Part-7

53K 6.2K 79
                                        

Mobil Glen melaju dengan kecepatan sedang, suasana mobil hening dan juga dingin. Mau Glen atau pun Ara sama - sama bungkam, Glen yang fokus nyetir dan Ara yang cemberut kesal membuat Glen bingung.

"Lo kenapa, perasaan tadi aman - aman aja kok sekarang kaya bete gitu," tanya Glen.

Ara menoleh, "Kenapa lo titipin gue ke manusia kaya Aje?

"Ha?"

"Aje bilang lo nitipin gue ke dia, ih lo abang kurang ajar. Tega ya lo nitipin adek sendiri ke orang lain, gimana kalau gue di apa-apain?!"

"Tadinya gue gak akan nitipin lo ke dia, tapi dia sendiri yang menawarkan diri. Yaudah lah, lagian kan waktu itu lo pingsan dan gue juga lagi buru - buru. Tapi, sebelum pergi gue udah ngewanti - wanti kok. Aje sahabat kecil gue dan gak mungkin dia apa-apain lo."

'Ya, meski gue gak yakin sih.'

"Emang sih gak di apa-apain, cuma dia ngeselin banget tau. Mentang - mentang lagi di rumahnya, beuh kalau aja dia lagi di luar udah gue sleding tuh makhluk!"

Glen mengernyitkan alisnya, "ngeselin? maksud lo Aje ngeselin?"

"Iya!"

"Gimana ceritanya Aje bisa ngeselin, orang tuh manusia satu irit ngomong gitu."

Ara langsung menoleh dan tertawa sinis, "apa irit ngomong? lo mau bohongin gue, dia tuh banyak ngomong tapi isinya setan semua."

Glen yang mendengar itu bingung tapi tak lama ia mengangguk paham, orang akan berubah ketika bertemu dengan orang yang dia sayang. Begitu pun Aje, ia akan menunjukan sisi lainnya hanya kepada Ara.

Ara melihat Glen mengangguk, mengernyit bingung," lo ngapain ngangguk - ngangguk gitu, lama - lama lo mirip boneka yang suka ada di mobil."

"Mana ada, lo mau pulang kemana, rumah apa mansion kakek?"

"Mansion kakek dong, bodoh banget kalau gue pilih pulang ke neraka daripada ke surga."

Glen langsung terdiam dan itu tak luput dari penglihatan Ara, "santai aja Glen, gak usah di inget - inget lagi."

"Sorry–"

"Udah lah gak usah di bahas, lagian kita kan udah damai. Jangan sampai pembahasan ini bikin kita debat, oh tidak bisa."

Glen mengangguk dan mereka pun kembali mengobrol topik lain, tapi tiba - tiba Ara menanyakan sesuatu yang sensitif.

"Kabar siluman rubah, gimana?" celetuk Ara.

"Hah?"

"Ih itu loh Ghea, dia kan kaya rubah."

"Oh dia, ya gitu. Masih hidup enak apa lagi lo gak ada, semakin menjadi lah dia."

"Gak ada yang ngusir dia gitu?"

"Gue ngusir dia? Ya kena amukan monyet betina lah."

"Monyet betina? Maksud lo bunda?"

Glen mengangguk dan Ara langsung tertawa ngakak, "anak kurang ajar! sama bunda sendiri gitu, kalau bunda tau kena amuk lo."

"Gak akan tau kalau lo gak ngadu."

"Gue ngadu? dih, bukan gue banget."

"Iya - iya adek gue mah gak suka ngadu, tapi sukanya nangis."

Plak-

Glen di tampar tepat di tangannya, tamparan Ara bukan main sampai membuat tangan Glen memerah.

"Sakit woy!" teriak Glen sambil mengelus bekas tamparan Ara.

Transfer of souls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang