Setelah beberapa menit, keheningan masih menyelimuti keduanya. Jika Hyunsuk ada di sana, ia pasti sudah berteriak heboh melihat semua ke-uwu-an yang terjadi di antara sang kakak dan juga Karina.Maka dari itu, Seunghun bersyukur adiknya tak ikut dengannya hari ini.
"M-maaf-" ujarnya tiba-tiba.
Karina melirik laki-laki itu sebentar sebelum menyesap hot cappuccino nya yang sudah agak dingin.
"Maaf untuk apa? Tak usah dipikirkan."
Gadis itu lalu segera menghabiskan minuman miliknya.
Seunghun turut melakukan hal yang sama. Ia menyeruput segelas cold brew miliknya sembari memandang ke arah kejauhan. Entah mengapa, namun temperatur tubuhnya terasa kian meningkat sejak tadi. Minuman dingin itu sama sekali tak membantu menurunkan suhu tubuhnya.
Perasaan yang sama ternyata juga dirasakan oleh Karina, karena itulah ia menunduk untuk menyembunyikan pipinya yang memerah. Perlakuan Seunghun tadi membuatnya tersipu hanya dalam hitungan detik, ditambah dengan kontak mata singkat yang terjadi di antara mereka.
Gadis itu tiba-tiba berdeham.
"Kalau sudah selesai, bagaimana jika kita pergi ke kedai es krim?" tanyanya.
Pertanyaannya disambut oleh anggukan kepala Seunghun.
Ada sebuah kedai es krim yang terletak tak jauh dari tempat mereka minum kopi. Mereka berdua pun bergegas pergi ke tempat yang dimaksud.
Sesampainya di sana, Karina memilih es krim mint chocolate, sementara Seunghun rasa vanilla.
"Seunghun-ssi, apa kau punya pacar?" tanya gadis itu tiba-tiba.
"Tidak ada."
"Bohong. Kau terlalu tampan untuk jadi single."
Seunghun melirik gadis itu sekilas sebelum menyendok sesuap es krim ke dalam mulutnya. "Benarkah?"
"I'm serious."
Jawaban Karina berhasil membuatnya tertawa. Setelah menerima uang kembalian, mereka memilih untuk duduk di bangku taman yang tersedia.
"Kau bisa naik sepeda? Kita bisa menyewanya jika kau mau." tawar Seunghun.
Karina tersenyum menanggapi perkataan lelaki tersebut seraya memerhatikan orang-orang yang hilir mudik menggunakan sepeda.
"Uhm- anyways, it's been few days since we first met. Namun aku hanya tahu namamu, nama adikmu, nama anjingmu, serta tempat kau tinggal. Ceritakan padaku yang lainnya." pinta Karina.
"Apa yang ingin kau ketahui?"
"Hmm.. semuanya! Ceritakan saja semuanya."
Lelaki itu terlihat sedang memikirkan sesuatu. "Sebentar, aku tak tahu harus mulai dari mana."
"Aku akan bertanya lebih dahulu kalau begitu. Bagaimana ceritanya kalian bisa tinggal di sini?"
"Ah.. ya. Jadi begini,"
"–Sebenarnya, aku dan Hyunsuk bukan saudara kandung."
"HAH?!"
Reaksi Karina membuat beberapa pejalan kaki menoleh ke arah mereka. Seunghun tak bisa menahan gelak tawanya setelah melihat ekspresi terkejut Karina yang sama sekali tak kelihatan dibuat-buat.
"Hm, Aku tak ada hubungan darah sama sekali dengannya-"
"T-tapi kalian mirip.. lalu bagaimana kalian bisa tinggal bersama?"
"Keluarga Hyunsuk mengajakku pindah ke Belanda setelah kedua orang tuaku bercerai. Keadaan ekonomi yang tak terlalu bagus membuat ibu merelakanku untuk ikut bersama mereka. Ia sendiri sudah kesulitan sejak bercerai dari ayah. Let alone taking care of me by only herself."
KAMU SEDANG MEMBACA
Attention [COMPLETE]
Fiksi PenggemarKarina, gadis yang baru saja menginjak usia 20 tahun itu meninggalkan tanah kelahirannya untuk pergi ke Belanda, tepatnya ke kota Maastricht. Bukan untuk melanjutkan pendidikan atau bekerja, ia pergi ke sana hanya untuk bersenang-senang. Di kota yan...