3 - Straight Out of A Movie

30 9 0
                                    

Esok paginya, gadis bermarga Yoo tersebut memilih untuk hanya minum teh. Ia tak ingin makan apapun sekarang –kecuali makanan dari restoran tempat ia bertemu dengan Seunghun beserta adiknya.

Karina pun bergegas meninggalkan hotel setelah menghabiskan minumannya.

Ia menyusuri jalan sambil mengingat letak serta bangunan restoran yang ia datangi dua hari lalu. Terlalu banyak bangunan yang terlihat mirip, hal itu membuatnya sedikit kebingungan untuk membedakan antara yang satu dengan lainnya.

Walau begitu, akhirnya ia berhasil menemukan restoran yang dimaksud.

Setelah berjalan cukup jauh, matanya menangkap sebuah objek gedung bertingkat yang didominasi warna merah bata di bagian luarnya. Tak hanya itu, terdapat banyak kursi dan meja juga yang dilengkapi dengan tenda di bagian terasnya.

"Benar. Ini tempatnya."

Karina pun segera masuk. Namun sesampainya di dalam, ia tak melihat meja yang kosong. Hal itu membuatnya sedikit sebal. Dengan berat hati gadis itu kembali berjalan keluar dan memilih untuk duduk di meja yang tersisa.

Tak lama kemudian, seorang pelayan menghampirinya sambil membawa buku menu.

"Can I take your order, miss?"

Suara itu terdengar familiar baginya. Kala gadis itu menoleh, matanya membulat sempurna.

Bukannya kaget, ia justru senang saat mengetahui siapa yang sudah mengajaknya berbicara. Ekspresi muram di wajah Karina otomatis berubah menjadi senyuman.

"Seunghun-ssi!" serunya bersemangat. "–Kau bekerja di sini?"

Laki-laki itu mengangguk. "Hm, ini restoran milik keluargaku."

"Berarti kau tinggal disini?" tanyanya lagi sambil menunjuk bangunan restoran.

"Benar sekali. Kami tinggal di lantai atas." jelas Seunghun menyetujui ucapan gadis itu. "–Apa kau terkejut?"

"Tentu saja!"

Karina tertawa setelahnya. Ia masih kaget setelah mendengar jawaban Seunghun. Walau demikian, ia senang karena bisa bertemu dengan laki-laki itu lagi.

"Jadi, kau ingin makan apa?"

"Ah- Sepertinya aku ingin sepiring pancake, dan juga satu set English breakfast."

"Minumnya?"

"Sepertinya jus jeruk enak.. Don't you think so?"

Ucapannya disambut dengan anggukan kepala oleh Seunghun.

"Baiklah kalau begitu. Silahkan menunggu."

Saat pemuda itu sudah berjalan beberapa langkah ke arah restoran, ia kembali lagi untuk mengatakan sesuatu pada Karina.

"Pesananmu mungkin butuh waktu lebih lama untuk selesai. Hari ini kami kedatangan banyak pelanggan sejak pagi. Tak apa?"

Gadis itu lalu mengacungkan salah satu jempolnya dengan ekspresi menggemaskan. "–No problem!"

Hal tersebut berhasil membuat Seunghun tertawa. Ia lalu segera masuk ke restoran.

Selagi duduk dan menunggu, Karina hanya terdiam sambil melihat orang-orang yang lewat di depan restoran. Gadis itu sesekali memainkan rambutnya, mengecek tali sepatunya –apakah ikatannya masih kencang atau sudah longgar, lalu kembali fokus dengan ponselnya.

Ia pun menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Perutnya yang berbunyi membuatnya makin tak sabar untuk segera makan.

Karina masih tetap pada posisinya, sembari bersandar ia mengulir layar ponselnya untuk mencari kontak sang ibu.

Attention [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang