Jealous : Chapter 6

107 18 2
                                    

Chanyeol pov.

Mimpi ini lagi.
Malas. Hanya kata ini yang menggambarkan perasaanku sekarang.
Aku sedang duduk di kursi pantai sambil menatap langit yang mulai menguning. Tak ada yang ku pikirkan. Aku hanya bingung dengan semua ini.
Aku beranjak dari dudukku, entah kenapa tapi rasanya kaki ku pergi berjalan sendiri. Ada bazar di dekat sini, aku melihat ke jajaran pakaian berwarna-warni, seseorang mendekati ku.

"Halo, ada yang bisa saya bantu?" tanya ibu penjual itu ramah.

"O-oh saya mau lihat-lihat dulu."

"Iya, silahkan."

Aku menelusur seisi tenda itu, tidak ada yang spesial. Mataku terhenti pada sebuah jaket hoodie berwarna abu yang terpisah, aku langsung teringat pada gadis itu.

"Saya mau ini, tolong bungkus yang rapi."

"Oh ya? Baik, tunggu sebentar." ibu penjual itu mengambil paperbag dan melipat hoodie dengan rapi lalu masukkannya. "Ini mas."

"Berapa harganya?"

"150 ribu mas." aku mengambil paperbag itu dan membayarnya.
Kaki ku berjalan sendiri lagi, kini berhenti di toko celana dan kaos-kaos.

"Kenapa kesini sih?" tanyaku heran.

"Ada yang bisa dibantu mas?" tanya seorang lelaki.

"Saya lihat lihat dulu aja ya pak." aku kembali melihat-lihat seisi tenda. 'Dia juga pasti butuh celana kan?' batinku. Kuambil celana joger hitam dan membelinya, memasukkannya kedalam paperbag dan kembali ke dekat tenda.

Gadis itu terlihat sangat akrab dengan Baekhyun, mereka bercanda dan mengobrol banyak hal. Aku hanya bisa melihat mereka dari kejauhan sambil menatap paperbag itu. 'Apa gak usah aja ya? Biar Baekhyun aja yang ngasih, kenapa gue jadi mikirin cewe itu?'

"Lo lagi ngapain, Yeol?" Suho datang dan duduk disebelahku. "Apaan tuh?"

"Nih kasih in buat tu cewe, baju, dia dari siang kan pake baju itu terus." jawabku.

"Dih, kasih sendiri aja sana! Sambil minta maaf, apa susahnya?"

"Males, gue lagi gak mood, kalo gak mau di kasih in juga gak papa, bisa gue buang." ujarku santai.

"Kapan sih elo mood nya?" kata Suho kesal. "Sini!" ia merebut paperbag itu lalu pergi meninggalkanku.
Aku kembali terdiam menatap langit.
Beberapa menit berlalu, udara dingin mulai terasa, aku berniat pergi ke tenda dan mengambil jaket, namun ada seseorang disana, ia sedang mengganti bajunya, terlihat punggungnya yang mulus di selah-selah sleting tenda yang sedikit terbuka. 'Duh, kok gue kesannya jadi kaya orang cabul sih?' aku bergegas pergi dari sana. Ku pinjam jaket milik Kai dan pergi ke tebing.
Disini terlihat sangat jelas air yang jernih itu membentuk ombak besar, berdesiran menenangkan jiwaku. Entah kenapa, dari kemarin hobi ku hanya menatap air pantai, bahkan aku tidak membantu teman-temanku sama sekali, lagipun mereka juga tidak keberatan, jadi tidak apa-apa kan?

"Hai." sapa seseorang padaku, aku menoleh. 'Dia Wendy.' bergegas aku memalingkan pandangan.

"Apa?" jawabku.

"Lagi ngapain? Yang lain udah nungguin tuh."

"Duluan aja." jawabku, kaki ku lemas sekarang, mungkin karena dari tadi berdiri. Aku duduk ditepi tebing. Gadis itu ikut duduk disebelahku.

"Lo kayanya lagi mikirin banyak hal deh, mikirin apasih kalo boleh tau?" aku menoleh mendengar pertanyaannya lalu kembali menerawang jauh ke depan.

"Yah, gini aja. Kadang buat memahami banyak hal, kita perlu menyendiri dan mencari tahu sendiri." entah apa yang sedang aku bicarakan. "Introspeksi diri." ini keluar sendiri dari mulutku.

From meet you ; to miss you ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang