20. Still

509 106 49
                                    

Suasana rumah sakit semakin malam semakin hening, hanya beberapa suster yang lalu lalang sehabis mengecek kondisi pasien. Melati tertidur disamping Yaya masih dengan posisi duduk. Sama dengan Sungjin yang juga tak sadar sudah tertidur di sofa panjang.

Sungjin mengerjapkan matanya, diliriknya jam yang melingkar di tangan kirinya. Pukul sepuluh malam dan dia baru ingat bahwa tak ada diantara mereka; Melati dan dirinya yang sudah makan.

Sungjin mengusap wajahnya asal lalu berdiri, dia melihat ke arah Yaya. Anak itu sudah bangun tapi tidak bergeming. Sungjin mendekat. Mengusap puncak kepala anak itu lembut.

"Udah enakan? Yaya mau makan apa?" Tanya Sungjin

Yaya menempelkan jari telunjuk pada bibirnya, mengisyaratkan agar Sungjin tidak terlalu berisik. Takut Bundanya terbangun.

"Yaya mau makan apa?" Sungjin berbisik di telinga Yaya

"Yaya pengen roti bakar full keju, Ayah" Bisik Yaya kembali di telinga Sungjin

"Oke, sebentar, ya. Jagain Bunda"

Yaya mengangguk dengan senyum mengembang dibibirnya

Sungjin berjalan perlahan menuju pintu dan menutupnya hati-hati. Melati benar-benar kelelahan hingga dia tidak sadar akan apapun lagi.

Sungjin berjalan ke area depan rumah sakit. Disana ada bermacam-macam penjual makanan, tujuan utama Sungjin adalah membelikan pesanan Yaya terlebih dulu.

"Mas, roti bakarnya satu, keju semua, ya"

"Siap, Mas"

Sungjin duduk di bangku yang disediakan. Dia baru ingat bahwa tadi Lemon ada bersamanya dan Melati tapi anak itu tiba-tiba hilang entah kemana.

Sungjin memutuskan untuk menelpon Lemon.

Di rumahnya, Lemon baru saja merebahkan dirinya di ranjang. Berjam-jam bersama Brian sungguh ampuh membuat mood nya membaik. Bahkan ia tidak sadar sudah senyum-senyum sendiri sejak masuk ke kamar.

Dering telepon dari Sungjin masuk, raut wajah Lemon seketika berubah.

"Assalamuallaikum" Ucap Lemon

"Waalaikumsalam, ya ampun, Mon kamu dimana?" Tanya Sungjin

Lemon melirik jam dinding di kamarnya, sudah berjam-jam Lemon pergi dari sana dan baru sekarang Sungjin menyadari itu.

"A-ku pulang duluan, mesti balik ke sekolah lagi" Lemon bohong, dia malas memperpanjang obrolan antara mereka

"Serius? Kenapa gak bilang-bilang dulu? Maaf ya, Mon. Aku ikut panik karena Yaya sampe gak sadar pas kamu pulang" Ujar Sungjin

"Gak apa, kak. Jadi gimana keadaan Yaya?"

"Udah baikan, udah bangun. Ini aku lagi beliin Melati sama Yaya makan"

Deg! Oh berarti mereka masih bersama, batin Lemon

"Oh, Alhamdulillah. Ya udah kak, aku mau istirahat dulu. Titip salam sama Kak Melati dan Yaya"

"Iya udah. Selamat istirahat. Sekali lagi makasih ya karena kamu udah nolongin Yaya"

"Iya sama-sama. Assalamuallaikum"

"Waalaikumsalam" Tutup Sungjin

Setelah pesanan Yaya selesai, Sungjin mampir ke penjual mie ayam. Sungjin ingat betul bahwa mie ayam adalah makanan kesukaan Melati. Semoga sampai saat ini masih sama, harap Sungjin.

Sungjin kembali ke rumah sakit, dibukanya perlahan ruangan tempat Yaya dirawat. Memunculkan dua perempuan yang menatap Sungjin langsung.

"Ayaaaaah, roti bakar Yaya?" Yaya yang setengah duduk bersandar pada bantal mengulurkan tangannya

it might be youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang