Now Playing Juicy Luicy - Lantas
***
Terbiasa bersahabat dengan kesendirian. —Austin Secret.
Juwita sibuk memainkan handphone-nya sedari tadi. Gadis itu berharap Austin mengiriminya pesan. Meskipun Juwita sudah bersikap cuek bukan berarti perasaannya pada Austin hilang begitu saja.
"Apa Austin marah ya karena gue cuek tadi?" tanyanya pada diri sendiri.
"Dasar cowok! Masa cewek marah ikutan marah sih!" protes Juwita kesal.
Juwita membuka album foto dalam galeri handphone-nya. Membuka foto-fotonya bersama Austin. Ya, gadis itu sudah tidak bersama Austin, tapi kenangannya masih ada.
Dada Juwita kembali terasa sesak. Mengingat hal-hal yang sudah ia lewati bersama, Austin.
Saat fokus melihat album foto itu, Juwita mendapatkan panggilan whatsapp dari Renata. Tanpa pikir panjang Juwita langsung mengangkatnya.
Juwita:
HalloRenata:
Gue ada di depan rumah lo, boleh ngobrol sebentar. Ini hal penting. Bersangkutan sama Austin.Juwita:
Okay. Gue keluar sekarang.Renata langsung memutuskan sambungan telephone-nya. Jantung Juwita seketika berdebar begitu cepat.
Ada apa malam-malam gini Renata menghubunginya?
***
"Gue minta sama lo, tolong lepasin Austin untuk gue," kata Renata tanpa basa basi.
"Juwita, gue dulu emang relain Austin untuk lo. Tapi kali ini gue mau minta lo lepasin Austin, ini menyangkut keselamatan papa gue."
Deg...
Bisakah Juwita merelakan, Austin? Setelah gadis itu kehilangan 2 laki-laki yang ia sayang sekaligus?
"Juwita?" panggil Renata, karena tidak ada jawaban dari sang lawan bicara.
Rasanya sesak. Mata Juwita terasa panas.
"Gue harap lo gak egois," ujar Renata. "Keluarga Austinpun setuju soal pertunangan itu."
Juwita menghela napasnya berat. "Kenapa lo bilang ini?"
"Papa gue ...." Renata menahan mati-matian air matanya yang sedari tadi ia bendung. "Dia serangan jantung dan kondisinya saat ini melemah. Itu semua karena Austin menolak pertunangan gue sama dia."
Dada Juwita terasa di pukul kuat-kuat. Berat rasanya jika harus melepaskan Austin. Namun di sisi lain Juwita tidak boleh egois, selama ini Renata sudah baik padanya.
Juwita sangat sayang Austin. Selama ini pria itu yang selalu hadir di masa-masa tersulitnya dan Juwita harus kehilangan lagi.
Renata melangkah lebih dekat pada Juwita. Gadis itu langsung memeluknya erat. "Lo pasti paham perasaan gue sekarang. Lo udah pernah ngerasain yang namanya kehilangan kan?"
"Gue mohon," ucap Renata lemah.
***
Pagi ini Juwita memutuskan untuk ziarah ke makam, Brandon. Meskipun sosok pelindung itu sudah tak lagi terlihat, tapi Juwita masih merasakan kehadirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Austin Secret [END]
Teen FictionCover by @ay_designnn "Kami sudah melakukan yang terbaik," ujar sang dokter membuat tangisan mereka pecah begitu saja. Kehilangan seseorang yang paling berharga akan memberikan luka yang membekas begitu halnya terjadi pada Juwita Keanan. Dunianya ha...