Hi! I'm back!
Kangen nggak? 😆
Kangen atau nggak, terserah, yang penting jangan lupa vote dan komentar yang ramai biar saya makin semangat nulis!
Happy reading!
***
Hari ke hari berlalu begitu saja. Renjun menjalani hari-harinya seperti biasa, tetapi tidak dengan Jaehyun. Pemuda itu terserang 5L; lemah, letih, lesu, lunglai, letoy. Ia yang menolak, ia juga yang galau. Benar kaymta Sungchan, Jaehyun bego.
Saat itu kelas sedang tidak ada dosen, mereka hanya dititipi tugas untuk menyelesaikan laporan praktikum minggu lalu dan dikumpulkan hari itu juga. Jaehyun tentu sudah menyelesaikan laporan praktikumnya, ia termasuk laki-laki rajin namun gasrak. Laporan miliknya sudah berada di atas meja bersamaan dengan dua tiket Festival Budaya yang diadakan oleh prodi Ekowisata sebagai tugas akhir salah satu mata kuliah.
Jaehyun menatap dua tiket ituㅡyang satu lecek karena ia remat dan satunya lagi masih baguㅡdengan pandangan nanar. Setiap melihat tiket yang rusak karenanya, yang terbayang justru wajah Renjun dan Wonwoo. Mereka tengah tertawa seakan mengejeknya. Sial! Jaehyun jadi kesal!
Lain lagi jika melihat tiket yang masih bagus. Ia justru terbayang ucapan Mark waktu itu. "Ya lagian, udah dilemparin umpan segitu jelasnya sama Renjun malah nggak lo ambil. Cuma lo toel dikit aja, ya dicaplok oranglah."
Kata-katanya sungguh sangat menampar.
"Risolnya, Pak!" lagi-lagi Rose dan Yuju datang sambil membawa barang dagangan andalan mereka, yaitu risol mayo.
Jaehyun mendongak dan menatap malas kedua gadis itu. "Nawarin risol mulu tiap hari! Lama-lama gue mabok risol, Ros!" balas Jaehyun dengan ketus.
Yuju menggelengkan kepalanya, "Weits! Bapak Jaehyun Yang Terhormat, tampaknya lagi badmood ya? Justru karena badmood lebih baik beli risol mayo, dijamin moodnya langsung naik," Yuju masih membujuk Jaehyun agar membeli dagangannya.
"Gue mau beli kalau yang jual Renjun. Dah pergi lo berdua!" Jaehyun mengusir kedua gadis itu.
"Oh Renjun ya? Bentar! Tunggu bentar! Lo nggak boleh kabur!" Rose berseru sambil berjalan mundur. Ia menatap Jaehyun, memastikan agar pemuda itu tidak pergi kemanapun. Jaehyun memang tidak pergi kemanapun karena ia merasa Rose itu agak aneh.
"Biasanya kalau Rose kaya gitu, dia bakalan bawa bencana. Hati-hati aja," ceketuk Yuju yang membuat Jaehyun menoleh dengan kaku.
"Maksud lo?" lirihnya. Tiba-tiba kok bulu kuduknya merinding, duh ia jadi takut.
Yuju tidak menjawab, ia justru menarik kursi besi yang ada di sebelah kursi Jaehyun mendekat. Gadis itu duduk santai sambil bertopang kaki dan bertopang dagu dengan mata yang menatap ke arah pintu kelas. "Kita lihat apa yang bakalan dilakuin sama Rose," gumam Yuju dengan senyum misteriusnya.
Jaehyun tidak menanggapi. Ia menelan ludahnya lambat kemudina ia ikut menatap pintuk kelas dengan perasaan harap-harap cemas. Semoga Rose tidak melakukan hal-hal anㅡ
"JE! GUE BAWA RENJUN NIH! GUE UDAH MINTA DIA YANG JUALAN RISOL MAYO HARI INI!"7
ㅡeh
Heem! Mana sempat, keburu bawa Renjun ke depan Jaehyun!
Rose berdiri di depan kelas dekat pintu, wajahnya sumringah dengan tangan yang menggenggam pergelangan tangan Renjun. Renjun hanya bisa pasrah sambil memegang kotak berisi risol mayoㅡdagangan milik Rose dan Yuju. Ia menatap Jaehyun dengan pandangan panik.
"Gimana, Je? Jadi beli, kan?" tanya Rose lagi.
Yuju berdiri dari kursinya yang menimbulkan decitan cukup keras antara kaki kursi besi dengan lantai. Gadis itu tertawa sambil bertepuk tangan, "Bravo! Emang lo keren banget, Ros! Abis ini dagangan kita diborong sama sultan TIB!" seru Yuju dengan bahagia.
"Hahaha iya dong! Jadi deh kita ke Dufan pas liburan semester!" seru Rose kemudian ia melakuka tos dengan Yuju. Gadis itu melirik Renjun, "Ren, tolong tawarin daganganku ke Jaehyun ya," lanjut Rose lagi.
Renjun benar-benar kikuk saat ini. Ia rasanya tidak ingin melangkah maju, ia ingin berlari pergi saja dari sana tetapi sepertinya tubuh berkata lain. Kakinya melangkah mendekati Jaehyun yang masih melongo di kursinya.
"KㅡKak, mau risol mayonya?" tawar Renjun saat berada di depan Jaehyun.
Posisi Renjun yang memang lebih tinggi karena berdiri, membuat Jaehyun harus mendongak. Ia tak ragu untuk menatap kedua manik mata jernih yang telah berkali-kali menyedotnya masuk ke dalam pusaran itu.
"Iya. Bungkusin aja semuanya," Jaehyun menjawab tanpa berpikir dua kali. Bahkan ia tidak berkedip saat berhadapan dengan Renjun.
Jawaban Jaehyun barusan membuat Si Mungil mengerjap, "Kak! Ini ada banyak! Kakak mabok risol mayo?!" Si Mungil berseru sambil menatap kotak risolnya lalu beralih pada wajah Jaehyun dan begitu seterusnya.
"NGGAK APA-APA, REN! SI JEJE EMANG HOBI MAKAN! LIAT AJA BADANNYA GENDUT GITU!" Rose berseru kemudian tertawa. Gendut apaan?! Badan Kak Jaehyun isinya otot semua tau! Renjun membatin.
Mendengar teriakan Rose barusan membuat Jaehyun kembali tersadar. Pemuda itu berdeham, "Bungkusin aja semuanya. Kamu kalau mau ya ambil aja, bawa beberapa buat teman-temanmu juga boleh," ujar Jaehyun yang mendadak canggung. "Ros, gue transfer ke Gopay lo aja ya duitnya. Cash gue receh," lanjutnya lagi seraya memiringkan kepalanya untuk menatap Rose.
Rose tersenyum lebar kemudian mengangguk dengan semangat.
"Itu ada berapa? Bagi dua aja," ujar Jaehyun lagi.
Kali ini Renjun bergerak untuk meletakkan kotak berisi risol itu di atas meja yang ditempati Jaehyun dan mulai menghitungnya. Dengan sabar yang lebih tua menunggu Renjun selesai menghitung.
"Ada tiga puluh enam," jawab Renjun lugas.
"Yaudah, bagi dua. Bawa sebagiannya ke kelasmu, sisanya di sini dan saya nggak mabok risol," Jaehyun ikut membalas sambil mengulum bibirnya gugup.
Renjun mengangguk kemudian ia memasukkan 18 buah rosil mayo ke dalam kantung plastik putih yang ada dalam kotak. "Makasih banyak ya, Kak! Aku pergi dulu," pamit Renjun.
"Iya," Jaehyun menjawab sekenanya dan membiarkan Renjun pergi begitu saja. Menyisakan aroma tubuh Si Mungil di udara serta rasa sesak di dadanya ketika melihat kepergiannya. Jaehyun menarik napas panjang kemudian menghembuskannya dengan kasar.
"SIAPA YANG MAU RISOL MAYO?! GUE TRAKTIR!" ia berseru keras dan seketika teman-temannya mengerubungi mejanya untuk mengambil risol mayo.
"Besok-besok lo traktirnya Ichiban Sushi, Je. Jangan risol mayo mulu," ujar June dengan tidak tahu dirinya.
"Ichiban apaan?! Lo makan risol mayo aja masih suka curang! Orang-orang ngambil satu, elo ngambil dua!" sewot Lisa pada June.
"Ngambil dua karena nganggur ya!" kilahnya.
"Tau nih! Si June emang kampung. Kalau dibawa ke Ichiban, bisa-bisa piringnya ikutan dibawa pulang," celetuk Minghao yang membuat June menganga.
"GUE PERNAH KE ICHIBAN YA!" June berseru tidak terima.
"Masa sih?!"
"Enggak sih, cuma lewat aja hehehehe," June tertawa seperti seseorang yang tidak melakukan kesalahan apapun.
"Bubar! Bubar! Ada June, takut banget dah! Garing!" Deka mengompori agar teman-temannya pergi dari meja Jaehyun dan meninggalkan June yang masih berdiri di depan meja Jaehyun.
"JAHAT LO SEMUA!"
"Cabut lo, Jun. Gue lagi galau, lihat muka lo malah tampah sepet," usir Jaehyun.
"Oalah asu tenan!"
***
A/N:
Hai, maaf ya lama dan pendek. Saya baru banget habis hiatus. Besok lagi yaa! Jangan lupa vote dan komentarnya! See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Finale 📌 Jaeren ✔️
FanfictionSemua berawal dari kegilaan Renjun yang tak bisa memendam perasaannya pada kakak tingkatnya, endingnya kira-kira putus atau terus ya? ➖ NCT 127'S JUNG JAEHYUN X NCT DREAM'S HUANG RENJUN ➖ © copyright 2021 by junwookshi ⚠️ B x B ⚠️ Jaehyun!dom ; Renj...