04. Who Are You

27 10 2
                                        

*   *   *

 "Lim Min Jon?"

Aku masih berfikir tentang sosok nama itu. Aku duduk dikelasku dan menongkatkan dagu ditanganku.

Memutar-mutar penaku dan berpikir dengan sangat keras.

Siapa sih Lim Min Jon?

Brukk!!!!

Aku kaget dan langsung menoleh kebelakang dengan suara jatuh itu, ternyata Eun Tak datang dan mendorong seorang yang ada di depannya. 

Aku menatap Eun Tak dengan perasaan malas dan ingin rasanya mengusir dia dari dunia ini. Tapi percuma, aku cuma manusia biasa… sudah lah… lanjut aja ceritanya.

Dia menatapku dengan mimisan dan darah di pelipisnya, aku kaget melihat luka itu dan tiba-tiba aku tertawa melihat kondisi wajahnya yang hancur.

Semua siswa bingung dan terdiam menatapku tertawa dengan sangat keras dan terbahak-bahak itu.

 "Masih sempatnya Lo tertawa didepan gw?", Katanya kesal.

 "Oh? Iya" aku mengangguk dan menahan rasa sakit perut karena tertawa. "Ternyata ada juga orang yang bisa merusak wajah Lo tanpa butuh pukulan gw" kataku sambil menghapus air mata kebahagiaan. Wehehe

 "Ikuti gw", katanya.

 "Apaan sih njiir, bel mau bunyi. Lo ngajak gw keluar. Nggak seru lu", Kataku yang masih tersenyum.

Jong In dan Seul Ji cuma diam menatap kami beradu mulut ditengah kelas. Tiba-tiba ketua kelas masuk dan kaget melihat ada dua roket yang ingin meluncur.

 "Ya!, Eun Tak, kamu bukan siswa dikelas ini. Lebih baik kamu keluar sebelum membuat keributan disini" kata ketua kelas yang bijaksana itu.

Cogan pula tuh. Hehe

Aku tersenyum melihat wajah Eun Tak yang kesal dan semakin kesal saat diusir.

 "Annyeong", kataku sambil melambai tangan.

Dia semakin marah dan ingin memukulku tapi ketua kelas kembali berteriak. Melihat aku tertawa bahagia, ketua kelas menggelengkan kepalanya melihat kekonyolan ku yang sangat aneh. 

Aku kembali duduk dan memikirkan tentang Lim Min Jon. Sebenarnya aku pernah mendengar namanya tapi entah dimana. 

Lim Min Jon siapa kamu?

*   *   *

 "Mi Rae, aku ingin duduk-duduk denganmu di pinggir sungai sana", kata Seul Ji.

Dia menunjuk sebuah kursi ditepi sungai Han. Kami melangkah bersama.

 "Apa? Cuaca yang seperti ini kamu ingin duduk disana, kalau membeku gimana?", Tanyaku.

 "Hanya saja, aku ingin duduk disana", katanya lagi.

Aku tertawa saat dia menggandeng ku "baiklah", kataku singkat dan mendekati kursi ditepi sungai itu.

Cuaca benar-benar dingin tetapi entah kenapa Seul Ji ingin menikmati cuaca dingin ini, tetapi… saat kami ingin duduk, Seul Ji malah mendapatkan telepon.

 "Ya"
............
"Baiklah"
............
"Ho, baiklah", katanya dan kemudian mematikan telepon itu.

Aku cuma diam menatap sungai sambil memasukkan tangan ke saku jaketku. Menunggu Seul Ji selesai telponan.

 "Mi Rae, maaf ya. Aku harus pulang sekarang", katanya dengan mata yang terlihat bersalah.

 "Benarkah, apa ada masalah?" Tanyaku khawatir.

Always EndsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang