Wendy's Habit

606 37 4
                                    

Seorang lelaki datang padaku, aku yang terduduk di pasir dengan pandangan yang masih buram hanya bisa menunduk sambil memegang kepalaku. Ya, seseorang melempar bola voli kearahku dan mengenai kepalaku.

"Hei, kamu gak papa?" ujarnya sambil berjongkok. Aku hanya menggeleng. "Duhh, maaf ya, gak sengaja."lanjutnya.

"Umm, gak papa kok." jawabku. Aku mendongkak dan melirik wajahnya, tapi aku tak bisa melihatnya dengan jelas, namun sepertinya dia sangat tampan, aku bisa merasakannya.

"Duhh, pusing banget ya? Mau aku antar ke kamar?" tawarnya, dari nadanya ia terdengar sangat khawatir. Aku menggeleng dan berusaha berdiri, lalu... BbRruUkK..!! Aku terjatuh dan tak sadarkan diri.

______________________________________

Sinar mentari menembus tirai kamarku, menyorot tepat ke wajahku. Perlahan mataku terbuka.

"Duh, gak keren banget, dasar hipotensi." kataku gusar sambil menggesek mata. Akupun terduduk dari posisi tidurku dan berpikir.

"Kenapa ya, kalo mimpiin orang ganteng suka lupa? Atau nge-blur gitu, tapi gue yakin dia cakep kok, Jodoh gue bukan ya? Tapi kok jiji banget sih aku-kamu, gapapa deh, untung ganteng, hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa ya, kalo mimpiin orang ganteng suka lupa? Atau nge-blur gitu, tapi gue yakin dia cakep kok, Jodoh gue bukan ya? Tapi kok jiji banget sih aku-kamu, gapapa deh, untung ganteng, hehe." ricauku lalu beranjak turun dari portal dunia mimpi.

Ku buka tirai dan jendela kamarku yang terletak di lantai 19. Membiarkan angin pagi yang sejuk memasuki ruangan ternyamanku ini.
Aku pergi dari kamarku menuju dapur, menyeduh teh langganan pagiku yang lumayan bisa mengontrol berat badanku. Selagi menunggu airnya mendidih, aku pergi ke kamar mandi, mencuci wajah dan menyikat gigiku.

Aku Wendy, aku tinggal di sebuah apartemen didaerah gangnam. Aku berkerja sebagai model dan sedang belajar memulai bisnis kecil-kecilan.
Hidupku sedari kecil memang sudah penuh dengan cobaan, ayah dan ibuku bercerai, dan keduanya tak menginginkan aku. Aku tinggal bersama nenek dari ibuku, namun beberapa waktu yang lalu beliaupun ikut meninggalkanku, ke surga. Kini aku bingung, aku bekerja untuk siapa? Aku hidup untuk apa? Tapi aku ingat dulu nenek selalu bilang padaku, bahwa hidup itu terlalu indah untuk mati, jadi itulah yang membuatku tetap bertahan, dan mencoba memulai hari baru yang lebih indah. Dan mencari jodoh, hehe.

Dering handphone membuatku bergegas keluar kamar mandi. Maklum lah, orang sibuk. Ku angkat telepon itu sambil menuangkan seduhan teh pada gelas kesayanganku.

"Haloo haaiii helooww." sapaku pada orang disebrang sana. Aku berjalan ke sofa dekat jendela dan duduk disana.

"YAAaaakk, Wendy-ya!"

"Apa sayang?"

"Lupa ya?"

"Nggak."

"Terus kenapa masih belom dateng jam segini?"

"Santai aja dong, mulainya juga masih setengah jam lagi."

"Lo kan belom make up, gila ya?"

"Iya iya, gue otw nih sekarang."

From meet you ; to miss you ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang