Step 3

76 13 26
                                    






Sudah terhitung 3 hari lebih yena mengurung diri dikamarnya tanpa ingin bertemu siapapun, rasa kehilangan orang yang sempat menjadi penyemangat hidupnya menjadikan yena yang tadinya ceria menjadi pendiam dan sedikit sensitif.





"Hiks... Jihoon kenapa.. Hiks.. Kau meninggalkan ku..." Yena menelungkupkan wajahnya dikedua lututnya.










Tok tok tok





"Yena, mamah mohon buka pintu nya sayang, kamu harus makan, mamah gk mau kamu sakit, mamah tau gimana rasanya kehilangan yena, tapi jika berlarut-larut itu juga gk baik buat kamu,




Ikhlasin sayang, cuma itu yang kita bisa supaya dia bahagia disana, sekarang kamu makan, mamah taruh piring nya disini, kalau sampe mamah liat makanan ini gk habis, mamah terpaksa pindahin kamu kesekolah yang lain." Ucap mamahnya dari luar kamar.






Ucapan mamahnya memang ada benarnya, tapi apa harus pindah sekolah hanya untuk melupakan seseorang, "Hiks.... Jihoon."



















......










Seungyeon merasa uring-uringan, sudah 4 hari dirinya tak melihat gadis pujaanya itu, dirinya menjadi lebih sensitif dan menjadi dingin kepada semua orang.




"AISH, DIAMANA DIA, kenapa tidak masuk." Seungyeon.




"Hah, yuri." Seketika terlintas dibenaknya untuk bertanya pada teman pujaan nya itu.























....




Kelas seungyeon dan yuri hanya berjarak 3 kelas saja, "Ada yang bernama yuri."




Semua murid dikelas itu menoleh pada siapa yang menanyakan sekretaris mereka itu," Gue tanya ada yang namanya yuri." Seungyeon mengulang perkataan nya.




Seseorang mengangkat tangannya, gadis mungin nan imut itu berjalan mendekati seungyeon dan segera ditariknya yuri ke belakang sekolah.





"Dimana yena?" Seungyeon.




Yuri menyerngitkan dahinya, "Maaf tapi lo siapa yah, nanya in sahabat gue tiba-tiba." yuri.




"Cukup jawab, selesai." Seungyeon mulai geram.




"Gue gk bisa kasih tau privasi temen gue ke sembarangan orang." Yuri.





"Ck."





Dugh




"Shhh, jan-an." Yuri terbata saat lehernya dicekik oleh seungyeon.




"Cukup jawab dimana yena sekarang." Seungyeon penuh penekanan.




"Uhuk... Uhuk, leph-asin uhuk...

Tol-long." Yuri memukul-mukul lengan seungyeon yang mencekiknya.




"Gk akan seb-




"Ngapain kalian disini." Seseorang datang.




Dengan segera seungyeon melepaskan cekikannya dan berjalan meninggalkan mereka berdua.






"Lo gpp yul."




"Gue.... Uhuk,, ck,
Gpp gyul."



















Tbc.

Ciee bang dangdut muncul.

PSIKOPAT - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang