Chapter 5 : Bertemu

146 29 0
                                    

"Ssst.. Genta."

Genta yang merasa dipanggil dari bangku belakang pun memutar kepalanya 45 derajat. Manik matanya melirik, satu alisnya terangkat seolah mengatakan 'apa?'

"Nomor dua belas pilihan ganda, jawabannya apa?" tanya Naufal berbisik.

Genta menghela napas. Cowok itu menatap Pak Dadang yang tengah berkutat pada leptop sambil mengawasi siswanya yang diberikan kertas ujian mendadak. Satu kesempatan. Genta mengintip lembar jawabannya sendiri kemudian mengatakan jawabannya tanpa menoleh ke belakang. Takutnya Pak Dadang memperhatikannya.

"D," ucap Genta pelan.

Naufal tak begitu mendengar. "B?" tanya Naufal menyakinkan.

"D, bukan B."

"B apa D, sih? Kerasan dikit dong," bisik Naufal.

"Dodol," geramnya.

"Apa? Bobol?" Sumpah! Kuping Naufal saat ini mendadak nge-blank.

Gigi Genta menggertak. Ingin sekali dia berteriak saat ini juga tepat di telinga Naufal. Namun, itu bukan gayanya. Ia pun mengambil napas dan mengeluarkannya pelan, berusaha mengontrol emosi.

"Uhuk ... uhuk, huruf D, gobl*g!" Spontan Genta pura-pura terbatuk dan mengatakan itu. Sialnya kalimat itu meluncur tanpa di filter.

"Maksud lo gue bego?!" celetuk Dirga yang merasa.

"Ekhem! Gue tertampar, terbogem, terjungkal." Dewa menimpali.

Kampret, dah.

Semua mata tertuju padanya, termasuk Pak Dadang. Jelas mereka mendengar suara kerasnya. Genta jadi salah tingkah. Ingin tersenyum, tapi tidak enak. Ingin nyengir, tapi tidak sopan. Akhirnya Genta pun tersenyum menampakkan deretan gigi disertai cengiran tanpa dosa. Sialnya tangannya ikut berpartisipasi dengan mengangkat dua jari.

Pak Dadang dengan tatapan tajam menghampiri Genta. Cowok itu panik. Ia meneguk salivanya.

"Kamu tadi ngomong apa?"

Genta bingung harus menjawab apa. Dia menunduk, membasahi bibirnya. "Err ... Bapak ganteng."

"Ck! Jangan memutar balikkan fakta, deh," desis Dirga yang dapat didengar oleh Pak Dadang.

"Jadi maksud kamu saya nggak ganteng?"

"Eh, bukan gitu, Pak. Bapak ganteng kok, kayak Kim Taehyung." Tapi bohong, lanjut Dirga dalam hati.

Guru berusia 47 tahun yang tidak kenal siapa Kim Taehyung itu bersungut. Sementara terdengar cekikikan cewek-cewek. Pak Dadang kembali menatap Genta nanar.

Ingat Keyvan? Dia sekarang sedang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Sementara siswa/i fokusnya ke arah bangku Genta, cowok itu pun mengambil ponsel untuk searching jawaban di google. Pintar sekali, bukan?

"Apa bener kamu ngomong, huruf D gobl*g?" tanya Pak Dadang. Sebenarnya Pak Dadang sudah tahu. Tapi ia ingin mendengarnya dari mulut Genta langsung.

Genta mulai membuka mulutnya, memberi penjelasan. Ia ingin melibatkan Naufal juga. Karena kalau dihukum ada temannya. Sementara anak itu tersenyum jahil.

"Maksud say--" ucapan Genta terpotong kala Dewa tiba-tiba menyeletuk.

"Udah, Pak. Jelas-jelas dia tadi ngomong kalau huruf D gobl*g. Nah, kan di sini yang huruf D kita bertiga. Saya, Dirga, sama Pak Dadang sendiri. Jadi kita bertiga gob--" Belum sempat menyelesaikan perkataannya, Dewa mendapat pelototan dari Pak Dadang.

"Maaf, maksudnya kita itu, Dirga sama saya yang gobl*g," koreksinya dengan menunjuk Dirga.

"Kita? Lo aja, kali!" protes Dirga.

Genta School Mistery [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang