Chapter - 70 || Menyerah [End]

1.1K 125 105
                                    

Akhirnya kita udah sampai di ending cerita ini.

Gimana perasaan kalian? Udah siap?

SIAPIN HATINYA SEBELUM BACA PART INI YAAA!!!

Sebelum lanjut ke ceritanya boleh aku minta sesuatu???

Bantu agar cerita ini tembus 100k pembaca yuk???

Share dan ajak teman kalian untuk ikutan baca cerita Austin Secret🥺❤️

Komen sebanyak banyaknyaaa

Dan jangan lupa vote, oke?

Happy Reading^^

***

Kenyataan yang paling pahit saat aku sadar, bahwa kita tidak lagi bisa bertemu. — Austin Secret.

***

Sudah seminggu Austin menjalani kemoterapi, di temani oleh Juwita tanpa ada satupun jadwal yang terlewat.

Selama itu juga Juwita memberi kekuatan pada Austin, karena pria itu terus mengeluh kesakitan bahkan muntah-muntah efek dari kemoterapi.

Melihat kondisi Austin seperti itu Juwita kadang menangis dalam diam, hatinya sangat sakit.

Hari ini kondisi Austin sangat menurun drastis. Juwita berdiri di depan ruang UGD, menunggu Austin yang sedang di periksa oleh dokter dan perawat lainnya.

Lucas, David, Daniel, Kiki, Koko, Alex, Claudia, Yolan, Elina bahkan Almira datang dan masih menggunakan seragam sekolah.

"Gimana kondisi Austin?" tanya Lucas panik.

"Masih di periksa dokter kak," balas Juwita sendu.

"Sabar ya, Ta. Semoga aja Austin cepat membaik." Elina merangkul Juwita, memberi kekuatan pada gadis itu.

"Lo yang tenang." Yolan ikut berusaha menenangkan Juwita.

"Kita semua berdoa yang terbaik buat, Austin," timpal Claudia.

"Lo ngapain kesini?" tanya Juwita setelah sadar keberadaan Almira.

"Juwita, ini bukan waktu yang tepat untuk bahas masalah kita yang udah berlalu," peringat Almira.

"Udah jangan berdebat, ini rumah sakit!" tegur Alex.

"I-iya maaf," jawab Juwita. Matanya kembali beralih pada pintu di depannya.

Tak lama setelah itu seorang dokter keluar. "Juwita, Austin mencari kamu. Sekarang kamu boleh masuk."

"Saya boleh ikut gak pak?" tanya Kiki, serius Kiki sangat rindu Austin.

"Maaf, hanya satu orang saja," jawab sang dokter.

***

"Dokter, suster, boleh tinggalin saya sama Juwita sebentar?" tanya Austin pelan. Berbicara saja rasanya sangat berat.

"Baik," balas sang dokter mewakili perawat yang lain juga. Merekapun memutuskan untuk keluar dari sana, memberi ruang antara Juwita dan Austin.

"Hey," panggil Austin karena tidak ada pergerakan dari Juwita. Gadis itu malah diam dengan mata berkaca-kaca menatap Austin. "Lo kenapa?"

Austin Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang