Chapter - 42 || Keributan

1.4K 139 40
                                    

Halloooo...
Siapa nih yang udah nungguin Austin Secret update?
Hari ini aku update-nya lebih cepat (sedikit) wkwk

Oh iyaa Group Whatsapp Austin Secret udah ada yaaa. Untuk yang belum join aku tunggu yaaa❤️

Lo selalu mengambil keputusan dengan cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lo selalu mengambil keputusan dengan cepat. Dan nyatanya keputusan yang lo ambil membuat gue kecewa. - Austin Secret.

***

Austin menjadi tidak fokus dalam pelajaran semenjak hubungan ia dengan Juwita menjadi renggang. Beginilah Austin, pria itu akan sakit hati jika tidak di anggap keberadaannya. Menurut Austin, Juwita sama sekali tidak menghargai Austin sebagai ketua osis.

"Gue mau jemput Johan ke bandara." Entah sejak kapan Lucas berdiri di ambang pintu. Kini pria itu sedang menunggu jawaban adiknya yang sedari tadi melamun sendirian.

Austin menghembuskan napasnya perlahan, lalu memasukan barangnya kedalam tas. Pria itupun langsung berdiri tegak dan berjalan menemui Lucas yang sudah menunggunya.

"Gue ikut."

Austin dan Lucas membawa motornya masing-masing untuk menjemput abangnya itu. Martin dan Ava hari ini ada rapat kerja sehingga Lucas yang di perintahkan untuk menjemput anak pertamanya itu. Johan tidak ingin menggunakan ojek online, pria itu senang jika di jemput oleh keluarganya.

Mereka berdua sudah di sambut oleh wajah masam milik Johan yang tampaknya sedang kesal karena menunggu.

"Mau balik atau kita tinggal?" Lucas memberi penawaran dengan teganya.

Johan berdecak. "Lo berdua masih aja gak ada adab jadi adik. Gue udah nungguin dua jam!"

"Lo sampai jam berapa?" tanya Austin.

"Jam dua."

"Kita pulang jam tiga," balas Austin kalem membuat Johan menyengir.

"Naik lo," perintah Lucas memberikan helmnya.

"Gue naik motor lo aja, Austin," kata Johan.

"Gak!"

Johan lagi-lagi berdecak. Kedua adiknya itu dingin bisa membuat api. Api yang selalu berkobaran dalam diri Johan menghadapi sikap kedua adiknya.

"Bisa aja lo berdua hidupin api di dalam badan gue."

"Kebakar gak?" tanya Lucas dan Austin bersamaan.

"Pikir sendiri!" tukas Johan langsung mengambil alih helm dari tangan Lucas dan naik ke atas motornya.

***

"Mah?" panggil Juwita seraya membuka pintu rumahnya. Juwita tersenyum melihat kehadiran sang mama. "Mah Juwita ka—"

"Sayang, mama berangkat dulu ya. Mama lupa kalau sore ini mama janjian sama om Andre," pamit Yosa tanpa menunggu Juwita menyelesaikan ucapannya.

Austin Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang