Cuaca tidak begitu cerah hari ini, tapi juga tidak mendung. Lemon tengah bersiap untuk berangkat kuliah. Setelah merapikan rambut dan memakai sedikit liptint, dia meraih tas nya di meja belajar. Kemudian berjalan keluar. Namun langkahnya terhenti karena sebuah chat masuk ke ponselnya.
Benar saja, Brian sudah duduk santai ngobrol sama Jae di meja makan. Sebenarnya ini sudah termasuk rutinitas, Brian rajin menjemput Lemon untuk berangkat ke kampus bersama. Kecuali ketika Brian ada jadwal hingga Lemon harus diantar Jae.
"Lo dibayar berapa sih sama Lemon sampe mau-maunya jemput hampir tiap hari?" Tanya Jae disusul menyuap sesendok nasi goreng ke mulutnya
Oh ya, yang masakin mereka adalah mbak yang datang tiap pagi dan sore. Ibunya Lemon tengah berada diluar kota untuk waktu yang belum ditentukan sebab harus merawat neneknya yang sakit.
Hal itu cukup membuat Lemon uring-uringan setiap hari. Lemon adalah anak yang cukup dekat dengan Ibunya, maka jika harus jauh begini rasanya ada yang hilang di hari-hari Lemon.
"Gue ikhlas lahir batin kalo buat Lemon mah" Ujar Brian santai sambil mengusap-usap gagang cangkir berisi kopi
"Tuh, Mon. Cowok populer ngomong gitu buat lo. Gimana rasanya?" Jae mencoba menggoda Lemon yang sedang badmood
"Populer karena suka tebar pesona, ya?" Sergah Lemon sambil mengoles selai pada rotinya
"Tobat, Bri" Ledek Jae
Sesaat kemudian, bel rumah mereka berbunyi. Siapa yang bertamu sepagi ini selain Brian?
"Biar gue aja yang buka, Lemon gue lagi makan"
"Ya Allah mules banget gue asli dengernya" Ucap Lemon pada dirinya sendiri disambut tawa Jae
Brian buru-buru beranjak dari duduknya dan berlari kecil menuju pintu.
"Eh, Bang. Masuk" Sambut Brian
Yang datang adalah Sungjin, entah apa yang membawanya sepagi ini datang kerumah Jae dan Lemon. Anyway, umur Brian tidak jauh beda dengan Sungjin. Bahkan mereka berada di tahun yang sama. Tapi entah kenapa aura Sungjin seakan membuat dirinya ingin memanggil Abang.
Sungjin berjalan mengikutin Brian menuju ruang makan. Lemon yang baru saja menikmati gigitan pertamanya hampir tersedak. Orang itu yang membuat Lemon kepikiran hingga ketiduran tadi malam. Tanpa rasa bersalah dia muncul dihadapan Lemon sesukanya. Tapi percuma saja mengomel dalam hati, Sungjin tidak tau apa-apa.
"Lo udah sarapan? Ayok makan bareng" Tawar Jae
"Iya lanjut, Bang. Gue kesini ada perlu dan mau cepet aja" Ujar Sungjin tergesa
"Ada apaan sih?" Tanya Jae penasaran, sementara Lemon masih dalam diam mendengarkan apa yang hendak dikatakan Sungjin
"Gue perlu mobil. Calon mertua gue sakit, gue mesti anter Melati"