Mine : chapter 17

70 14 0
                                    

Chanyeol pov.

Disinilah aku, rumah pacarku, haha aku mengerti sekarang, kenapa orang-orang sangat suka berlama-lama dirumah pacarnya, untungnya aku selalu punya baju cadangan di mobil, jadi aku tak perlu pulang dulu. Hatiku sangat berbunga-bunga, senang rasanya. Ku pandangi gadis cantikku ini yang sedang memasak di dapur, entah apa yang dia buat, tapi baunya sangat enak.

Lihat! Bahkan punggungnya bisa secantik itu!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lihat! Bahkan punggungnya bisa secantik itu!

"apaan foto foto?" ia berbalik sambil menyodorkan sesendok kuah. "cobain, enak ga?" tanyanya.

"umm, enak enak."

Ia melipat tangannya, "lo sesuka itu ya sama gue?" aku mengangguk mantap , "sejak kapan?"

"sejak kamu bilang 'kalo mau teriak, teriak aja'. "

"hah, kapan gu-"

"ehhrm!"

"eh hehe, emang kapan aku ngomong kaya gitu?"tanyanya sambil menyimpan sepanci ramen panas diatas meja makan, ia membuka celemeknya dan duduk di sebelahku.

"dimimpi." jawabku jujur.

"hah?"

"iya, bahkan aku juga yang ngasih kalung itu ke kamu."

"oh jadi kamu juga mimpiin mimpi itu?"

"loh kamu juga?" ia mengangguk, kami terdiam beberapa saat, lalu aku tertawa, "haha, that's because you're mine." bisikku kemudian mencium pipinya.

"YAA!!" ia memukulku pelan. Aku tertawa.

"makan makan, makan yang banyak!" aku mengambilkan semangkuk kecil ramen untuknya.

"tapi kok aneh ya? padahal sebelumnya kita gak kenal."

"ya gapapa lah, jangan dipikirin, buat kita emang gak mungkin, tapi beda lagi kalo tuhan yang udah rencanain." jawabku. Aku menyeruput ramen itu dengan lahap.

"laper banget ya pak, abis ujan-ujanan." ia terkekeh.

"hehe, eh iya, nama kontak aku di hp kamu udah aku ganti."

"jadi apa? Jangan macem-macem!"

Aku terkekeh, "ngga kok!"
Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa aku bisa membuka handphonenya, yah jadi tadi saat ia mengganti bajunya, seseorang meneleponnya, dan dia memintaku untuk menjawabkannya, itu dari temannya, irene, jadi dia memberikan passwordnya padaku.

"mau nonton film?" tanyanya sambil membereskan bekas makan, aku membantunya membawakan panci berisi kuah, sebenarnya aku tidak suka kuah, dan ternyata dia juga sama.

"ayo." kamipun duduk di sofa, tv besar terpampang disana. Ia lalu memutarkan film.

"kamu mulai promosi nanti lusa ya?"

"hah? Iya, besok harus ke agensi, wawancara sama bikin video reaction."

"yah, gabakal ketemu dong!"

"kenapa? Kalo mau dateng, dateng aja, tapi kita harus sembunyi-sembunyi." ujarnya sambil menyeruput cola dingin.

From meet you ; to miss you ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang