Part 4

517 22 5
                                    

Author POV

Fiorenza terus melangkahkan kakinya dengan cepat untuk sampai ke apartement, tak peduli dengan semua ocehan yang di lontarkan oleh Evan yang dari tadi terus mengikutinya dari belakang bagaikan anjing yang selalu mengikuti majikannya pergi kemanapun, astaga itu perumpamaan yang sangat buruk hahaha sudahlah lupakan saja. Terlihat dari raut wajah Fio yang sangat kesal dan risih dengan kebaradaan Evan, entahlah menurutnya lelaki itu bagaikan mimpi buruk yang tiba-tiba datang kemudian menjadi kenyataan dalam kehidupannya. Walupun hidup yang di rasakannya sangat memuakan setidaknya dengan kehadiran Evan seratus persen memperparah situasi kehidupan yang di jalaninya.

'dia merusak semuanya ! dia ! dia ! dia ! lelaki yang entah dari mana asalnya, merusak pekerjaanku, menarik tanganku dengan seenaknya dan satu lagi, satu lagi yang harus kalian ketahui dia mengikutiku mulai dari jembatan kota hingga sekarang di mana kaki ku berpijak. Andai saja di sini tak banyak manusia, aku bersumpah dengan nama Neptunus akan membunuh lelaki sialan ini.' Batin fio tak henti-hentinya menyumpah serapahi lelaki yang sedang berada beberapa langkah di belakangnya. Dengan perasaan kesal yang tak terbendung lagi Fio menghentikan langkah kakinya dan menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya berulang kali, setidaknya dia harus mengontrol emosinya sekarang jika tidak maka akan terjadi sesuatu yang buruk.

"bisakah kau menutup mulutmu"ucap Fio datar sambil membalikan badannya ke arah belakang dan menatap tajam pemuda yang berada di hadapannya sekarang, yaa siapa lagi jika bukan Evan.

"aku harus menjelaskan semuanya kepada-"balas Evan dengan hati-hati dan terhenti ketika melihat suasana di sekitarnya berubah. Angin berhembus dengan kuat sehingga menerbangkan dedaunan yang jatuh di sekitar mereka serta pohon yang kini dahan-dahannya tertiup menimbulkan suara berisik yang memenuhi keheningan di antara mereka. Bahkan beberapa orang yang berada di sana beranjak pergi ketika keadaan berubah dratis dari semula. Evan tau, yaa dia tau bahwa itu semua di sebabkan oleh Fio. Kekuatan yang di miliki oleh Fio terhubung dengan keadaan suasana hati yang di rasakannya. 'shit, aku membuatnya kesal' ucap Evan dalam hati.

"tenangkan dirimu, aku tau aku membuatmu kesal. Tapi ini semua sangat penting"lanjut Evan dengan tenang, seakan dia tak takut dengan apa yang bisa di lakukan Fio terhadapnya. Fio hanya diam dan terus menatap tajam ke arah Evan dengan tangan terkepal sempurna di samping tubuhnya.

"kumohon Renza, tenangkan dirimu"lanjut Evan dengan melangkah maju perlahan-lahan mendekati Fio. Fio yang mendengar suara Evan tersebut membuatnya mengingat sesuatu, sesuatu yang telah di lupakannya sejak lama. Renza, panggilan itu tidak asing di dalam ingatannya. Dia terlihat bingung dan hatinya terasa terusik dengan nama panggilan itu.

"siapa sebenarnya dirimu ?"balas Fio dengan tatapan penuh selidik ke arah Evan. Seakan tak memperdulikan pertanyaan Fio, dia terus melangkahkan kakinya mendekat. Ketika mereka sudah saling berhadapan, Evan terus menatap mata Fio lembut dan tersenyum tipis. Fio yang melihat senyuman yang terukir di wajah Evan membuat dirinya kembali tenang, entahlah mengapa itu bisa terjadi. Selama ini dia tak pernah menyukai semua bahkan sepercikpun bagian yang berhubungan dengan rasa bahagia, dan itu termasuk senyuman. Tapi mengapa hanya dengan melihat Evan tersenyum dapat menenangkan hatinya kembali, ini semua tak masuk akal pikirnya.

"kau akan menyadarinya suatu hari nanti"ucap Evan kemudian beranjak melangkah ke depan meninggalkan Fio yang masih terdiam bingung.

"apa maksudmu ? mengapa kau memanggilku dengan nama Renza ?"balas Fio ketika kembali tersadar dari alam pikirnya dan mengejar Evan yang sudah beberapa langkah di depannya.

"sudah kubilang suatu saat kau pasti akan mengetahuinya, itu hanya masalah waktu. Renza, kupikir panggilan itu lebih cocok untukmu"balas Evan dengan menatap lurus kedepan. Fio tak merasa puas dengan penjelasan Evan, 'itu hanya masalah waktu' tapi kapan batin Fio berkata.

CURSE (Justin Bieber)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang