Chapter 17 | Talkshow

67 11 6
                                    

Hayok, ketemu lagi sama cerita DBL! Yang belum follow author, follow dulu ya!cndyllia & feffiamlp

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayok, ketemu lagi sama cerita DBL! Yang belum follow author, follow dulu ya!cndyllia & feffiamlp

Btw, apa kabar? Dan gimana chapter sebelumnya? Seru ga?

Komen yuk, biar rame, jangan jadi silent reader ya!

Vote-vote💙

******

Gina datang pagi-pagi sekali ke apartemen Ara. Dari tadi ia sudah sangat sibuk menyiapkan keperluan-keperluan Ara, mulai dari mengemasi beberapa pakaian dan berbagai aksesoris yang diperlukan untuk perform Ara hari ini.

Ara muncul dengan handuk kimono melilit tubuhnya, ia mengambil langkah mendekati Gina. "Make up-nya nanti di kantor atau di tempat talkshow kak?" Ara ingat sekali jika jadwalnya hari ini manggung di salah satu talkshow terpopuler di penjuru negeri. Dari tadi Ara sudah merasa gugup membayangkan tampil di talkshow itu.

"Di tempat talkshow. Kita gak mampir kantor soalnya. 30 menit lagi Bram jemput," jawab Gina padat.

"Lo udah sarapan belum kak? Kalau belum mau sekalian gue order-in food delivery, gue takut lemes gak sarapan."

"Keburu nggak? 30 menit lagi soalnya Bram jemput."

"Briefingnya jam berapa emang?"

"Sejam lagi, terus habis itu lo make up 30 menit, jam 7.45 acara mulai, 8.15 lo masuk nyanyi terus interview tentang lagu lo kemarin yang sampai trending itu sampai jam 8.30. Setelah itu break iklan 5 menit, 8.35 bintang tamu lain masuk, jam 9 selesai. Udah lo baca kan chat dari bang Gazza mekanismenya gimana terus jawabannya nanti semestinya gimana?" cecar Gina.

"Aman," jawab Ara dengan anggukan. Gadis itu tersenyum simpul diam-diam, bangga dengan perkembangan Gina menjadi seperti ini, cekatan dengan pekerjaan barunya dan sangat bertanggung jawab, memang semenjak bekerja di GZ Entertainment perkembangan baik terjadi pada Gina, begitu juga dengan dirinya.

"Emang gak salah gue pilih asisten kak," puji Ara sungguh-sungguh.

"Iya dong, gue kan emang berbakat jadi asisten lo," balas Gina besar kepala.

"Dih ...," cibir Ara. "Pasti diajarin sama bang Bram, kan? Sampe bisa jadi asisten profesional gini?" goda Ara.

"Gak ada. Emang karena gue sendiri lah," sahut Gina dengan pipi merona.

"Cie salting gitu ...."

"Udah cepetan siap-siap!"

Ara terkekeh dengan kembali fokus ke ponselnya, menyelesaikan pesanan food delivery-nya. Urusan makanan selesai kini Ara beranjak menuju lemari pakaiannya.

Di Balik Layar [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang