C 5

751 87 8
                                    

"Ini di mana?... siapa aku?"

Tiba-tiba ada suara langkah kaki yang menuju ruang inap Renjun. Pintu terbuka menampilkan sosok kedua orang tuanya yang menatapnya datar. Mereka mendekat ke bangsal Renjun. Renjun menatap mereka dengan tatapan penuh tanda tanya. Ia masih belum tau siapa mereka berdua yang mendekatinya?

"K-kalian siapa?"

"Hmm, kita kedua orang tuamu. Namaku Yuta dan ini Dahyun."

Dahyun hanya tersenyum dengan senyuman paksaannya.

"Lalu... siapa aku? Siapa namaku?"

Dahyun membisik-bisikkan Yuta agar mengasih nama Renjun beda dari yang sebelumnya. Entah mengapa Dahyun ingin seperti itu. Yuta yang mendengarnya hanya menurut.

"Nakamoto Lonjwin. Dan nama panggilanmu Lonjwin."

"Ah.. nee."

Sudah semenjak Lonjwin keluar dari rumah sakit. Ia bagaikan babu di rumah. Diperintah apalah itulah tetapi Lonjwin tetaplah menurut. Dan ia walaupun selalu dimarahi oleh kedua orang tuanya ia tidak pernah cengeng seperti dulu. Karena dia lelaki sesungguhnya sekarang bukan lemah seperti dahulu.

Dan Winwin ia ingin sekali memberitahu ke Lonjwin nama aslinya. Tetapi Dahyun melarangnya. Dan Dahyun juga melarang Winwin memberitahu kejadian dulu di mana Dahyun membawa Renjun pulang. Entah apa yang diinginkan mamanya sekarang. Atau karena ini supaya Renjun tidak akan ditemukan oleh keluarganya? Bisa saja.

Lonjwin memang menuruti semua kemauan orang tuanya. Bahkan sampai ia disuruh untuk bekerja di toko dekat rumahnya pun ia mau. Lonjwin bekerja dengan benar. Gaji dari kerjanya bahkan ia tidak pernah mengambil sedikitpun. Sekali ia mendapatkan gaji dari pemilik toko itu. Lonjwin langsung saja memberikan semuanya ke Dahyun atau tidak Yuta. Lonjwin juga tidak pernah meminta apa-apa ke mereka. Yang Lonjwin butuhkan hanyalah makan minum dan tidur yang nyenyak. Itu saja sudah cukup. Winwin bahkam pernah mendengar Lonjwin bilang kalau ia sangat senang jika membantu kedua orang tuanya. Winwin yang tidak pernah sama sekali disuruh pun meringis mendengar perkataan Lonjwin.

Dan di auatu ketika...

Lonjwin kembali membuat masalah.

Lonjwin pernah mendengar bahwa sekolah itu katanya enak. Dari orang-orang. Tetapi Lonjwin masih belum tau apa itu sekolah. Jadi Lonjwin menanyakan soal itu ke mereka yang sedang membicarakan soal sekolah. Lonjwin mendengarkan dengan baik semua ucapan mereka. Begitu selesai Lonjwin mengangguk mengerti lalu segera cepat-cepat pulang ke rumah.

Baru pertama kalinya ini ia meminta kepada orang tua angkatnya...

Lonjwin dengan tampang senyum manisnya kini berjalan dengan menggunakan tongkat mendengar baik-baik di mana kedua orang tuanya berada. Lonjwin mendengar mereka berdua sedang berbicara di ruang tengah. Lonjwin segera mendekati mereka.

"Papa, mama."

"Ya? Ada apa?"

"Lonjwin mau sekolah dong, kok kayak seru sih boleh ya?"

Permintaan Lonjwin kini puas membuat Yuta naik amarah. Begitu juga Dahyun.

"Hm... kamu emang mau ya sekolah?"

"Iya pa!"

"Kamu buta, jadi apa gunanya kalau kamu sekolah hah?" Lonjwin yang mendengar itu tiba-tiba saja hatinya hancur dan sakit. Apa salahnya kalau buta? Ia bisa kan membaca dengan buku khusus?

"Tapi ma, kalo Lonjwin pake buku khusus yang hurufnya pake huruf braille kan bisa."

Plak!!

Pedih || RenDoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang