Ara menunduk menatap tubuhnya yang kurus dan sedikit kusam, lalu ia mencium tubuhnya yang berbau dan itu membuatnya tidak nyaman. Bisa dibayangkan berapa lama tubuh Ara tidak bertemu air? Lama bukan, dan sekarang ia ingin bertemu dengan air alias ingin mandi.
Lalu ia melirik Reska dan Rion yang sedang fokus mabar, Ara yang tadinya ingin meminta bantuan mereka sedikit tidak enak hati, karena mereka terlihat sangat fokus.
Meski Ara tidak enak hati untuk menggangu mereka, ia tetap memanggil salah satu diantara mereka untuk membantu nya ke kamar mandi.
"Res." Ara memanggil Reska dan hanya dibalas singkat.
"Hm."
"Boleh minta tolong?"
Reska menoleh," kenapa? lo butuh apa, ayo bilang."
"Gue mau mandi, tapi kaki gue sakit. Jadi, gue minta tolong bantu gue ke kamar mandi."
"Jangan mandi, elap aja elap. Mau?"
"Matamu elap. Gue mau mandi aja biar seger."
Reska memutar bolamata malas, tapi ia tetap berdiri dan membantu Ara ke kamar mandi. Reska juga menawarkan bantuan yang lain, tapi Ara tolak karena ia rasa semuanya bisa dilakukan dengan sendiri.
Beberapa menit kemudian Ara keluar dengan memakai kemeja hitam kebesaran dan celana lebar. Wajah Ara terlihat lebih fresh dan santai setelah mandi. Kali ini Ara menonjolkan kecantikan nya dan membuat kedua sahabatnya terpana.
Ara berjalan pelan dengan berpegangan ke dinding, tentu saja Reska yang melihat itu langsung membantunya.
Reska dan Rion menatap Ara kagum, terpana dan mengangguk puas, ternyata sahabat mereka benar - benar cantik setelah mandi.
Ara yang sedang mengeringkan rambut, mendongak menatap kedua sahabatnya yang memasang ekspresi aneh.
"Kalian berdua kenapa? ngeliatin gue sampai segitunya," kata Ara.
"Gue baru sadar selama ini lo tuh cantik ya, apalagi sekarang lo pake kemeja gede gitu, vibesnya cakep!" ucap Rion sambil mengacungkan dua jempolnya.
"Gue sih gak kaget, lo emang udah cantik cuma tertutupi aja. Mulai sekarang lo harus rubah penampilan lo, bisa dibayangin pasti banyak yang suka sama lo," kata Reska yang sudah tersenyum lebar saat membayangkan Ara yang berubah.
"Sejak Ara keluar dari kamar mandi, gue udah bertekad buat jadiin dia ibu dari anak - anak gue nanti," celetuk Rion santai, tapi berhasil membuat Ara dan Reska terkejut.
"Astagfirullah, Rion sadar woy sadar. Jangan mimpi terus, mana mau Ara punya anak dari cowok model lo," ucap Reska antara iba, mengejek dan kasihan menjadi satu.
"Ara gak mau it's okey, masih ada lo. Iya gak, Res."
Reska tersenyum lebar, lalu menepuk bahu Rion keras, "selama mata gue normal, gue gak akan mau jadiin lo suami. Tolong ingat itu, bestie."
"Berarti kalau mata lo gak normal, lo mau jadi ibu dari anak - anak gue?" kata Rion sambil menaikkan satu alisnya, beuh ganteng nya gak ngotak Rion kalau udah naikin satu alis.
Ara melirik mereka berdua secara bergantian dan terkekeh, entah kenapa melihat mereka Ara rasa lucu, gemes dan kaya nonton drama cinta remaja aja.
"Ini kenapa kok lucu, kalian berdua kaya pasangan yang saling menggoda tau gak sih!" seru Ara tiba - tiba mengagetkan mereka yang saling bertatapan.
Reska dan Rion kompak membuang muka, melihat itu Ara tiba - tiba ingin menggoda mereka.
"Kenapa pada buang muka? bukan nya tadi liat - liatan ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Transfer of souls [END]
Fantasía[Masih acak-acakan, nanti deng kalau udah mood mau di revisi ulang.] ** Amira Gricia Permata. Gadis cantik berumur 17 tahun yang multi talenta, terlahir dari keluarga yang terpandang. Meski Gricia terlahir dari keluarga terpandang tidak membuat nya...