"Hyung.. " panggil Yeonjun ragu.
Taehyung menoleh, mendapati adiknya yang menatap sekitar gusar dengan tangan yang meremas jasnya hingga kusut. Tersenyum kecil, Taehyung membawa tangannya untuk mengusap surai sang adik lalu membawanya dalam sebuah pelukan hangat.
"Tenanglah, dia tidak akan sampai di sini. Kau aman bersama hyung, hm. "
Yeonjun mengangguk kecil dalam dekapan Taehyung. Oh sungguh, sedari tadi pikirannya kacau. Tapi ia masih tahu diri untuk tidak membuat sang kakak khawatir di pesta pernikahannya.
Senyum Jungkook mengembang melihat interaksi kakak beradik yang berada tak jauh di hadapannya. Ia lantas mendekati kedua lelaki Kim– oh yang satu sudah menjadi Jeon sekarang.
Taehyung dan Yeonjun terperanjat saat merasakan tubuh seseorang menubruk tubuh mereka, dan saat mereka menoleh ternyata itu Jungkook. Yeonjun menghela nafas lega sementara Taehyung mengernyit tidak suka, ia memukul lengan Jungkook.
"Jangan seperti itu, kau menakut-nakuti Yeonjun. " Taehyung mendengus.
"Tenanglah, orang-orangku bisa mengatasinya. Tidak perlu khawatir jika keluarga kalian datang, karena sekarang akulah keluarga dan rumah kalian. " Jungkook mengeratkan pelukannya pada dua bersaudara, namun tak lama teriakan melengking berhasil membuat momen itu retak.
"Appa! "
Beomgyu datang dan langsung memukuli paha Jungkook brutal dengan kening yang mengerut serta bibir yang maju ke depan. Taehyung berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Beomgyu, lalu menggenggam kedua tangan mungil itu dan menghadapkan tubuh si kecil ke arahnya.
"Ada apa? Kenapa memukuli appa, heum? " tanyanya.
"Eomma~ appa jahat meninggalkan Gyu di sana sendirian. Gyu seperti anak hilang sedari tadi. " adunya dengan kaki yang dihentak-hentakkan.
Taehyung tersenyum kecil, ia mengelus surai Beomgyu pelan kemudian menggendong si kecil. "Nah, sekarang pukuli appa. Ini baru sepadan, sayang. " ia mengecupi kepala belakang Beomgyu yang kini memukuli Jungkook brutal.
"Ya! Ya! Ya! Hentikan, Gyu. Appa salah, appa minta maaf, oke? " ujar Jungkook, namun sang anak tidak menggubrisnya dan terus memukuli Jungkook dengan brutal.
Taehyung terkekeh, ia memundurkan langkahnya menjauhi Jungkook. "Sudah-sudah. Bagaimana jika Gyu menghibur Yeonjun hyung, heum? Yeonjun hyung tampak sedih." ucapnya, dan ditanggapi dengan anggukan antusias.
Beomgyu turun dari gendongan Taehyung, mendekat ke arah Yeonjun kemudian menggenggam tangan yang lebih besar darinya itu hingga Yeonjun tersadar dari lamunannya.
"Kenapa Onjun hyung melamun? Kata appa, melamun itu tidak baik."
Yeonjun tersenyum kecil, ia menggelengkan kepalanya pelan. "Hyung tidak melamun, Gyu." elaknya.
Beomgyu menggeleng lalu menarik tangan Yeonjun tanpa berucap apapun membuat Yeonjun bingung akan dibawa ke mana dirinya dengan– err keponakannya?
"Taehyun! "
Genggaman Beomgyu pada Yeonjun terlepas begitu saja saat Beomgyu menubrukkan tubuhnya pada Taehyun. Hampir saja Taehyun terjungkal, namun untunglah ia memiliki keseimbangan tubuh dan reflek yang bagus sehingga sesuatu yang buruk tidak terjadi.
"Sudah ku bilang berapa kali untuk tidak berlari, Beomgyu. " decak Taehyun kesal yang hanya dibalas dengan cengiran oleh si empunya.
"Tid– eh? Sejak kapan Soobin hyung pulang dari Amerika? " tanyanya saat melihat atensi Soobin– anak dari Namjoon dan Seokjin.
"Tentu saja kemarin. " balas Soobin seadanya.
Beomgyu mencibir, namun saat matanya menangkap sosok Yeonjun, ia kembali tersadar ke tujuan awalnya.
Sedikit merenggangkan pelukannya, Beomgyu meraih lengan Yeonjun dengan tangan satunya. "Perkenalkan ini Onjun hyung. Lupa tadi, hehe. "
Yeonjun tersenyum kaku, "Yeonjun, Kim Yeonjun. " koreksinya.
Soobin dan Taehyun mengangguk mengerti. Taehyun kemudian pamit karena Beomgyu meminta cake di meja paling ujung dan berakhir dengan tangannya yang terasa berat sebelah karena Beomgyu bergelayut di sana– sama sekali tidak mau melepaskannya.
Se-pergian kedua anak kecil itu, kini tersisa Soobin dan Yeonjun yang tidak tahu harus melakukan apa. Saat Yeonjun ingin pamit untuk pergi, suara Soobin terdengar di rungunya, membuatnya mengurungkan niat tersebut.
"Aku Soobin, Kim Soobin. Ku rasa kau lebih tua dariku, jadi bolehkah aku memanggilmu hyung? " tanyanya.
Yeonjun mengangguk dengan senyum kecil, "Boleh"
"Mau berkeliling, hyung? " tawar Soobin, dan Yeonjun dengan ragu menganggukkan kepalanya.
"Kalau begitu, ayo! " ujar Soobin antusias.
Entah kenapa Yeonjun merasakan pipinya memanas saat Soobin menggenggam tangannya, berlari kecil menembus kerumunan orang juga wartawan yang ada hingga langkahnya berhenti di taman belakang.
"Wah" gumam Yeonjun lirih.
"Hyung belum pernah ke sini, ya? " tanya Soobin saat melihat binaran di mata Yeonjun.
Yeonjun menganggukkan kepalanya tanpa menoleh ke arah Soobin. Kakinya melangkah dengan sendirinya hingga berada di pinggiran kolam ikan. Ia berjongkok, kemudian membawa jari telunjuknya untuk membuat pola lingkaran di atas air.
Soobin tersenyum lebar hingga dua titik cacat di pipinya tampak. Melihat Yeonjun tersenyum manis, binaran polos itu, dan tawa kecil yang mengalun, membuat jantung Soobin berpacu dua kali lebih cepat– dan ia tidak bodoh untuk mengartikan semua itu. Ini cinta.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Like Us || KookV ✔
Fanfiction"Aku dominan sejati, dan aku tidak akan membuka pahaku untuk dominan lain." kth "Akan ku pastikan kau membuka pahamu lebar-lebar." jjk