* * *
"Kenyang", Kata Seul Ji.
Kami bertiga berjalan keluar kantin ketika baru saja selesai makan siang.
"Tampaknya aku nggak akan makan lagi dirumah", kataku.
Seul Ji tertawa kecil "Aku pastikan kamu nanti akan makan ramen dua bungkus", katanya tersenyum geli.
"Apa?! Ya!", Teriakku kaget mendengar katanya.
Seul Ji tertawa dan memegang pundak ku "aku cuma bercanda",.
Aku akhirnya cuma ikut tertawa dengan leluconnya. Memang sih, aku banyak makan. Bahkan pernah menghabiskan dua porsi Jajangmyeon.
"Aku akan menunggu kalian disini", kata Jong In didepan toilet perempuan.
Kami mengangguk dan kemudian masuk ke dalam. Saat itu juga, perutku langsung sakit dan tidak tahan untuk__ ya begitu lah. Akhirnya aku menyuruh Seul Ji untuk menunggu didalam kelas saja.
"Apa tidak masalah?",
"Tidak apa-apa, kamu duluan aja. Aku buang berlian dulu", Jawab ku di balik pintu toilet.
Seul Ji tersenyum tipis "baiklah, aku duluan ya", katanya dan pergi.
Aku masih sibuk dan konsentrasi untuk__ ya….
Awalnya langkah Seul Ji menuju kelas tidak ada kendala, tapi tepat di dekat loker.
Brukk…
Seul Ji kaget mendengar suara pukulan didepannya, tapi dia tidak bisa melihat karena begitu banyak siswa yang bergombolan disana. Dengan perasaan yang takut dan penasaran, Seul Ji memberanikan diri untuk mendekat.
"Hah? Dia ngapain lagi sih?"
"Tampaknya dia cari masalah lagi sama Kang Mi Rae"
"Tau tuh, sok jagoan"
"Nggak ada salahnya sih dia mengganggu si tuli"
Suara pukulan tepat di rahang Jong In, dia tersungkur dan berusaha menahan rasa sakitnya. Siapa lagi yang mengganggunya? Tentu saja Ji Eun Tak.
Eun Tak melangkah mendekati Jong In yang terduduk lesu didekat loker, dia jongkok mensetarakan tingginya dengan posisi Bok Dong.
"Ya" memukul kepala Jong In "gw dari tadi manggil-manggil Lo kenapa nggak nyaut-nyaut?" Dia tetap memukul kepala Jong In bertubi-tubi.
Bodoh nya, Jong In tidak melawan sama sekali. Jong In cuma diam pasrah menundukkan kepalanya, dia ingin mengangkat kepalanya tapi entah kenapa dia begitu gemetar. Tangannya gemetar ketakutan, tidak ada hal yang dia lakukan selain diam.
"Ya!" Teriak Eun Tak "Masih diam lo, jawab pertanyaan gw!", Teriak Eun Tak.
Memegang tangan Eun Tak dari belakang "Eun Tak sudah lah, jangan ganggu dia", Kata Seul Ji yang baru datang.
Brukk
Eun Tak mendorong Seul Ji sampai tersandar ke loker dengan keras. Semua siswa cuma bisa menonton tanpa ada yang ikut campur.
Eun Tak melangkah mendekati Seul Ji yang tersandar di loker. Seul Ji gemetaran ketakutan dengan situasi itu, tubuhnya langsung kaku dan dingin.
"Ya!" Itu aku yang berteriak.
Semua siswa termasuk Eun Tak melihat kearahku yang baru datang. Tentu saja aku benar-benar marah, karena kedua sahabatku diganggu lagi oleh si nenek sihir itu.
Aku melangkah maju menghampiri mereka, Seul Ji tampak khawatir begitu juga Jong In. Aku mendekati Eun Tak dan menatapnya dengan tajam.
"Waah… ternyata cukup mudah untuk memanggilmu", Kata Eun Tak tersenyum miring menatapku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Always Ends
Romance"Untukmu yang menyukai salju" "Kamu yang menyukai angin dingin dan putihnya salju" "Kelemahan mu bukanlah hal yang membuat mu menyerah menjalani hidup" "Terjebak dalam sebuah ilusi, mencari bayangan mu yang sempat kutemui. Melihat tatapan mu yang...