❤ 12 ❤

3.8K 587 57
                                    

Hari yang sudah sangat ditunggu tiba. Malam ini ia akan bertemu dengan salah satu vocal group kenamaan Indonesia, RAN. Bahkan ia sudah berjuang menghapal lagu-lagu RAN bersama dengan YangYang dan Sungchan semalam suntuk. Pagi ini terlihat ketiga anak adam itu tergeletak seperti sarden di atas karpet di kamar Renjun.

"Eh! Lo pada udah bangun belum?" dengan suara serak, Renjun menyapa kedua temannya.

"Udah, Ren. Gue melek sambil lihatin langit-langit kamar lo nih. Gue baru ngeh kalau banyak bintang-bintang tempel," jawab YangYang dengan suara yang juga serak.

Renjun terkekeh pelan, "Iya, gue emang suka banget sama bintang tapi sampai sekarang gue belum kesampaian buat stargazing. Makanya gue minta Bunda buat beliin bintang-bintang glow in the dark biar gue berasa lihat bintang kalau malam," jawab Si Mungil dengan mata yang juga tertuju pada langit-langit kamarnya.

"Sungchaaaan! Udah bangun belum lo, Pak Komti?!" panggil Renjun sambil merenggangkan tubuhnya.

"Udah nih. Cari makan yuk, lapar gue," ajak Si Komti kemudian bangun dari posisi tidurnya yang diikuti oleh YangYang dan Renjun. "Mau pada makan apaan?" tanyanya lagi pada dua submisif itu.

"Makan nasi atau bubur?" tanya YangYang yang memberikan dua pilihan.

"Jelas aja gue tim nasi. Kalau makan bubur kaya cuma numpang lewat, gue bisa habis tiga mangkok," jawab Sungchan sambil menepuk-nepuk perutnya.

"Lo sih enak, kalau makan bisa tinggi. Lah gue? Makan banyak bukannya tinggi malah pipi sama perut gue makin bulat," cibir Si Mungil.

"Yaudahlah, terima aja kalau lo kuntet," ejek Sungchan. Tidak lupa ia menepuk pelan pundak sempit Renjun.

DUK!

"MANA SOPAN SANTUN LO, SUNGCHAN?!" pemuda mungil itu berteriak setelah menendang paha Sungchan.

Pemuda itu hanya bisa meringis sambil mengusap paha kirinya yang baru saja ditendang oleh Renjun. Sakit sekali, walaupun kecil begitu, tenaga Renjun tetap lelaki. Niatnya Sungchan mau balas menendang Renjun, tetapi ia takut Si Mungil terpental.

"Jadinya mau makan apa nih?! Lo berdua malah ribut! Gue nikahin juga lo pada!" sewot YangYang. Ia jengah mendengar keributan kedua orang ini. Dulu ia sempat salah kira kalau Sungchan menyukai Renjun, nyatanya tidak sama sekali. Memang terkadang anak itu suka bersikap lembut tapi lebih sering seperti setan kalau sudah bersamanya dengan Renjun. Akhlakul kharimahnya digondol kucing.

"Gue tim nasi juga! Nasi kuning ya! Chan, lo cari nasi kuning, tapi sikat gigi dulu sama cuci muka. Muka lo lecek kaya cucian kotor," ujar Renjun sambil menatap Sungchan dengan pandangan menghakimi.

"Kurang ajar! Walaupun muka gue kaya cucian kotor gini, lecek, yang ngantri pun banyak! Emangnya elo?! Lo mah bloon! Nungguin si Jaehyun mulu!" Sungchan membalas. Jelas, ia tidak mau kalah. Enak saja wajahnya disamakan dengan cucian kotor yang lecek dan bau. Sial!

"Gue udah nggak nungguin Kak Jaehyun!" Renjun kembali berteriak pada Sungchan yang sudah bangkit dari duduknya.

"Mata lo nggak bisa bohong. Pandai-pandailah ngibul kalau sama gue," balas Sungchan yang kini berjongkok di depan sebuah lemari lima susun. Tangannya menarik laci terakhur untuk mencari sikat gigi baru karena ia tidak ada rencana untuk menginap di kost Renjun.

"Yang, lo bawa sikat gigi nggak?" tanya Sungchan tanpa menoleh.

"Bawa!" sahut YangYang.

Setelah mengambil sikat gigi baruㅡtanpa persetujuan si pemilik tentunyaㅡSungchan masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat gigi.

Finale 📌 Jaeren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang