4

9 1 0
                                    

"Rin, bangun! Heii, ada Radit." Erin tidak peduli mamanya memanggil dari luar kamar. Ia masih menggeliat malas di atas tempat tidurnya.

"Nggak ah, ma aku masih ngantuk." Jam menunjukkan pukul 05:00 pagi. Itu hal yang wajar. Yang tidak biasanya adalah Radit. Sepagi ini berkunjung ke rumah orang, itu tidak wajar.

"Katanya, suruh cepetan keluar. Mau diajak pergi ngeliat sunrise. Ayoo bangun!"  Seketika Erin bangun dan mengganti piamanya dengan baju hangat. Radit tidak memberitahukan hal ini ke Erin. Dengan cepat ia keluar dan menemui Radit.

Suasana jalanan terlihat sepi. Udara masih sangat dingin untuk waktu sepagi ini. Erin yang masih mengantuk sesekali menguam. Ia menaikan kancing jaket hijau nya sampai leher. "Dingin?" Erin mengangguk.

"Sini, aku peluk." Radit merangkulnya dengan erat. Mereka saling memandang satu sama lain. "Sudah hangat?" Tanya Radit. Erin mengangguk dengan senyuman manis.

Di tengah jalan mereka. Radit bertanya tentang sikapnya kemarin. Erin menjelaskan dengan yakin. Ia masih sayang dengan Radit, namu ia juga masih mencintai Evan. Ia tak mau melihat Radit sakit hati, dan ia tak mau membuat Evan kecewa. Erin terdiam cukup lama dalam perjalanan. Ia mungkin menyalahkan Evan yang datang di waktu yang salah. Tapi, ia tak bisa memungkiri perasaan bahagianya bertemu Evan secepat ini.

"Disini tempat yang pas buat ngeliat sunrise. Tungguin aja ya." Erin mengangguk lagi. Sampai detik itu ia masih memikirkan Evan. "Rin. Aku nggak akan bisa tau sampai kapan hubungan kita bisa kaya gini. Kamu tau kan aku sayangnya tulus sama kamu. Di satu tahun ini, aku mau kita bisa ketemu di satu tahun lagi. Disini, nungguin sunrise dan masih sama kamu." Matahari pun terbit dengan sukses. Sinarnya seperti saksi bisu yang menyaksikan janji Radit saat itu.

Erin sangat bersalah. Masih ada Evan di hatinya. Sedangkan lelaki di depannya kini memandangnya dengan penuh arti.

Erin tersenyum sungguh. Ia menunduk dengan lemas. Setelah cukup lama berada disana, mereka pun memutuskan untuk pulang.

On My Way Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang