15

1K 205 69
                                    

31 januari 2018 | tahun ketiga

31 januari 2018 | tahun ketiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gue pengin banget keterima ahli gizi di sana. Mau jalur snm, sbm, apa mandiri bakal gue lakuin deh." Kata Raya yang jalan beriringan sama Bomin, mereka mau ke kantin.

"Anyway, rencananya nanti lo mau ngisi pilihan pertama di mana?" Tambah gadis itu.

"Ada deh."

Refleks Raya berdecih pelan, walau akhirnya tetap memberi anggukkan. "Yang terbaik buat lo aja ya, Min." Katanya santai.

Kalau boleh jujur, ngobrol sama Bomin tuh enak. Raya yang biasanya ngerasa canggung kalau ngobrol sama anak laki dari kelas lain, gak ngerasain hal yang sama kalau ngobrol sama Bomin. He knows how to make someone feel comfortable with the conversations he has, gitu.

"Eh, lo ke kantin duluan aja, Min. Gue mau ke toilet sebentar."

"Beneran?"

Raya mengangguk.

"Lo mau dipesenin apa? Biar gak nunggu lama."

"Gak usah, nanti gue pesen sendiri. Lo kosongin satu kursi buat gue aja." Kata Raya, sebelum bertolak menuju toilet, sedangkan Bomin ke kantin.

"Ck, kebanyakan makan semangka nih gue. Ayah sih maksa ngehabisin." Omel gadis itu di salah satu bilik toilet.

Raya baru saja mau keluar, tetapi telinganya lebih dulu dengar langkah kaki. Jadi satu-satunya yang dia lakukan adalah diam di biliknya.

"Jadi kapan lo sama Jihoon jadian?"

"Sabar kalik, baru sebulan mereka putus."

"Jangan lama-lama lah, Bel. Nanti malah lo suka beneran lagi sama dia."

"Dih, ya nggak lah. Kalo gak karena taruhan juga gue gak mau."

"Inget loh, waktunya tinggal 2 minggu."

"Ck, padahal lo yang pernah ditolak Jihoon, ngapa gue yang disuruh ngebales coba? By the way lo berempat urus anak yang namanya Soojin deh, anak kelas 11 sih kayaknyaㅡkemarin ngasih Jihoon bekal. Kalo urusan Jihoon, serahin aja di gue."

Raya mengepalkan tangannya. Ia tentu kesal, alasannya mengakhiri hubungan dengan Jihoon adalah agar pemuda itu berhenti mendapat luka. Tapi kalau begini caranya maka tidak ada beda.

Derap kaki kembali terdengar, kali ini menjauh dari toilet. Raya langsung keluar dari biliknya dan menghampiri Bella yang tengah berdiri di dekat wastafel. Gadis itu memberi tatapan tajam terkesan dingin. Sementara yang ditatap, mematung beberapa saat. Sebelum akhirnya kembali memasang wajah angkuh.

"Hai?" Sapa Bella disertai kekehan ringan.

Yang disapa langsung menarik paksa pergelangan Bella dan menubrukkan punggung gadis itu ke dinding.

Promise ; Jihoon TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang