Ch.31

618 80 34
                                    

Selamat pagi, yorobun. 👋

Semoga yang menjalankan puasa pada lancar, ya. 😊

Enjoyed.

🌺

🌺

🌺

Di salah satu taman kerajaan Istana, yang berlokasi dekat dengan paviliun tempat Seokjin tinggal dan terdapat danau kecil di dalamnya beserta sebuah saung, terlihat pemuda tersebut kini tengah menghabiskan waktu di sana bersama dengan seorang gadis yang baru saja ia kenal sekitar 1 jam yang lalu di kediaman paviliun sang Ibu.

Usai saling mengenalkan diri dengan calon mertuanya, berbasa-basi secukupnya, setelahnya, dua orang itupun di minta untuk pergi jalan bersama agar bisa lebih jauh mengenal satu sama lain lantaran keduanya yang sebentar lagi akan bertunangan.

Telah lewat 30 menit, nyatanya sepasang anak muda itu justru hanya saling berdiam diri antar satu sama lain.

Jika si gadis, Se Ri, tampak canggung dan tak tau harus menanyakan apa. Seokjin yang seharusnya berinisiatif untuk memulai pembicaraan, anak itu justru sibuk memandangi air danau di bawahnya dan memilih untuk bungkam dan mengabaikan eksistensi si gadis yang jelas-jelas merasa tak nyaman dengan kecanggungan yang ada.

Berlalu sekitar 10 menit lagi, tak tahan dengan atmosfer yang ada, Se Ri yang sedari terus menundukkan wajah, akhirnya pun memberanikan diri melirik pada Seokjin yang masih tak bergeming di tempatnya.

"Mm, Pangeran Seokjin!" panggil Se Ri pelan, memecah keheningan yang sudah lama tercipta.

Tak menolehkan kepala, Seokjin berhasil membuat Se Ri hampir saja menangis karena ia merasa tak pernah di permalukan sedemikian rupa seperti halnya saat ini.

"Pa-Pangeran ..!!" panggilnya dengan suara gentar.

"Kau boleh menjadi tunanganku," tiba-tiba Seokjin menyela, dan kini sedang menatap langsung mata Se Ri yang terlihat berkaca-kaca sebab tertimpa sinar lampu taman.

"Tapi bukankah and ...."

"Tentu saja aku tidak akan punya rasa lebih untukmu. Kau harus ingat itu, agar nantinya kau tidak tinggi hati," kembali Seokjin memotong, membuat Se Ri jadi tertegun karenanya.

"Dengar Se Ra atau siapapun itu namamu," lanjut Seokjin dengan Se Ri yang air matanya kini tanpa sadar mulai menetes.

"Sejak awal aku menyetujui pertunangan ini, tidak lain dan tidak bukan karena aku masih menghargai pilihan Ibuku. Jadi jika ibuku bilang kau cocok untuk mendukung posisiku, walau aku sebenarnya sangat benci hal itu, kuharap kau tidak akan mengecewakanku. Kau mengerti?" sarkas Seokjin, dengan mata menatap tajam Se Ri yang kini menggigit bibir menahan tangis.

"Ingat, posisimu hanyalah sebagai pajangan. Jikapun nanti kita menikah, kau tak lebih hanya akan di kenal sebagai pendampingku. Nanti jika kau berani membuat ulah dan membuat kacau rencanaku, aku tak akan segan-segan mendepakmu keluar. Camkan itu!" ancam Seokjin dengan jari telunjuk tepat mengarah pada wajah Se Ri yang telah berderai air mata.

Memperhatikan sekilas wajah si gadis yang sesegukan, terbesit dalam hati Seokjin sedikit rasa iba. Buru-buru menghalaunya, kemudian Seokjin memutuskan segera berlalu pergi meninggalkan Se Ri begitu saja.

"Dasar cengeng," sempat Seokjin mengumpat, membuat Se Ri jadi semakin terisak karenanya.

Terbayanglah oleh Se Ri akan seperti apa kehidupannya nanti di masa depan. Sebab sekali dia menjadi tunangan seorang Pangeran terlebih calon pemimpin negara, kemungkinannya akan sangat kecil untuk diputuskan terkecuali jika terjadi konflik diantara kedua keluarga, yang mana Se Ri tau benar, bahwa keluarganya akan rela melakukan saja agar hubungan ke dua belah pihak nantinya akan selalu baik, tanpa ada masalah sedikitpun, tak peduli jika Se Ri menderita.

The Royal Family (Complete) #Wattys2020Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang