"Tolong sembunyiin gue dimana aja. Gue dikejar sama anak kecil, gue rasa dia udah gila!" Jaehyun masuk ke dalam kelas dalam keadaan panik dan berkeringat. Napasnya memburu seperti habis dikejar setan.
"Lo kenapa?! Masih pagi udah lecek aja muka lo!" Jungwoo merespon teman satu kostnya itu. Jaehyun menghampiri Jungwoo dan memegang tangannya, "Woo! Tolong sembunyiin gue. Pokoknya di tempat yang nggak keliatan!" Jaehyun kembali memohon.
Jungwoo menatap Jaehyun dengan pandangan aneh. Ia melirik temannya yang lain juga tengah menatap Jaehyun dengan pandangan aneh.
"CEPET!" seru Jaehyun yang semakin panik.
Sedangkan di luar, anak kecil yang dimaksud Jaehyun adalah Renjun. Adik tingkatnya dari jurusan berbeda. Anak itu cukup mencolok karena suaranya yang khas, tubuhnya yang mungil dan sedikit pendekㅡjika diantara laki-lakiㅡbahunya kecil. Ya entah mengapa di mata Jaehyun, Renjun itu benar-benar pocket size sekali. Anak itu ... kecil.
"KAK JAEHYUUUUUN! KETEMU!" Renjun berteriak di depan pintu kelasnya dengan ekspresi sumringah sekali.
Jaehyun mendesah pasrah dan sesekali meringis. Harus bagaimana lagi menghadapi anak kecil ini? Jaehyun buka orang yang judes, ia juga tidak bisa judes. Apapun yang dikatakan orang lain padanya, Jaehyun selalu membalas. Termasuk perkataan dari anak kecil ini padanya tapi ayolah, Jaehyun tidak berminat sama sekali dengan hubungan tidak jelas yang ditawarkan anak ini.
"Halo kakak-kakak! Aku mau ketemu kak Jaehyun yaa!" Renjun berseru dengan senyum lebar. Ia melangkah mendekati Jaehyun yang masih berdiri kaku membelakanginya.
Jungwoo meringis. Ia melirik Jaehyun dengan pandangan miris. "Sumpah, sorry banget. Gue nggak tau kalau dia termasuk musibah buat lo," bisiknya pelan tanpa berhenti meringis.
Jaehyun menghela napas kemudian menatap Jungwoo dengan pandangan lelah, "Kan udah gue bilang, tolong sembunyiin gue. Gue tuh lagi kena musibah, Uwu!" ia balas berbisik dengan perasaan setengah jengkel.
Tuk!
Tuk!Punggungnya disentuh oleh Renjun dan mau tak mau Jaehyun harus berbalik untuk menghadapi anak kecil ini. Ya, mulai sekarang Jaehyun akan memanggilnya anak kecil saja karena Renjun itu memang kecil.
"Kamu mau apa lagi?" tanya Jaehyun jengah. Baru dua hari ia diganggu terasa sudah dua bulan.
Renjun tersenyum lebar, "Tawaranku kemarin masih berlaku loh, kak!"
"Saya nggak mau!" balas Jaehyun dengan tatapan ngeri. Jujur saja, anak kecil ini membuatnya ketakutan dan ngeri sekali. Merasa dihantui oleh kuntilanak genit.
Renjun mendengus, kenapa susah sekali untuk menjebloskan seniornya ini ke neraka. Biarlah ia dosa, yang penting berdua dengan Jaehyun. Berdua lebih baik. "Terus kakak tuh maunya apa coba?" tanya Renjun. Ia kini memilih untuk duduk di kursi tepat di sebelah Jaehyun. Memasang ekspresi wajah sok frustasi sambil menutupi wajahnya dengan kedya telapak tangan padahal yang lebih frustasi harusnya Jaehyun.
"Kamu nggak bisa jauh-jauh gitu? Jangan naksir sama saya. Saya tuh bau matahari!" Jaehyun membalas perkataan Renjun masih dengan sama ngerinya.
Renjun berhenti menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan. Ia mendongak menatap Jaehyun, "Ya nggak bisa! Masa karena bau matahari aja aku nggak jadi suka?!! Dari hati nih!" Renjun jadi emosi sendiri.
"Kamu nggak boleh ngajakin saya kaya gitu. Dosa tau!" Jaehyun kembali berujar. "Saya masih waras, masih sehat dari ujung kaki sampai ujung kepala. Padahal masih sehat dan waras gini aja masih banyak dosa, apalagi saya nerima tawaran kamu?!" lanjutnya dengan perasaan jengkel. Berharap setelah ini anak kecil itu melipir dan tidak menyukainya lagi. Jaehyun sedang tidak mood bermain cinta-cintaan.
Renjun mengerjap kemudian ia berpikir sebentar, "Kalau gitu, aku mau dekati Kakak dengan cara normal aja deh tapi biarin aku ya, Kak? Jangan ditolak, jangan disinisin, jangan dimarahin juga," Renjun membalas Jaehyun dengan kening berkerut.
Jaehyun termenung melihat anak kecil di depannya ini merengut dan merajuk. Tangan kirinya terkepal sedangkan matanya masih menatap Renjun. Jungwoo yang berdiri di sebelah Jaehyun menatap pemuda itu sambil tersenyum-senyum.
"Muka lo kenapa? Mau mukul? Nih, pegang nih botol aqua!" Jungwoo mengejek lalu memberikan botol air mineral kosong ke tangan Jaehyun.
Kurang lebih seperti ini:
Jaehyun menerima botol air mineral yang diberikan Jungwoo kemudian BUK!
"ADUH! Kok jadi gue yang dipukul?!!" Jungwoo berteriak sambil memegangi pundaknya yang barusan dipukul cukup keras oleh Jaehyun dengan botol kosong.
"Emang lo pantes gue pukul, Woo!" balas Jaehyun sinis. Ia berbalik menatap Renjun, "Kamu balik gih ke kelas. Masih ada keperluan di sini?" tanya Jaehyun.
Renjun menggeleng pelan, "Yaudah, aku balik ke kelas dulu ya, Kak! Dadah!" serunya kemudian berbalik dan berlari keluar dari kelas.
Jungwoo cekikikan lagi setelah melihat Renjun keluar dari dalam kelasnya. "Selama semester akhir, stres lo, Jae!" ejek Jungwoo kemudian ia kembali mendapatkan pukulan di bahunya.
***
A/N:
Kalau ada yang nanya kenapa pendek, ya karena emang konsepnya cuma 1 scene aja. Range dari 700-1500 words aja oke?
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komentar! 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Finale 📌 Jaeren ✔️
FanfictionSemua berawal dari kegilaan Renjun yang tak bisa memendam perasaannya pada kakak tingkatnya, endingnya kira-kira putus atau terus ya? ➖ NCT 127'S JUNG JAEHYUN X NCT DREAM'S HUANG RENJUN ➖ © copyright 2021 by junwookshi ⚠️ B x B ⚠️ Jaehyun!dom ; Renj...