❤ 16 ❤

3.1K 459 29
                                    

"Elo sing, Bang! Ngapain nyium anak orang?! Renjun masih polos! Nggak pernah ciuman, pacaran aja belum pernah! Belum ada status malah main nyosor aja lo!" omel Sungchan pada Jaehyun karena ia cukup tahu soal Renjun padahal baru mau jalan dua tahun ia dekat dengan anak itu.

Jaehyun yang diomeli oleh Sungchan hanya bisa meringis saja sambil mengusap tengkuknya. "Ya maaf, gue nggak tau kalau Renjun belum pernah ciuman. Gue juga kaget pas dia sampai pingsan gitu," jawab Jaehyun dengan nada menyesal.

"Dia bukan lo! Gimana coba mau disetujuin jadian, belum jadian aja udah begini," Sungchan masih melanjutkan acara mengomelnya.

"Iyaaaaaa! Gue kan udah minta maaf."

"Minta maaf tuh sama Renjun. Anaknya bengong lihatin kita berantem!" Sungchan menunjuk Renjun yang menatap Sungchan dan Jaehyun dengan pandangan bingung. Ia baru saja bangun dari acara pingsannya tadi dan sekarang mereka ada di ruang sekretariat.

"Kalian kenapa sih? Kok berantem? Berantemin apa?" tanya Renjun pelan. Pemuda itu sedikit memperbaiki posisinya yang saat ini sudah duduk di atas sofa.

"Kita ributin elo! Nggak sih, gue ngomelin Abang gue nih. Lagian tolol banget jadi orang," jawab Sungchan. Seperti biasa julidnya mulai keluar.

"Udah, Chan. Nggak apa-apa kok, kayanya gue cuma syok aja. Abang lo juga nggak tau kalau gue noob soal percintaan," balasan Renjun justru membuat Sungchan kesal. Ketara sekali jika temannya ini membela sang gebetan.

"Yaudah, terserah lo deh! Malas gue ngomong sama orang bucin kaya lo berdua!" Sungchan jadi ngambek. Si Tiang itu memilih untuk bangkit dan pergi dari ruang sekretariat dari pada hari melihat Jaehyun dan Renjun bermesraan. Tidak sopan!

Kembali lagi pada Renjun dan Jaehyun. Keduanya masih saling diam setelah Sungchan pergi. Jaehyun terlihat sangat canggung sekali bahkan ia menunduk dan tidak mau menatap Renjun.

"Kak, kenapa nunduk terus dari tadi? Uang recehnya jatuh?" tanya Renjun sambil ikut menunduk bermaksud untuk mencari uang receh milik Jaehyun yang bisa saja betulan jatuh.

"Nggak kok, saya nggak ngoleksi receh kaya Sungchan. Saya cumaㅡ" Jaehyun menggantungkan kalimatnya untuk mendongak menatap Renjun. Si Mungil mengangkat kedua alisnya, memberikan Jaehyun tatapan bertanya dan menunggu yang lebih tua melanjutkan kalimatnya dengan sabar. "ㅡcuma malu aja sama kamu. Saya ... betulan nggak tau kalau kamu belum pernah pacaran dan belum pernah ciuman. Saya minta maaf," akhir Jaehyun kemudian kembali menunduk.

Renjun tersenyum geli mendengar jawaban Jaehyun. Tangannya mengusap lembut rambut Si Bongsor yang sedikit gondrong. "Nggak apa-apa, Kak. Aku sekarang udah tau rasanya ciuman sih, tapi rasa pacarannya belum," Renjun membalas.

"Saya belum mau nembak kamu sekarang. Kita belum tau satu sama lain," sahut Jaehyun yang masih betah menunduk.

Kali ini Renjun tertawa, kenapa sih Jaehyun betah sekali menunduk? Apa lehernya tidak pegal jika harus menunduk terus? Renjun itu inisiatifnya tinggi, ia bahkan berinisiatif untuk memeluk Jaehyun lebih dulu. Tidak membiarkan yang lebih tua terus-menerus merasa malu. Kedua tangannya meraup kepala Jaehyun kemudian ia membawanya ke dalam dekapannya.

"Kenapa kamu? Dari tadi nunduk terus, nggak pegal lehernya?" tanya Renjun pelan.

Jaehyun menyamankan posisinya dalam pelukan Renjun. Kedua tangannya melingkar pas pada pinggang Si Mungil dan wajahnya ia telesakkan dalam ceruk leher Renjun. Posisi mereka sedikit tidak enak dipandang karena Renjun duduk di sofa sedangkan Jaehyun harus berlutut di depannya.

Gelengan pelan itu terasa di ceruk leher Renjun, "Nggak kok. Maafin saya ya, Ren," ucapan Jaehyun sedikit teredam tetapi masih bisa terdengar.

"Aku maafin! Tapi jangan kaya gitu lagi, Kak. Aku kaget."

Finale 📌 Jaeren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang