Part 05

6.3K 465 9
                                    

/Brak/

"Yak! Appa! "

"Ck, lain kali ketuk pintu dulu, Beomgyu. " Jungkook menghela nafas kasar sementara Beomgyu hanya tersenyum senang menatap sang ayah yang terlihat kesal.

"Yak! Kenapa appa mengabaikanku! Aish"

Beomgyu menghentak-hentakkan kakinya berjalan menuju sang ayah dengan wajah tertekuk. Beomgyu benci diabaikan dan ayah menyebalkannya itu justru mengabaikan entitas dirinya dan memilih fokus dengan komputer di hadapannya yang menampilkan–

"Bukankah itu Kim Taehyung? " dahi Jungkook mengernyit. Ia menoleh menatap sang anak,

"Kau kenal? " tanyanya.

"Tentu saja! Hanya orang bodoh yang tidak kenal lelaki hot itu. Dan mungkin saja appa termasuk salah satunya. " cicitnya di akhir.

"Bagaimana jika dia menjadi eomma-mu? "

Mengabaikan ucapan sang anak, Jungkook  bertanya hal yang membuat Beomgyu menjatuhkan rahangnya seketika dengan tatapan tak percayanya.

"Appa? Kau masih waras, kan? "

"Apa kau mendoakanku gila? "

"Yak! Lalu kenapa appa mau menjadikan Kim Taehyung sebagai eomma-nya Gyu? Kim Taehyung itu di atas appa, do-mi-nan. " tekannya.

Jungkook terkekeh mendengar opini sang anak, "Dan jika itu menjadi kenyataan, apa kau akan menolaknya, Gyu? " ia menopang dagunya di atas meja, menatap Beomgyu dengan smrik-nya.

Beomgyu menghela napasnya, "Lakukan apapun yang appa inginkan asalkan tidak merugikan Gyu nantinya. " ia mengerucutkan bibirnya.

"Tentu saja, appa akan melakukan yang terbaik untuk mendapatkan eomma-mu. "

♪¸¸.•*¨*•..•*¨*•.¸¸♪

Sudah seminggu ini Taehyung melakukan promosi albumnya di dalam negeri dan sekarang ia sangat lelah. Beruntung karena perusahaan memberinya istirahat beberapa hari sebelum kembali memulai aktivitas, jadi Taehyung bisa bersantai sejenak.

Taehyung membuka sosial media di ponsel-nya, dan ia tersenyum senang melihat followers-nya meningkat juga banyak like di postingan yang ia unggah.

Dalam sekali tarikan nafas, Taehyung bangkit dari duduknya di sofa dan berjalan menuju kamar– lebih tepatnya balkon. Hingar-bingar padatnya Kota Seoul menjadi pemandangan yang menenangkan untuknya saat ini. Sebenarnya Taehyung ingin sekali ke pantai, namun perusahaan melarangnya sebelum jadwal-nya selesai dilakukan sepenuhnya.

Taehyung tidak menyesali keputusannya untuk menjadi seorang penyanyi. Ia sudah tahu jika ia memilih menjadi seorang selebriti maka ia akan kesulitan dalam menjalani kehidupan normalnya sehari-hari dan bahkan bepergian. Ah, mungkin jika ia masih berhubungan dengan keluarganya pun ia akan jarang bisa berkunjung karena kesibukan yang ia miliki.

Satu bulir bening menetes dari kelopak matanya, Taehyung menangis. Terkadang di saat kesendiriannya seperti ini, ia akan teringat keluarganya sehingga ingatan-ingatan pada malam itu kembali berputar dalam otaknya.

Taehyung menyayangkan keluarganya yang menentang keras keputusannya untuk menjadi seorang penyanyi. Apakah mereka tidak bisa berpikir terbuka tentang dirinya?

Maksudnya tidak hanya memikirkan tentang uang, martabat, dan kehormatan tapi juga memikirkan anggota keluarga? Terlebih seorang anak.

Memukul kepalanya dengan kencang, Taehyung benci saat dirinya menangisi keluarganya. Ia tidak seharusnya menangisi mereka karena keputusan ini yang Taehyung ambil dan mereka memutuskan begitu pula.

Tidak tahu siapa yang salah, semuanya memiliki impian, tujuan, dan maksud tersendiri dari hal yang di lakoni.

"Kau bisa sakit jika terus berada di luar, ini sudah malam. "

Taehyung berbalik, menemukan Mingyu di belakangnya dengan sekantong keresek sedang di tangan kanan-nya. Taehyung tersenyum tipis, "Kenapa ke mari? " tanyanya.

"Salahkah? Aku hanya ingin memastikan jika kau tidak minun-minum sampai melakukan yang tidak-tidak. " kekehnya di akhir.

"Yak! Kau ini. " kesal Taehyung.

"Sudahlah, masuk ke dalam dan kita makan bersama. Aku membawa banyak makanan nih heum." Mingyu berlalu dari hadapan Taehyung.

♪¸¸.•*¨*•..•*¨*•.¸¸♪

"Apa jadwalku masih banyak? " tanya Taehyung disela-sela makannya.

"Lumayan, kenapa? "

"Tidak, hanya bertanya. Aku ingin ke pantai~ " rengeknya dengan bibir yang di poutkan.

"Kau bisa ke pantai setelah semua jadwalmu selesai. "

"Kapan? " Taehyung menidurkan kepalanya di meja dengan lesu.

"Satu atau dua bulan lagi, mungkin? "

"Hah?! Kenapa kali ini lebih lama? Tahun kemarin hanya satu bulan! " Taehyung menggoyang-goyangkan lengan Mingyu membuat si empunya berdecak kesal.

"Mana aku tahu! Lagi pula perusahaan berniat memberimu promosi ke luar negeri, itu yang aku tangkap beberapa minggu yang lalu. " Mingyu menghempaskan tangan Taehyung dan melanjutkan makannya.

Taehyung menghela napasnya lelah, "Lama sekali hanya ingin ke pantai, huft! " keluhnya.

"Kau juga akan mendapat libur saat promosi ke luar negeri jika itu benar. "

Taehyung hanya mendengung menanggapi Mingyu. Sungguh dirinya tiba-tiba dilanda kemalasan dan ingin cepat-cepat tidur sekarang. Entah mengapa tapi ia rasa ia akan bangun siang besok.

"Jika sudah kau bereskan semua ini, oke? "

Taehyung beranjak dan berjalan menuju kamarnya dengan langkah tak semangat. Sementara Mingyu sudah misuh-misuh di belakang sana mendengar Taehyung berucap demikian.

"Dia pikir aku pembantunya apa? "

Dengan wajah yang tertekuk, Mingyu membereskan meja makan yang terlihat berantakan kemudian pergi dari apartemen Taehyung untuk pulang ke rumahnya sendiri.

TBC

Nothing Like Us || KookV ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang