❤ 15 ❤

3.6K 537 63
                                    

LONG TIME NO SEE, EVERYONEEEEEEEE!

WHO MISS ME?! HANDS UP?!

Ok, abaikan aja. Saya datang bawa bab-bab terakhir buat Finale. Kalian harus siap pisah sama Jaehyun dan Renjun di buku ini 😚 tapi tenang aja, karena saya nggak akan berhenti bikin book Jaeren 🤣

Habis ini kalian bisa langsung pindah ke Dear Zainal, di sana ada Enja (Renjana) dan Jay (Zainal). Promosi dikit tapi nggak apa-apalah.

Happy reading, my readers! 💕

***

Tidak lagi main kucing-kucingan seperti dulu, kini Jaehyun dan Renjun lebih terang-terangan menunjukkan jika mereka ada sesuatu. Setelah konser RAN waktu itu, keduanya sepakat untuk menjalani masa pendekatan yang lebih dekat lagi. Terkadang jika Jaehyun pulang dari awal dan tidak pergi ke lahan praktikum, pemuda itu akan menunggu Renjun sampai kuliahnya selesai. Walaupun Jaehyun agak cuek, tetapi dia hapal jadwal kuliah Renjun. Jam berapa saja Renjun pulang.

Jika mereka berdua selesai kuliah saat hari masih siang atau menjelang sore, Jaehyun akan menyempatkan diri untuk mengajak Renjun pergi keluar dengannya. Entah itu makan siang atau sekadar mencicipi menu di restoran baru. Pokoknya selama Renjun bersama dengan Jaehyun, tidak perlu khawatir Si Mungil akan kelaparan. Justru sebaliknya, Renjun kekenyangan dengan perasaan bahagia.

Kencan mereka berdua memang lebih dominan seputar makanan atau menemani Jaehyun minum kopi. Sedangkan Renjun memilih untuk mengajak Jaehyun ke Gramedia. Niatnya hendak membeli buku sekaligus ngadem, padahal ngadem di Alfamart juga bisa.

Selain makan, minum kopi dan ngadem di Gramedia, Jaehyun juga cukup sering mengajak Renjun untuk mengunjungi lahan praktikum atau pun ke kebun dekat kantin untuk mengecek kondisi terakhir pohon cabai mereka yang sempat terlantar karena keduanya terlibat perang dingin. Dasar orangtua tidak bertanggungjawab!

Sore ini, Jaehyun mengajak Renjun ke kebun kecil dekat kantin untuk memanen beberapa sayuran dan juga cabai yang sudah siap panen. Dengan antusias Renjun mengangguk menyetujui ajakan Jaehyun. Yang lebih tua tampak gemas sekali dengan Si Mungil, ia mengusak rambut Renjun sambil tertawa. Tanpa malu, Jaehyun mengamit tangan kiri Renjun dan menariknya pelan menuju kantin.

Bagaimana perasaan Renjun? Oh jelas, senangnya bukan main. Rasanya ingin meledak, wajahnya panas dan jantungnya berdegup tidak normal. Oh ternyata hal seperti ini masih dirasakan saat ia bersama Jaehyun. Tuhan, Renjun benar-benar jatuh cinta dengan pemuda ini.

"Kak, makan dulu ya?" ujar Renjun sambil berjalan mengikuti Jaehyun di belakang.

Jaehyun tampak tak berbalik, namun pemuda itu merespon, "Kamu mau makan apa?" tanyanya. Keduanya berhenti di depan warung nasi. Jaehyun mempersilahkan Renjun agar duduk terlebih dahulu, baru setelahnya ia bisa duduk di hadapan Renjun.

"Kamu mau makan apa? Pesannya gantian deh," tanya Jaehyun lagi dengan mata yang menatap Renjun dengan ramah.

"Aku mau makan mie, Kakak mau makan apa?" tanya Renjun balik.

"Kok nggak makan nasi?" Jaehyun bertanya dengan alis yang terangkat sebelah.

Kepala Si Mungil menggeleng, "Nggak mau, takut nggak habis kalau makan nasi. Kakak aja deh," tolaknya.

"Tau aja kalau saya mau makan nasi," sahut Jaehyun yang diselingi dengan tawa. "Padahal kalau kamu nggak habis kan ada saya, nanti saya habiskan," lanjutnya lagi. Masih betah memamerkan senyum dan dimplenya.

Renjun menatap yang lebih tua dengan pandangan ngeri, "Dih?! Masa Kakak makan makanan bekas aku?!" serunya

"Ya emang kenapa? Hitung-hitung latihan," Jaehyun membalasnya dengan santai, kelewat santai.

Finale 📌 Jaeren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang