part 10

62 4 1
                                    

Author POV

Hari ini merupakan hari pertama gadis itu akan menjalankan pekerjaannya di panti asuhan bersama Evan. Kegiatanpun dimulai dari bangun pagi dan bersiap untuk berangkat kuliah seperti biasanya. Fiorenza kini menatap dirinya di depan cermin kamarnya, bukan hanya menatap penampilan fisik di sana tetapi juga dengan keadaan hati dan pikiran yang tidak pasti. Otaknya terus memikirkan bagaimana pekerjaan dia nantinya di panti asuhan tersebut, bahkan sampai membuatnya tidak fokus untuk perkuliahan hari ini

"renz, apakah kau sudah siap?"suara ketukan pintu dan diiringi suara Evan membuat Fio mengalihkan pandangannya pada dirinya dari cermin

Tanpa menunggu lagi, gadis itu segera mengambil tas sandangnya dan bergegas membuka pintu kamar. Terlihat dewa atau lelaki bernama Evan tersebut menyunggingkan senyum ringan ke arah Fio sambil mengucapkan 'Morning'

"eeh...morning"balas gadis itu dengan sedikit kikuk mengingat selama ini tak pernah ada yang mengucapkan kata-kata sambutan pagi ataupun keadaan lainnya kepada dirinya. Tas yang kini tengah berada di tangannya langsung ditarik ke arah bahu dan bergerak menuju pintu apartemen serta tak lupa memakai sepatu satu-satunya yang ia miliki. 'sepatu yang sungguh buruk'ungkap gadis itu dalam hati antara kesal dan kasihan

"hey, mungkin kita harus membeli sepatu yang baru untukmu"satu suara dari Evan mengalihkan pikiran Fio, terlihat dewa itu juga berpendapat yang sama dengannya sambil menatap sepatu usang tersebut

"aku tidak punya uang, mungkin lain waktu saja"balas Fio dengan tetap menyibukkan diri memasang tali sepatunya, Evanpun membalas dengan gumaman 'okay'
Setelah itu mereka bergegas menuju kampus, selama di perjalanan fio ingin sekali menanyakan kepada Evan tentang kalung yang ia miliki, kalung dengan 'peace sign' sebagai lambangnya. Mengapa dewa itu bisa mengetahui kalung ini dan apa hubungan kalung ini dengan makhluk-makhluk mitologi yang beberapa waktu ini mengincar dirinya. 'Astaga'keluh gadis itu tertahan dalam hatinya, pertanyaan tentang kalung itu seakan sudah berada di ujung lidah dan hanya menunggu untuk dikeluarkan.

"aku lupa memakai kalungku"ungkap Fio ke arah Evan, mendengar itu membuat lelaki itu menghentikan langkahnya. Gadis itu sengaja mengatakan hal tersebut untuk melihat bagaimana reaksi Evan selanjutnya.

Dewa itu memandang Fio dengan tatapan penasaran serta sedikit mengerutkan alisnya disana dan tetap diam selama beberapa saat.

"kalungmu tidak tinggal sebenarnya, hanya saja kau tidak memakainya melainkan berada dalam tasmu"ucap Evan dengan mengalihkan tatapannya ke tas yang di sandang gadis itu.

'fuck' balas fio, untung saja kata tersebut tak spontan keluar dari mulutnya melainkan hanya spontan terucap dalam hati

"apakah kau seorang cenayang?"tukas gadis iti langsung dengan nada selidik

"apakah aku terlihat seperti cenayang?"bukannya menjawab dewa itu malah bertanya balik kepada lawan bicaranya. Mendengar balasan lelaki itu membuat fio mendecak sedikit kesal  'bisakah dia menjawab saja dan tak usah bertanya balik'

"forget it"balas Fio tak minat meladeni percakapan mereka dan melanjutkan langkahnya menuju kampus meninggalkan Evan

"wait for me renz, you should weared that necklace"ungkap Evan sambil mengejar langkah kaki Fio yang berada di depannya

"is it important?"gumam gadis itu tanpa memandang Evan yang berada di sampingnya

Lelaki itupun langsung mengambil langkah dan bergerak ke arah depan fio, "it will protected you"ucap Evan dengan tegas sambil memegang pundak gadis yang berada di depannya sekarang

"bagaimana kau tau kalau kalung ini dapat
melindungiku sedangkan kalung ini kudapat ketika aku berumur 13 tahun dari peti tua di panti asuhanku yang bahkan saat itu aku belum pernah bertemu denganmu"balas Fio dengan menatap lurus ke mata dewa itu, "kalung ini hanyalah benda tua dan usang yang kutemukan di gudang dan bagaimana bisa kau mengetahuinya?"lanjut gadis itu meminta penjelasan kepada lelaki di depannya sekarang. Mendengar perkataan Fio membuat Evan terdiam sejenak karena pikirannya kembali mengingat masa lalu tersebut

CURSE (Justin Bieber)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang