Jangan siders yaa, bantu untuk vote dan Comment di setiap partnya. Semoga kalian selalu suka sama cerita ini.
Semoga nanti ada akun roleplay jugaa ya 😊Lo terlalu memaksakan kehendak lo tanpa memikirkan apa dampaknya nanti. - Austin Secret
***
"Gak jelas lo," pungkas Juwita sedikit tertawa.
Gadis itu kembali mengingat ucapan Renata waktu di toilet sekolah. Renata bilang cara Austin menatap Juwita sangat berbeda. Renata juga bilang, Austin memiliki perasaan pada Juwita. Namun gadis itu tidak ingin terlalu berharap. Juwita juga tidak ingin dulu memiliki hubungan dengan siapapun, pasalnya Juwita trauma dengan hal ini.
Kepercayaannya pada seseorang sudah hancur oleh keluarganya. Itulah sebabnya Juwita takut membangun sebuah kepercayaan, atau perasaan pada orang lain.
Austin tertawa. "Hidup lo jangan terlalu di bawa serius."
"Siapa juga yang bawa serius," elak Juwita. "Sebenarnya kita mau kemana sih?"
"Jalan-jalan aja," balas Austin masih berdiri tegak di samping gadis itu. "Gue juga bingung mau kemana."
"Lah? Lo yang ajak lo juga yang bingung," ujar Juwita.
Austin menggaruk kepalanya yang tak gatal. Austin membawa Juwita ke mall memang tidak tau tujuannya apa. "Lo mau beli sesuatu gak?"
Juwita menggeleng kepala sebagai jawabannya. Lalu Austin membawa Juwita ke lantai dua, disanan banyak toko boneka.
Mata Juwita terhenti pada sebuah boneka Stitch bewarna biru yang ukurannya cukup besar. Matanya berbinar, Juwita melihat boneka itu merasa gemas sendiri.
"Mau? Bilang aja?" ujar Austin yang sadar sedari tadi Juwita melihati boneka itu.
"Suka aja lihatnya, belum tentu gue mau beli kan?" tanya Juwita.
Austin menarik tangan gadis itu, Juwita cukup kaget atas perlakuan Austin. Gadis itu semakin kaget saat Austin menemui pegawai yang menjual boneka itu. Juwita terdiam, menatap setiap pergerakan Austin.
"Yang warna biru ya mba," kata Austin pada pegawainya dan memberikan kartu atm yang ada di dalam dompetnya.
Austin tersenyum setelah mendapatkan satu boneka itu lalu bonekanya di sodorkan pada Juwita dengan senyuman yang membuat Juwita sedikit meleleh melihatnya. "Untuk lo," ujarnya. "Semoga suka."
"Lo serius?" tanya Juwita belum menerima boneka itu. Juwita masih memperhatikan Austin dengan raut wajah yang bingung.
"Kalau gue gak serius, ngapain gue beliin," kata Austin pada Juwita, menunjukan bahwa pria itu memang benar-benar serius memberikannya.
Perlahan tangan Juwita terangkat namun raut wajah bingungnya tak kunjung berubah. Gadis itu mengambil boneka yang besar hampir seukuran badannya.
Austin sedikit gemas melihat Juwita. Pemandangan yang membuat Austin tertawa melihat Juwita yang kualahan mengangkat bonekanya.
"Kenapa?"
"Lo lucu."
Juwita berdecak. "Bantuin kek. Berat tau!" Juwita mengercutkan bibir semakin membuat Austin gemas melihatnya.
"Sini gue bawain," ujar Austin mengambil alih boneka Stitch itu.
"Gue gak ngerti gue gak paham," ujar Juwita tiba-tiba. Austin menatap Juwita meminta penjelasan. "Lo kalau mau beliin gue sesuatu kenapa gak ijin dulu? Gue nya mau apa enggak. Waktu lo beliin gitar juga gitu, tiba-tiba narik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Austin Secret [END]
Teen FictionCover by @ay_designnn "Kami sudah melakukan yang terbaik," ujar sang dokter membuat tangisan mereka pecah begitu saja. Kehilangan seseorang yang paling berharga akan memberikan luka yang membekas begitu halnya terjadi pada Juwita Keanan. Dunianya ha...