Pertemuan lima sahabat yang sudah bertahun-tahun berpisah memang bukan hal biasa. Tidak sedikit yang berubah pada diri mereka. Jae sudah menikah dan punya anak yang lucu, bahkan Dowoon juga akan melangsungkan pernikahan hari ini. Masih misteri siapa yang akan mengikuti jejak mereka selanjutnya.
Raut bahagia terpancar dari wajah mereka, hanya saja Lemon sedikit bingung harus apa. Dia merasa sangat canggung karena benar-benar sudah tidak pernah berkomunikasi dengan Brian sama sekali. Perihal membeli obat tadi, seakan Lemon berada di alam bawah sadarnya karena panik hingga bisa sesantai itu berbicara pada Brian. Kalau dipikirkan lagi saat ini, rasanya akan sangat sulit.
Jam sudah menunjukkan hampir pukul dua. Sudah saatnya kedua mempelai itu melangsungkan akad. Beruntung obat yang dibelikan Lemon bekerja dengan baik, membuat Violet berkali-kali berterimakasih pada Lemon. Pernikahan Dowoon dan Violet berjalan lancar dan penuh haru, orang tua mereka sama-sama menangis bahagia. Putra putri mereka kini sudah resmi menjadi sepasang suami istri.
Tak jauh beda dengan sahabat-sahabat Dowoon yang kini duduk di satu meja, mereka juga sempat hampir menangis menyaksikan akad Dowoon dan Violet. Kini kedua mempelai itu sedang sibuk menyalami para tamu undangan
"Lo semua tau, gak? Deg-degan nya udah kayak jantung mau lepas pas ijab qabul tuh. Tapi abis itu lega nya luar biasa. Cobain dah" Ujar Jae
"Enteng bener ngomong cobain, udah kayak mau beli yupi. Lo kira kawin gampang, Bang?" Sanggah Wonpil
"Kawin mah gampang, nikahnya susah" Jae terkekeh
"Astagfirulloh Juna cepat tutup kupingnya!" Seru Lemon
Haru menutup telinga Juna yang sibuk makan pie susu padahal sebenarnya juga Juna belum mengerti. Yang lain cuma bisa ketawa-ketawa.
"Bentar lagi kondangan ditempat siapa, nih?" Jae melirik menatap wajah teman se-meja nya satu persatu
"Wonpil sama Cindy nih kayaknya, eh apa Sungjin sama Lemon. Haduh gak rela gue ngelepas adek semata wayang" Canda Jae"Loh emangnya Kak Lemon sama Kak Sungjin udah jadian? Kok gak bilang-bilang, kan biar bisa dimintain pajak" Ujar Cindy dengan wajah antusiasnya
"Hm? Enggak kok" Jawab Lemon
Sungjin melirik ke arah Lemon, sementara Lemon melirik ke arah Brian. Brian terlihat tak acuh, dia sibuk memainkan ponselnya.
"Gue mau makan, nih. Bareng lah yuk" Ajak Brian lalu memasukkan ponselnya ke saku
Lemon merasa bersyukur karena sepertinya Brian tidak mendengar obrolan tidak penting barusan.
"Yaudah ayuk" Wonpil bangkit dari duduknya diikuti yang lain
Setelah makan sambil menikmati penampilan pengisi acara. Tiba-tiba MC meminta mereka tampil dengan formasi band atas permintaan Dowoon. Katanya Dowoon rindu saat-saat mereka manggung bareng. Hitung-hitung juga sebagai hadiah pernikahan bagi Dowoon.
Setelah kompromi sedikit tentang lagu yang akan dibawakan, mereka akhirnya bersedia tampil. Mereka maju kemudian mengambil instrumen yang tersedia. Time of Our Life adalah lagu yang pas untuk dimainkan di momen pernikahan.
Musik mulai mengalun disertai sorak sorai para tamu undangan, terutama para muda mudi. Mereka semangat sekali menyaksikan lima lelaki tampan itu sibuk dengan instrumennya.
Lemon yang masih duduk di mejanya menatap haru ke arah mereka. Ini juga adalah momen yang Lemon rindukan. Menyaksikan mereka menikmati bernyanyi diatas panggung. Sudah lama sekali pemandangan ini tidak bisa ia saksikan.
Fokus Lemon terarah pada Brian. Brian benar-benar terlihat berbeda, bisa dibilang dia semakin tampan dan keahliannya bermain bass sudah benar-benar layaknya professional. Jari-jari itu seakan tercipta memang untuk memainkan senar bass yang melengkapi indahnya musik mereka.