Chapter 08 | Tak Adil

134 26 8
                                    

Hello, apa kabar? Semoga sehat selalu ya supaya bisa terus support cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hello, apa kabar? Semoga sehat selalu ya supaya bisa terus support cerita ini.

Selamat puasa bagi yang menjalankan ya.

Sebelum lanjut alangkah baiknya follow akun author dulu ya, biar author nya semangat buat update, klik aja cndyllia feffiamlp

Happy reading.

******

Sebagian orang, tinggal di bumi, hidup dengan keterbatasan, dan kadang tak ada keadilan untuk mereka.

Dunia ini kadang tak adil untuk sebagian orang, bukankah begitu?

-DI BALIK LAYAR

Gazza menegak minuman yang telah disediakan pelayan rumahnya yang lebih dari satu. Pelayan-pelayan wanita itu menatap Gazza dengan senyuman merekah. Gazza melirik jam tangannya. Ia tak boleh terlambat untuk datang ke kantor, ayahnya akan marah jika ia datang terlambat.

Gazza melambaikan tangan ke arah para pelayan rumahnya. "Gazza berangkat dulu ya!"

"Eh, Den, kok nggak makan dulu? Itu makanan kesukaan Den Gazza udah Bibi bikin, katanya Gazza kangen makan semur jengkol?"

Ucapan perempuan paruh baya yang seumuran dengan orang tuannya itu membuat Gazza tertawa. "Aduh, Bi, nanti malam deh Gazza makan semurnya. Mulai sekarang Gazza nggak sarapan di rumah, Bi. Gazza makan di kantor aja."

Gazza berjalan selangkah, tapi langsung terhenti saat sebuah suara menginterupsinya.

"Loh! Sayang! Bukannya kamu nggak suka makan di kantor?" Perempuan paruh baya dengan pakaian glamor berjalan menghampiri Gazza.

Perempuan bernama Jennifer itu mengelus rambut anaknya. Perempuan karir itu tak lain adalah orang yang sama dengan orang yang menerima casting Ara beberapa waktu lalu. Ya, dia adalah istri dari pemilik perusahaan besar yang juga menjadi temen arisan Bu Sisca.

"Ayo bilang sama Mama apa yang membuat kamu jadi mau makan di kantor?"

Tiba-tiba Gazza teringat wajah gugup Ara saat makan di kantor dengannya. Waktu itu Gazza iseng makan di kantor dan mengajak Ara agar makan di sana setiap hari, karena sekarang ada Ara, Gazza jadi ingin untuk sarapan tiap hari di kantornya. "Ah, nggak Ma, pengen makan di kantor aja, temen-temen makan di sana semua."

"Beneran, sayang? Atau ada udang di balik batu nih?"

"Mama apa sih. Ya udah, Gazza berangkat dulu ya." Gazza menyalami tangan Jennifer.

"Ohiya, sayang tugas kampus kamu udah selesai semua, kan?"

"Udah Ma."

"Sama Papa nggak?" Seorang laki-laki paruh baya berambut beruban berjalan menuruni tangga Rumah yang berlantai pualam itu.

Di Balik Layar [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang