Chapter 6 : Kantin

149 26 0
                                    

Dering sound tanda istirahat telah berbunyi lima menit yang lalu. Itu artinya sisa waktu istirahat yang dimiliki kelas 12 IPS 2 hanya tinggal 15 menit lagi. Siswanya banyak yang menggerutu karena kata Pak Dadang istirahatnya harus bersamaan satu kelas. Jika tinggal satu anak yang belum menyelesaikan ujian, maka yang lain belum diperbolehkan istirahat.

Sebuah keberuntungan bagi Genta yang sudah kenyang dari tadi dan menghabiskan waktu mengobrol bersama hantu cewek yang baru saja menjadi teman karena terpaksa. Sementara itu Keyvan dan Naufal baru saja keluar kelas karena menunggu satu siswa yang belum kelar ujian. Tentu itu membuat emosi para siswa meledak-ledak.

"Si Genta kemana sih! Dicariin di toilet nggak ada," gerutu Naufal. Saat ini mereka berada di kantin untuk mencari keberadaan Genta. "Pak Dandang biasanya ngasih hukuman di toilet cowok. Otomatis Genta langsung ke kantin sini."

"Pak Dadang!" koreksi Keyvan.

"Nah, eta."

"Udah, ah. Genta udah gede nggak usah dicariin. Kita pesen makanan aja. Anak gue minta dikasih makan, nih," ucap Keyvan sambil memegangi perutnya yang rata.

"Cacing?" celetuk Naufal yang mendapati tonyoran pelan dari Keyvan.

Dua cowok itu akhirnya memesan makanan dan mencari kursi yang kosong. Mata Keyvan menangkap seorang cowok yang sangat dikenalnya sedang bermonolog. Cowok itu duduk di kursi pojok. Dia adalah Genta.

"Fal, itu bukannya Genta, ya?"

Naufal yang masih meneliti dimana kursi kosong untuk mereka duduk pun menoleh. "Mana?"

"Itu, tuh. Kursi paling pojok," tunjuknya.

"Wah, iya. Ngomong sendiri, euy."

"Samperin!" ajak Keyvan menepuk bahu Naufal pelan, "kursi di sana juga kosong."

"Duh, jangan-jangan depresi gara-gara di hukum bersihin toilet."

"Ngaco!"

Sementara Naufal masih membeli minuman, Keyvan pun berlalu menghampiri Genta yang tampak bermuka serius itu. Genta memang selalu memasang muka serius, tetapi sekarang seriusnya berbeda. Dia tampak berbicara sendiri dan memandang kosong di depannya.

"Nggak, ah! Yakali," ucap Genta entah pada siapa. Dia belum menyadari bahwa Keyvan memperhatikannya.

"Selain cara itu emang nggak ada?" monolognya lagi. Keyvan tambah mengernyit bingung.

"Tapi--"

"Gen," sapa Keyvan. Cowok itu tidak ingin berlama-lama melihat kejadian gila di depannya. Mungkin benar kata Naufal kalau Genta sedang depresi.

Genta mengerjap. Ia terlihat seperti maling yang tertangkap basah. Cowok itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Sejak kapan lo di sini, Key?" tanya Genta canggung.

"Baru aja," dustanya karena tidak ingin membuat Genta malu. Keyvan pun duduk di kursi samping dengan nasi goreng yang di pesannya.

"Naufal mana?"

Belum sempat Keyvan menjawab pertanyaan dari Genta, Naufal menghampiri mereka. Ia membawa sepiring nasi goreng dengan minuman teh kemasan.

"Everybody! Gua bawa minuman teh botak nih. Asli, dijamin seger kalau diminum pas siang-siang gini," ucap Naufal dengan menunjukkan minumannya, "Teh botak bikin kita jadi berotak." Naufal pun menyodorkannya pada Genta. "Buat lo."

"Ngiklan, Mas?" Genta menerimanya.

"Ngapa pala lo nggak dibotakin juga biar berotak, Fal?" ucap Keyvan sambil menyuap mulutnya dengan nasi goreng.

Genta School Mistery [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang