OO9;

1.4K 218 29
                                    


Jaemin membuka matanya, ia bisa melihat jika Renjun ada dipelukannya. Cantik, rupa Renjun amat cantik.

Ketika tangannya yang ingin mengelus surai lelaki dihadapannya, mata itu bergerak. Jaemin kelabakan, jelas ia tidak ingin Renjun tahu ia tadi sempat ingin mengusap surainya.

Segera saja Jaemin bangun dan turun ke bawah, menyiapkan hidangan untuk keduanya.

Renjun membuka matanya, dimana Jaemin? Mengapa lelaki itu tidak ada ditempatnya? Namun ia tidak ambil pusing dan tetap tidur kembali.

Kali ini jantung Jaemin berdetak lebih kencang, ntah dia terlalu gugup atau takut ketahuan. Mukanya sangat panas saat ia memikirkan kejadian semalam. Ia... memeluk Renjun? Tidur sambil berpelukan?

Jaemin menarik rambutnya sendiri lalu berjongkok dan menunduk. Sungguh ia malu

——-

Renjun turun dan melihat Jaemin tengah memasak disana. Memang sudah aktifitas mereka jika pagi hari Jaemin yang memasak dan dia hanya ikut makan.

Baru kali ini ia menyadari jika Jaemin terlihat tampan. Sungguh pemandangan bagus dipagi hari.

"Selamat pagi Jaemin," ucap Renjun. "Pagi"

Renjun duduk di meja makan yang berhadapan dengan dapur tersebut. "Kamu kuliah hari ini?"

"Iya, ada jadwal" Jaemin meletakkan masakannya pada piring dan menaruhnya dihadapan Renjun. "Kalo lo? Kerja gak?"

"Nggak, saya libur"

"Ohh," Jaemin sudah selesai dengan masaknya dan berjalan menuju meja makan. "Enak"

Renjun mengunyah dan tersenyum pada Jaemin. Reaksi Jaemin seperti hiburan untuknya, lihat wajah yang mematung itu.

"Ngomong-ngomong, pelukanmu pas malam hangat sekali," Renjun menggigit sendok itu dan menatap Jaemin. "Nanti malam saya bisa mendapatkannya lagi?"

Muka Jaemin tentu saja memerah, apa-apaan serangan mendadak itu. Mungkin Renjun agak sedikit gila karena ia peluk semalam.

Jaemin menghentikan kunyahannya. "Lo gila,"

Renjun tertawa, seru sekali menjahili suaminya. "Kayaknya saya bisa jadi dominan kamu deh, nanti kalo kamu lulus saya yang kerja aja kamu di rumah."

Jaemin syok mendengar pernyataan Renjun. Tidak dia lah yang akan jadi dominan, Jaemin menggenggam sendoknya melihat Renjun tidak percaya. "Lo kayaknya beneran gila"

"Hahahaha"

Gila, Renjun beneran gila. Jaemin takut dekat-dekat dengannya, ia harus segera pergi dari sini sekarang.

"Gue pergi," Jaemin berdiri dan mengambil tas nya yang berada di sofa. "Dadah sayang" lambai Renjun pada Jaemin.

Jaemin benar-benar yakin jika Renjun kerasukan setan dikamar mereka tadi malam.

"Menarik," kata Renjun lirih. "Makanan Jaemin kenapa enak-enak banget ya, kayaknya saya bisa buka restoran sendiri."

——-

"Hyunjinnnn," rengek Jaemin pada sahabatnya.

"Kenapa lagi?"

contract marriage ; jaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang