OO3;

1.7K 257 9
                                    

Acara pernikahan itu sudah selesai. Para tamu sudah pulang hanya ada saudara dan orang orang yang sedang membereskan gedung tersebut.

Renjun dan Jaemin beserta keluarga sudah berada tempat peristirahatan. Kini mereka tengah berisitirahat dihari yang panjang ini.

"Renjun Jaemin kemari" ajak Irene pada kedua putranya. Kini Renjun resmi jadi putranya juga.

Mereka melihat kearah mamahnya dan berjalan mengikutinya.

Semua keluarga sudah berkumpul. Seperti sedang membahas hal yang penting mereka seperti dejavu.

"Duduk dulu kalian"  ucap Suho.

"Baba mau bilang nanti kalian pulangnya langsung ke rumah yang kami belikan untuk hadiah pernikahan kalian"  ucap Chanyeol jelas.

"APA?/APA?" teriak keduanya.

"Kalian tidak usah kaget begitu kan hal yang wajar"

"Tapi ba apa terlalu cepat? Renjun bisa menginap dahulu di rumah"

"No no jika yang kamu maksud rumah baba, baba melarangnya karena kalian sekarang sudah punya rumah sendiri" Muka Renjun memelas mendengarnya. Apa apaan itu mengapa dia harus seatap dengan bocah seperti Jaemin.

"Tapi bener yang dibilang Renjun Pa apa terlalu cepet?"  bela Jaemin. Dia juga tidak mau cepat cepat satu atap dengan Renjun.

"Nggak ada penolakan dan barang barang kalian sudah kami antarkan kesana"

Mereka tentu saja kaget? Orang tua nya niat sekali. Sudah disuruh menikah diusir pula nasib nasib.


Dan disinilah mereka sekarang. Rumah yang tidak terlalu besar maupun kecil, banyak tanah luas dipekarangan rumah dan lihat bagian dalamnya, sudah lengkap sekali. Mereka benar benar seperti mengusir mereka.
Mungkin ibunya sengaja menyuruh mereka melakukan kegiatan produktif seperti bercocok tanam contohnya.

Setelah sampai, keduanya langsung mencari kasur ataupun sofa. Hari itu begitu lelah dan mereka sangat pegal tentunya karena harus menyapa semua tamu undangan dan berdiri terus menerus tanpa henti. Keduanya terlelap ketika sampai.

——-


Pagi telah menyapa. Mentari sudah naik kepermukaan. Tapi pasangan ini sepertinya masih menyelami mimpi.

Jaemin yang bangun pertama kali karena sinar matahari mengganggu penglihatannya. Perutnya sangat lapar dia ingin makan. Setelah berdiri yang ia tuju pertama kali adalah kulkas dia ingin mengecek apakah ada bahan makanan yang bisa dimasak atau cemilan. Tapi ternyata isinya kosong, hanya ada air putih saja.

Jaemin menyeret kakinya untuk membangunkan Renjun siapa tau pemuda itu membawa camilan atau makanan ditasnya.
Setelah sampai ia goyang goyangkan tubuhnya dan ketika ia dapati pergerakannya ia berhenti.

"Renjun bangun" ucap Jaemin sambil menguap.

"Enghh apaa"  dengan mata yang tertutup, Renjun masih ingin bercuddle ria dengan kasur dan bantalnya tapi mengapa ada manusia yang mengganggu aktivitasnya.

"Punya makanan nggak" tanya Jaemin yang kini sudah duduk dikasur karena malas berdiri.

"Nggak tau, saya masih ngantuk" Renjun kembali merapatkan selimutnya dan kembali menjelajahi mimpi.

Jaemin yang masih mengantuk  ikut tidur dikasur itu.

——-

Renjun terbangun dari tidurnya ketika ia merasakan bahwa perutnya seperti ada tangan besar yang memeluknya dari belakang dan ia juga merasakan ceruk lehernya hangat. Sejak kapan ia tidur dengan orang lain? Perasaan kemarin dia tidur sendirian.

Ia beranikan diri membalikkan tubuhnya lalu yang ia dapati wajah Jaemin yang sangat dekat dengannya. Sejak kapan Jaemin tidur dengannya?

Jika dilihat lihat Jaemin juga tampan tapi menurut Renjun tidak menarik.

Jaemin membuka matanya perlahan dan ia kaget ada Renjun dihadapannya.

"AAAAAAA" Jaemin berteriak seraya melepaskan tangannya. Sungguh Renjun bingung padahal dia yang memeluknya tapi dia juga yang berteriak harusnya kan Renjun.

"Kamu kenapa?" 

"K-kok gue bisa meluk lo?"  saat ini Jaemin tengah duduk dan menjauhi Renjun sembari menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Ya mana saya tau kan kamu yang meluk saya"

"K-kok bisa?"

"Jangan lebay deh cepet sono turun kita harus makan kan?"

"Tapi kita gak punya makanan jun"

"Bisa delivery" Renjun turun dari kasur dan segera mencari hp nya. Sudah jam 2 siang saja, mereka tidur seperti kebo ternyata.

Jaemin tidak pernah terpikirkan untuk memesan makanan online. Mengapa tidak ia lakukan saja tadi pagi dan bukannya ikut tidur dengan Renjun.

Jaemin segera turun dari kasur dan berjalan mengikuti Renjun yang sedang menunggu makanan pesan antar itu datang.

Selagi menunggu keduanya sama sama diam. Tidak ada yang mau membuka pembicaraan sampai pesanan mereka tiba.

Renjun pergi untuk mengambil makanan tersebut dan ia letakan pada meja makan. Jaemin hanya diam memperhatikan kegiatan yang suaminya itu lakukan.

Renjun yang memakan terlebih dahulu karena perutnya sudah lapar dari malam. Ketika ia akan menyuap makanannya ia berhenti sejenak menatap Jaemin karena pemuda tersebut hanya diam saja dan hanya memperhatikannya saja.

"Kenapa? Kamu mau saya suapi?"

"E-eh nggak" Jaemin kelabakan. Kenapa juga dia melakukan seperti hal tadi.

Mereka makan dengan khidmat. Seperti orang kelaparan tepatnya. Bagaimanapun kemarin itu sangat menguras tenaga, boro boro istirahat sebentar ketika duduk saja tamu langsung berdatangan.

"Renjun"

"Kenapa?"

"Gue mau ngomong"

"Itu kamu udah ngomong"

"Gue mau ngomongin syarat yang gue dulu pernah bilang"

"Besok saja saya lelah kalau sekarang"

"Sekarang aja" paksa Jaemin.

"Besok aja sekarang kamu tulis syaratnya apa aja dan tolong beresi sisa makanan ini ya saya masih mengantuk"

Renjun cepat pergi dari meja makan dan tidur kembali tanpa mandi terlebih dahulu. Jaemin terdiam ditempatnya dia tidak menyangka Renjun semalas itu.

Dia juga harus cepat cepat makan karena dia ingin keluar menemui sang kekasih hari ini.

Kekasih?























——-

ckck pdhl udah punya suami😌
:(((
Oh iya aku disini pakenya suami-suami karena kalo suami-istri emm kurang sreg ke aku😭🙏🏻
Maap klo aneh 😭

contract marriage ; jaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang