekacauan kecil itu sembari mengucap permintaan maaf.
Sebentar.
Suaranya tidak asing.
Karina mengangkat wajahnya dan sungguh terkejut setelah melihat orang yang ada di hadapannya.
Itu Seunghun.
Gadis itu menutup mulutnya yang terbuka lebar setelah menyadari siapa yang sudah menabraknya.
"SEUNGHUN-AH!"
Seunghun juga tak kalah terkejutnya dengannya. Sementara mereka sibuk dalam dunianya sendiri, Eric muncul di ujung koridor. Namun langkahnya terhenti saat melihat Karina dan juga seorang laki-laki sedang saling bertatapan dalam diam.
"Aku lupa memberitahunya jika orang itu adalah Seunghun," gumamnya.
Eric pun bergegas kembali masuk ke perpustakaan sembari terkekeh.
Di waktu yang sama, Seunghun hanya tersenyum menyaksikan Karina yang tampaknya masih terkejut dengan kemunculannya.
Ia tak mengatakan apapun, namun saat melihat salah satu foto yang berceceran di lantai tadi, pemuda itu berkata, "Aku tak tahu jika kau masih menyimpan foto tersebut."
KAMU SEDANG MEMBACA
Attention [COMPLETE]
FanficKarina, gadis yang baru saja menginjak usia 20 tahun itu meninggalkan tanah kelahirannya untuk pergi ke Belanda, tepatnya ke kota Maastricht. Bukan untuk melanjutkan pendidikan atau bekerja, ia pergi ke sana hanya untuk bersenang-senang. Di kota yan...